Perfect8

3.9K 310 0
                                    

"Tante. Prilly gimana tan?"

"Kita berdo'a yang terbaik aja ya, semoga dia baik-baik aja."

"Kamu sabar, duduk dulu li. Tenangin diri kamu." Oom Niccol menuntun Ali untuk duduk menunggu. Ya, Ali mendapat kabar katanya Prilly terjatuh dari tangga. Ia begitu shok mendengarnya, hingga malam sudah sangat larut pun Ali nekat datang kerumah sakit menggunakan motor. Pasalnya tadi ia sempat berdebat dengan mamanya, jadi ia tidak sempat untuk mencari kunci mobil, yang ia dapati hanya kunci motor.

"Oom, bagimana semua ini bisa terjadi?" Tanya Ali lagi. Dia begitu shok, khawatir sudah pasti. Mendangar kabar sahabat hidupnya kini sedang berada di meja operasi, mempertaruhkan segala kemungkinan.

"Tadi..." baru oom Niccol akan menjawab, pintu ruang operasi terbuka. Rupanya operasi sudah selesai.

"Hana, gimana anak ku han?" Tanya tante Lia dengan cemas.

"Alhamdulillah operasinya lancar. Dan kondisi piyi sudah membaik," jelas dokter Hana

"Alhamdulillah ya Allah," mereka sama-sama mengucap syukur. Lukanya memang tidak begitu parah, namun ada cedera dibagian kepala karna benturan. Jadi Prilly harus di operasi, hanya operasi kecil.

"Tan, apa aku boleh liat piyi sekarang?" Tanya Ali meminta izin.

"Boleh kok. Oh iya kak, ada yang ingin aku bicarakan pada kalian? Ayo ikut aku." dokter Hana menjawab lalu mengajak oom Niccol dan tante Lia untuk ikut keruangannya.

"Yaudah, li tolong jagain piyi dulu ya. Oom dan tante akan segera kembali." ucap oom niccol.

"Iya oom."

Ali memasuki ruangan tempat dimana kini Prilly terbaring lemah, wajahnya begitu pucat, matanya terpejam rapat. Mungkin efek obatnya.

Ia menghampiri Prilly dengan perasaan bersalah, kenapa ia harus mengabaikan Prilly selama seminggu ini. Jika harus memilih, Ali bahkan tidak ingin melakukan itu. Tapi apalah daya, semua sudah terjadi.

"Hai piy, apa kabar?" Pertanyaan macam apa itu ia bahkan menertawakan dirinya sendiri atas pertanyaanya.

"Aku tahu kamu pasti masih marah kan sama aku, marah atas sikapku belakangan ini."

"Jujur piy, demi apapun aku terpaksa ngelakuin ini sama kamu!" Ali terisak menangis. Ia menunduk dengan menggenggam tangan Prilly.

Ceklek

"Li?" Sapa tante Lia masuk bersama dengan oom Niccol.

"Eh iya tan, kalian udah kembali? Kalau gitu Ali pamit ya oom tante?" Ali yang kaget karena kedatangan oom Niccol dan tante Lia langsung mengusap air matanya yang sempat keluar.

"Kok buru-buru li? kalau kamu masih mau disini nggak papa kok, biar oom sama tante nunggu diluar." Balas oom Niccol.

"Enggak usah oom. Ali harus pulang kasian bunda dirumah sendirian, kebetulan ayah baru berangkat ke luar Negeri. Oh iya, gimana keadaan piyi? Apa kata tante Hana?"

"Alhamdulillah udah normal li, insya Allah besok kalau kondisinya sudah membaik bisa pulang. Sekarang dia masih terpengaruh sama obat bius, makanya dari tadi belum bangun." Jelas oom Niccol

"Alhamdulillah. Yaudah oom tante, Ali pamit ya" Ali pamit lalu mencium punggung tangan orang tua di depannya kini. Berhadapan dengan kedua orang tua Prilly membuat Ali semakin merasa bersalah. Lagi pula ia tak ingin jika Prilly sadar nanti melihat dirinya, itu akan semakin membuatnya sakit.

"Yaudah hati-hati ya li," pesan oom Niccol mengusap bahu Ali.

***

"Li li, tunggu!"

"Kenapa oy?" Ali menghentikan langkahnya saat mendengar ada yang memanggilnya.

"Lo tau nggak sih Prilly kemana?"

"Gue nggak tau." Balas Ali datar kemudian beralalu dari hadapan oya.

"Dih. Itu anak kenapa sih? Biasanya dia paling care kalau soal Prilly." Tanya oya heran. Tak ingin memikirkan sikap anehnya Ali oya pun bergegas memasuki kelas karna bel masuk sudah berbunyi.

"Anak-anak ibu akan menyampaikan berita kurang baik, teman kita Prilly tidak mesuk sekolah karena dia dirawat dirumah sakit, kata orang tuanya dia mengalami sedikit kecelakaan." Jelas ibu Sukma memberitahu. Kebetulan saat ini memang jam nya ibu Sukma guru Biologi.

"Hah... Prilly kecelakaan bu?" Tanya oya tak percaya.

"Iya. Kita do'akan supaya Prilly cepat sembuh dan kembali sekolah lagi ya, untuk yang mau menjenguk bisa bareng ibu nanti pulang sekolah." Ucap ibu Sukma lagi.

"Iya buuu!"

***

"Eh li,"

"Kenapa?"

"Lo mau jenguk Prilly kan? Bareng kita ya. Anak-anak osis juga mau jenguk katanya," sapa Sela mengajak Ali.

"Sorry gue nggak bisa, gue ada latihan basket!" Balas Ali dan berlalu begitu saja. Teman-temannya yang menyaksikan itu saling berpandangan merasa heran.

"Oy, Ali sama Prilly lagi berantem?" Sela menyenggol lengan oya bertanya. Yang ditanya hanya balas dengan mengedikkan bahunya acuh.

"Aneh..." gumam Ken. Akhirnya mereka memutuskan sama-sama berangkat menuju rumah sakit untuk menjenguk Prilly.

"Piyiiiiii..." teriak oya heboh saat masuk ke ruang rawat Prilly.

"Ssstttt! Oya jangan berisik." Tegur Sela. Temannya yang satu ini benar-benar tidak tahu tempat. Tidak disekolah, tidak juga dirumah sakit selalu saja heboh sendiri.

"Hai pril, tante." Sapa Sela lalu mencium punggung tangan tante Lia. Kebetulan ada tante Lia juga sedang menyuapi Prilly. Ya, sejak kemarin tante Lia menemani Prilly dirumah sakit. Untuk saat ini ia tidak boleh egois, kemarin oom Niccol dan tante Lia mendapat warning dari dokter Hana soal kondisi Prilly terkini. Sebelum ia menyesal, lebih baik ia mengenyampingkan egonya sekarang. Kalau oom Niccol seperti biasa sudah berangkat ke kantor, karena melihat kondisi Prilly yang semakin membaik akhirnya ia memutuskan untuk ke kantor. Ia juga masih banyak pekerjaan yang  harus diselesaikan.

"Haii, kalian kok repot-repot sih jengukin gue segala." Balas Prilly tersenyum.

"Ya enggaklah piyi, kita itu khawatir tau pas dengar  katanya lo kecelakaan. Heuhh emangnya si Ali tuh diajak kesini malah nggak mau dia." ceplos oya. Oya menutup mulutnya keceplosan. Anak ini rem mulutnya putus deh kayaknya, ceplas ceplos mulu 😂

"Gue mohon sama kalian jangan ada yang bahas dia, bisa?" Ucap Prilly datar.

"Tapi semalam Ali..."

"Mam!"

"Oke..." tante Lia mengangkat kedua tangannya menyerah. Ia tidak tahu ada masalah apa sebenarnya antara putrinya dengan sahabatnya itu, biasanya mereka lengket benget kaya botol sama tutupnya kemana-mana selalu berdua. Tapi kini mendengar namanya saja ia ogah, seperti semalam tante Lia memberitahu Prilly kalau Ali datang menjenguknya tapi Prilly meminta mamanya itu untuk tidak membahas Ali. Entahlah tante Lia sendiri bingung, mungkin nanti setelah kondisi putrinya itu benar-benar pulih baru ia akan menanyakannya.

***

Kasih jempol cantik dan komennya dong jangan jadi pembaca gelap terus biar aku semangat ngetiknya. Okeh.. okeh.. okeh..? 😉😉

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang