"Liburan yuk?"
"Kemana?"
"Iya, liburan kemana emang?"
"Gimana kalau kita liburan di puncak? Di vila bokap gue." Usul Prilly
"Wah... ide bagus tuh, gue sih oke?" Sahut Ken antusias.
"Gue juga setuju!"
"Gue juga, yuhuuuu liburaaan...!!" Kata Oya menyahut kegirangan.
"Dih biasa aja keles oy, norak lo! Hahaha" ledek Sela. Ia sudah sangat hafal tabiat sahabatnya yang satu ini, kelakuannya kayak bocah.
"Tau nih si oya, kayak orang dapet undian aja. Hhaha" tidak hanya Sela, Prilly pun ikut meledek.
"Yeee, biarin. Suka-suka gue dunnn!!" Balas Oya tak peduli dengan ledekan dan olokan sahabat-sahabatnya. Ia sudah tahu sahabat-sahabatnya itu hanya bercanda, memang sih terkadang candaanya kelewatan tapi Oya sudah sangat paham dengan sifat-sifat sahabatnya. Lagi pula dalam sebuah persahabatan itu tidak selalu serius, saling meledek dan mengolok itu sudah hal biasa. Tapi ketika sahabat yang satu membutuhkan sahabat yang lain pasti siap membantu paling pertama, itulah indahnya
Persahabatan."Eh pril, lo udah baca belum surat dari si Ali?" Ken yang penasaran akhirnya menanyakan prihal titipan temannya itu.
"Ken!"
"Iya-iya enggak." Melihat Prilly menatapnya tajam Ken pun ciut. Tidak berani melanjutkan pertanyaannya, soalnya kalau Prilly sudah melotot begitu artinya dia benar-benar tidak suka.
"Eh eh eh... terus kapan kita berangkat?" Tanya Sela memecahkan ketegangan diantara sahabatnya itu.
"Gue udah gak mood!" Balas Prilly ketus. Ia pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya dengan wajah yang di tekuk.
Brukk
"Awwsss!!!" Ringis Prilly memegangi punggungnya.
"Dasar ceroboh!"
"Eh yang salah elo ya, kenapa ngatain gue,"
"Selain ceroboh ternyata gak punya sopan santun juga?"
"Kurang aj... awsss!" Teriak Prilly kesakitan. Tadinya ia bermaksud akan menampar pria di depannya itu, tapi rupanya tangannya itu tidak bergerak mulus ke sasaran karena tiba-tiba pria itu menangkis tangan Prilly lalu memutarnya kebelakang yang kini pria tersebut berada di belakang Prilly memegang tangannya.
"Ya ampun pril, eh lepasin." Teriak oya. Sahabat-sahabatnya yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri Prilly. Tadi saat Prilly buru-buru ingin keluar dari kafe tiba-tiba badannya menabrak seseorang yang kini tengah memelintir tangannya.
"Nih, lain kali kalau jalan pake mata!" Pria itu mendorong Prilly ke teman-temannya sambil mengangkat tangannya menunjuk mata Prilly lalu pergi dengan angkuhnya.
"Ih dasar cowok belagu! Awas ya lo." Teriak Prilly marah.
"Udah udah pril, lain kali makanya hati-hati." Ucap Sela menenangkan.
"Gue gak terima ya di perlakuin kayak gini, awas aja pasti gue bales." Ucap Prilly emosi. Tidak tahu kenapa sekarang Prilly memang lebih emosianal, gampang marah.
"Pril udah. Lagian lo juga salah tadi," sahut Nina
"Jadi lo nyalahin gue?" Merasa tidak terima Prilly pun tersulut emosi.
"Enggak. Enggak gitu pril!"
"Udahlah kalian semua emang gak pernah ada yang ngerti perasaan gue!" Balasnya lalu bergegas meninggalkan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉