Terhitung sudah lima hari sejak kejadian dimana Ali mendapat pukulan tak terduga dari Juna, dan seretan paksa dari sang bunda yang waktu itu datang tiba-tiba.Tante Ratna datang menyambangi kediaman keluarga Prilly karena mendapat info dari calon menantunya bahwa Ali sengaja datang kerumah Prilly atas permintaan Prilly, yang nyatanya adalah seratus persen karangan dari calon menantu idamannya.
Dengan emosi yang menggebu-gebu tante Ratna masuk kerumah Prilly tanpa permisi. Lalu dengan sangat tidak sopan langsung menyeret putranya pulang tanpa mau mendengar penjelasan dari siapapun saat itu, emosinya meledak saat calon menantunya memberitahu yang tidak-tidak tentang Prilly dan Ali. Terlebih ia menyaksikan sendiri penuturan dari putranya dan juga Prilly, hal yang paling ia takutkan kini terjadi.
"Ali!"
"Bunda?"
"Ayo pulang!!" Tante Ratna menyeret paksa lengan Ali tanpa menghiraukan penghuni rumah yang pada saat itu menyaksikan kejadian.
"Tante, duduk dulu tan?" Ucap Prilly sembari menggapai tangan tante Ratna berniat ingin mencium punggung tangannya.
"Nggak perlu! saya tidak sudi duduk dirumah orang penyakitan seperti kamu." Dengan kasar tante Ratna menepis tangan Prilly yang sudah menyentuh tangannya.
"Bunda! Bunda kok kasar banget sih?" Tegur Ali tak terima
"Kalau kamu nggak mau bunda bertindak lebih jauh lagi, ayo ikut bunda pulang sekarang!"
"Tapi bun Ali,"
"Udah li kamu pulang aja, oom nggak mau bunda kamu itu bertindak di luar batas pada putri oom." Sahut oom Nicol mendekati putrinya.
"Tolong jaga putri anda supaya tidak mempengaruhi anak saya lagi!"
Setelah mengatakan itu tante Ratna bergegas keluar dengan menarik paksa putranya.
Ceklek
"Makan dulu li?" Ali terjengit kaget dari lamunannya saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok bunda dengan membawa nampan berisikan makanan.
"Ali nggak laper."
"Mau sampai kapan nggak makan? Ingat li besok adalah hari pertunangan kamu." Ucap tante Ratna menahan emosi.
"Mau Ali makan atau nggak makan juga nggak ada pengaruhnya kan buat bunda?" Balas Ali menantang lalu mengalihkan pandangannya kembali keluar.
"Kamu ini kenapa sih? Jangan egois dong li, bunda itu khawatir sama kamu. Bunda nggak mau kamu sampai sakit."
"Lebih baik Ali sakit atau mati sekalian dari pada harus tunangan sama Amara!"
"Ali! Dasar keras kepala." Ucap tante Ratna membentak.
"Ada apa sih bun? Kenapa harus teriak-teriak coba?" Oom Kenan masuk menghampiri istri dan putranya yang terdengar ribut di kamar.
"Bunda nggak tau lagi harus apa sama anak ini, keras kepala banget. Di suruh makan aja dia nggak mau yah, padahal dari lima hari yang lalu dia belum makan sama sekali loh." Jelas tante Ratna pada suaminya.
Ali tetap diam berdiri melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap lurus keluar jendela tak menghiraukan bundanya yang sadari tadi membujuk, keributan bahkan ucapan-ucapan ayah dan bundanya seperti angin lalu baginya.
"Sudah bun, biarkan ayah yang bicara sama dia." ucap oom Kenan akhirnya. Setelah itu tante Ratna pun keluar menuruti perintah suaminya, ya semoga saja putranya itu mau mendengarkan ucapan ayah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
Fiksi PenggemarHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉