"Haii semunyaaaa...!"
"Ha...haiii,"
"Prilly?"
"Ini beneran elo?"
"Sumpah demi apa? Lo berubah banget pril!"
"Apaan sih kalian, emangnya gue power ranger bisa berubah segala."
"Piy tatap mata gue. Ini seriusan Prilly Niccollette, gadis anggun nan cantik itu?" Tanya oya mengarahkan Prilly untuk menghadapnya.
"Ih oya! ya ini gue lah Prilly. Lo pikir gue setan?" Balas Prilly kesal. Prilly melepaskan tangan oya yang berada di pundaknya.
"Dan satu lagi, mulai sekarang jangan pernah panggil gue dengan sebutan itu." Imbuhnya
"Pril, elo sadar kan dengan apa yang elo pake?" Tanya Sela yang sadari tadi hanya memandangi Prilly dari atas hingga bawah.
"Gue sadar se sadar-sadarnya lah sela sayaaaang!"
"Tapi pril biasanya kan lo selalu pake seragam panjang, kenapa sekarang pake yang pendek?" Tanya Nina heran. Ya, pasalnya selama ini Prilly selalu mengenakan rok panjang dan baju panjang untuk seragam sekolahnya. Makanya teman-temannya pada heran sekaligus bingung.
Pagi ini dengan mengejutkannya Prilly tampil beda, Prilly yang selalu terlihat anggun dengan seragam panjangnya, kini ia mengenakan seragam serba pendek. Bahkan rambutnya saja yang biasa ia gerai kini di kuncir kuda dengan menggunakan poni pada bagian rambut depannya. Pemandangan yang cukup mencolok setelah kurang dari 3 tahun Prilly bersekolah di SMA Nusa Kreativ.
"Loh apanya yang salah? Kalian sendiri pake seragam pendek semua, terus apa bedanya sama gue?"
"Ya enggak ada yang salah sih, cuma aneh aja tiba-tiba lo berubah drastis gini?" Sahut oya.
"Aneh? gue tanya ya sama kalian semua, emang ada peraturannya di larang berpaikaian seragam pendek?" Balas Prilly agak kesal dengan respon teman-temannya itu. Kenapa teman-temannya itu jadi rempong saat melihatnya hanya berpakain seragam pendek, dan ia rasa seragam yang ia kenakan masih dalam batas wajar, tidak melanggar peraturan sekolah.
"Nggak ada pril, cuma kita..."
"Udah deh kalian nggak usah ngurusin seragam gue, toh gue juga nggak melanggar peraturan ini. Jadi sah-sah aja dong."
"Prilly ikut aku sekarang!"
"Apaan sih lo?"
"Ayo ikut?"
"Nggak mau! Emangnya lo siapa sok ngatur-ngatur gue?" Teriak Prilly meronta karena ia di tarik paksa oleh Ali.
"Ali lepas!" Prilly menghempaskan tangannya yang Ali cengkram kuat setelah sampai roftof. Ali membawanya ke sebuah roftof gedung sekolah yang sepi, Ali sengaja membawa Prilly ke tempat itu agar tidak ada yang tahu, bisa heboh kalau ada salah satu teman sekolahnya melihat.
"Ngapain kamu pake seragam pendek gini?" Tanpa menunda Ali langsung to the poin menanyakan hal yang sadari tadi mengganggu penglihatannya kini.
"Ngapain? Serah gue lah!"
"Kamu kenapa sih?"
"Elo yang kenapa? Masalah lo apa sama penampilan gue, lo siapa sok ngatur-ngatur gue?" Bukannya menjawab Prilly malah menentang Ali dengan pertanyaan-pertanyaan pedasnya.
"Oh gue lupa, kalau kita ini udah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Sorry udah bersikap kayak tadi!"
"Bahkan dari dulu pun elo nggak berhak ngatur gue!"
"Dan salahnya gue terlalu peduli sama orang egois kayak lo!"
"Egois? Kalau gue egois, terus lo apa? Tiba-tiba jauhin gue dengan cara yang nyakitin kayak gini?" Balas Prilly berteriak di depan muka Ali.
"Bahkan gue nyesel udah pernah kenal sama lo PRILLY NICCOLLETTE!!!" Balas Ali meneriaki Prilly balik. Kemudian ia pergi meninggalkan Prilly yang masih mematung dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Sungguh bukan yang ia inginkan berteriak pada prilly seperti ini, namun rupanya Ali terbawa emosi hingga ia tidak dapat mengontrolnya.
"Ayi, jadi... kamu nyesel udah pernah kenal sama aku? Asal kamu tau apa yang aku lakuin hari ini demi menarik perhatian kamu lagi yi, aku mau ayiku kembali."
"Tapi aku senang ternyata kamu masih care sama aku, yaa... walaupun cara kamu nyakitin, tapi se enggak nya aku tau kalau sebenarnya kamu masih peduli sama aku." Lirih Prilly dengan berlinang air mata. Ia sudah tak sanggup lagi menahan air matanya.
"Gue nggak boleh cengeng, gue harus kuat. Gue akan buktiin sama dia kalau gue bisa tanpa dia!" Tekad Prilly kuat. Prilly menghapus air matanya kasar, ia berniat akan ke toilet dulu sebelum masuk ke kelas. Ia tidak mau teman-temannya curiga.
Dan tanpa Prilly sadari dari kejauhan Ali melihatnya bahkan mendengar apa yang Prilly katakan.
***
"Permisi pak." Ternyata sudah ada pak Handoko di kelas. Prilly pun meminta izin masuk, untung saja pak Handoko guru yang cukup baik sehingga Prilly tidak ditanya-tanya. Syukurlah. Ia mengedarkan pandangannya, tidak ada Ali. Kemana dia? Batinnya. Ah apa pedulinya.
"Pril dari mana?" Bisik oya menyenggol lengan Prilly.
"Apaan sih."
"Ih ditanya juga, lo berantem ya sama Ali?" Seolah tidak menyerah oya bertanya kembali.
"Moya Anandita, kalau mau ngobrol silahkan di luar!" Tegur pak Handoko.
"Eh eng... enggak pak."
"Yasudah, kamu maju ke depan kerjakan nomor satu."
"Tapi pak saya belum ngerjain,"
"Makanya jangan ngobrol terus!"
"Iya pak, ma'af!"
"Rasain lo!" Ledek Prilly .
***
Kasih vote and comment nya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉