Perfect29

3.9K 291 14
                                    

"Sorry, tadi gue gak sengaja." Ucap Juna saat diluar bersiap pamit

"Gak sengaja lo bilang? Cihh, lo pikir gue gak tau."

"Ali udah, jangan diperpanjang lagi masalahnya." Tegur Prilly menengahi.

"Tapi dia udah mukul aku piy,"

"Jadi cowok lebay banget! Baru juga segitu," gumam Juna pelan dengan memasukan kedua tangannya disaku celana.

"Eh lo bilang apa tadi?" Ali yang melihat tampang mengejek dari Juna pun sontak tersulut emosinya.

"Aliii!! Udah udah, kalian kenapa sih?" Prilly menarik tangan Ali yang maju mendekati Juna.

"Gue pergi dulu." Ucap Juna sembari melirik Ali tak suka.

"Hati-hati juna!" Pesan Prilly. Juna menganggukkan kepalanya lantas bergegas manaiki mobil meninggalkan pelataran rumah mewah Prilly.

"Ngapain sih pake bilang hati-hati segala? Sok perhatian!" Ali melengos pergi namun tangannya segera dicekal oleh Prilly.

"Mau kemana?"

"Pulang!" balas Ali ketus

"Ketus amat pak? Kamu gak boleh pulang."

"Kok gitu? Terserah aku lah."

"Awwwss... sakit tau piy! Tega kamu." Ali meringis kesakitan memegang lebam dibibirnya bekas bogeman Juna tadi.

"Sakit kan? Kayak gitu sok sok an mau pulang, sini aku obatin." Prilly menarik paksa lengan Ali masuk kedalam rumahnya kembali. Ali sampai melupakan luka disudut bibirnya gara-gara melihat Juna, yang ada ia semakin emosi ketika melihat Juna.

"Aww sshhh...! Pelan pelan sayang, sakit." Prilly menghentikan tangannya yang sedang mengobati luka di sudut bibir Ali. Tangannya masih berada di bibir Ali, Prilly menatap Ali sembari menetralkan detak jantungnya yang sedang berpacu cepat seakan-akan ingin melompat dari tempatnya. Apa pendengarannya terganggu? Tadi Ali manggil sayang?

Fiuhh...

Prilly mengerjapkan matanya saat dengan sengaja Ali meniupnya.

"Kok ngelamun?"

"Eng...enggak! Siapa yang ngelamun." Balas Prilly gugup kemudian melanjutkan membersihkan darah disudut bibir Ali.

"Luka di bibir aku ini sakitnya enggak seberapa piy, aku lebih sakit saat liat kamu diperhatiin sama cowok lain." Ali hanya bisa membatin. Bibirnya terasa kelu untuk mengeluarkan kata-kata itu, padahal hatinya berteriak ingin mengungkapkan semua yang ia rasakan.

"Hey...!" Prilly mengibaskan tangannya di depan wajah Ali.

"Eh, apa sayang?" Spontan untuk yang kedua kalinya Ali menyebut Prilly sayang.

"Sayang? Kamu lagi ngelamunin Amara ya?" Tebak Prilly. Tiba-tiba dadanya bergemuruh panas saat ia berpikir Ali sedang melamunkan Amara.

"Enggak. Sedikitpun aku gak pernah mikirin dia ih," sangkal Ali cepat. Ali tidak ingin Prilly salah paham.

"Kalaupun mikirin juga gak ada urusannya sama aku, itu hak kamu." Balas Prilly sembari memberesi kotak P3K.

"Pikiran aku udah penuh sama kamu, gak ada ruang buat mikirin cewek gak jelas itu." Entah kenapa Ali tidak suka mendengar Prilly berkata seperti itu. Ia tak rela jika Prilly tidak peduli lagi dengannya. Sangat tidak rela!

"Ekhem, yi kayak nya aku udah harus ke kampus deh." Ucap Prilly menetralkan detak jantungnya dengan mengalihkan pembicaraan.

"Aku anter ya?"

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang