Rupanya cuaca pagi ini tidak bersahabat, tadi saat dirumah cerah tidak ada tanda-tanda akan datang hujan, namun ternyata tiba-tiba hujun mengguyur ibu kota di hari yang masih pagi.
"Uhhh tau ujan gini mah gue minta jemput sama ken," gerutu Prilly sambil menunduk membersihkan bajunya yang sedikit basah terkena air hujan saat akan berteduh tadi.
Tin.. tin..
Tin.. tinn..
Prilly mendongakkan wajahnya melihat mobil yang tak henti-henti membunyikan klaksonnya. Berisik
"Ayo naik," perintahnya dari dalam mobil.
"Lo ngomong sama gue?" Tanya Prilly karena ia merasa kenal dengan orang tersebut.
"Ck. Buruan!" Decaknya angkuh
"Gak perlu tuan angkuh, gue bisa naik angkutan umum." Balas Prilly geram. Se enaknya saja merintah-merintah, dia pikir siapa.
"Eh lo mau telat? Terus nggak bisa ikutan kuis, mau lo?" Ucapnya lagi agak panjang.
"Ish, yang telat juga gue ini, kenapa lo yang sibuk sih?"
"Ck. Kepala batu, ujannya bakalan lama, angkutan juga jarang lewat. Lo mau nunggu hujan reda berapa lama lagi disini hah?"
"Jangan sia-siain hidup lo dengan cuma-cuma nunggu hujan gak tau kapan terangnya!" Ucap Juna penuh penekanan. Ya, dia Juna. Teman Prilly eh ralat, seniornya Prilly.
"Maksud lo apa sih?" Tanya Prilly mengerinyitkan dahinya heran. Omongannya kok jadi ke hidup-hidup?
"Ahh lama lo." Juna pun keluar dari mobilnya untuk menghampiri Prilly kemudian menarik paksa Prilly masuk kedalam mobilnya. Setelah itu Juna langsung tancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata hingga membuat Prilly kehilangan keseimbangan.
"Eh gila ya lo? Pelanin gak mobilnya? Kalo gak gue lompat nih." Teriak Prilly dengan wajah panik. Akhirnya Juna menurut memelankan laju mobilnya membuat Prilly bernapas lega.
"Dasar cowok angkuh, gak waras, lo kalau mau mati jangan ngajak-ngajak gue!" Ucap Prilly jengkel setelah mengatur napasnya.
"Gak di ajak juga bakalan mati."
"Yaiyalah, lo pikir lo sendiri gak akan mati?"
Juna hanya balas mengedikkan bahunya acuh, lalu fokus menyetir. Setidaknya ia sudah membantu gadis di sampingnya itu dengan menghindar dari kedinginan yang akan berbahaya untuk kesehatannya.
***
Prilly yang turun dari mobil senior yang terkenal tampan namun angkuh itu menjadi pusat perhatian seluruh mahasiswa dikampus, alhasil itu membuat Prilly merasa risih. Bagaimana tidak? Mendapat tatapan mengintimidasi lebih dari 100 orang tentunya aneh bukan?
Namun Prilly tetap melanjutkan langkahnya mencoba menghiraukan orang-orang yang menatapnya penuh tanya itu.
"Pril?"
"Hhh, oya akhirnya lo datang." Prilly bernapas lega saat Oya datang menghampirinya.
"Kenapa emang?"
Prilly tak menjawab malah mengedikkan bahunya pertanda ia tidak tahu.
"Prillyyyyyy...!!" Sapa Sela heboh tidak seperti biasanya. Bahkan ia lari untuk menghampiri Prilly dengan di ikuti Nina juga Ken di belakangnya.
"Apaan sih sel? Tumben lo heboh, ketularan oya?" Prilly tertawa kecil melihat sahabatnya itu.
"Ihhh lo harus jelasin, kenapa tadi lo datang sama ka Juna?" Tanya Sela menodong.
"Oh itu, dia yang maksa gue."
"What? Lo serius? Ka Arjuna yang gantengnya berlapis-lapis itu maksa lo buat berangkat ngampus bareng?" Sahut Oya tak kalah heboh lengkap dengan mulut menganganya.
"Oya lebe!" Ledek Ken sambil merauk wajah Oya hingga sang empunya menarik wajahnya menghindar dari tangan Ken yang menurut Oya bau ketek itu.
"Ken orookkk!! Ish bau ketek." Pekik Oya menatap tajam Ken yang disambut gelak tawa oleh sahabat-sahabatnya.
"Udah udah ah, masuk yuk? Noh pak bondan udah jalan mau ke kelas." Lerai Nina mengajak sahabat-sahabatnya untuk masuk sambil menunjuk dosen yang akan memberi kuis pagi ini sedang berjalan menuju kelas.
Akhirnya mereka berebut lari saling mendahului sebelum keduluan dengan dosen yang terkenal killer itu.
***
"Gila pak bondan ngasih kuis di tongkrongin mulu, gue gak bisa nyontek kan tadi." Gerutu Oya setelah mendaratkan punggungnya di kursi kantin.
"Huuuwww, makanya belajar saroyaaaaa...!" Sahut Ken meledek.
"Eh gue udah belajar ya Ken orokk!" Sangkal Oya tak terima.
"Kalau belajar ngapain mau nyontek? Euhhh ngeles aja lo kayak bajaj."
"Gue itu emang udah belajar, belajar bikin contekan." Balas Oya yang sukses mendapat toyoran dari Ken, yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya itu. Setelah menghentikan aksi meledek Oya, Ken menatap Prilly serius seperti akan mengatakan sesuatu.
"Pril, Aliii..."
"Ken!"
"Ya ya ya," mendapat tatapan tajam dari Prilly akhirnya Ken tak berani melanjutkan ucapannya. Ia memilih diam dari pada sahabatnya itu ngamuk.
"Lo udah minum obat?" Tiba-tiba terdengar suara pertanyaan dari samping Prilly. Prilly hanya memutar bola matanya malas, ia kenal betul suara itu.
"Bukan urusan lo,"
"Sekarang jadi urusan gue!" balasnya dingin. Terlihat Juna sedang berdiri disamping Prilly sembari melipat kedua tangannya di depan dada dengan tampang angkuhnya seperti biasa.
Oya, Ken, Sela dan Nina saling berpandangan heran. Ada apa dengan kedua makhluk di depannya ini? Akhirnya suasana pun jadi tegang karena setelahnya Prilly tak merespon pertanyaan dari Juna. Hanya ada keheningan diantara mereka, dan kini mereka pun jadi pusat perhatian di kantin.
"Prilly Nicollette! Lo dengar gak apa yang gue bilang?" Kini Juna bertanya dengan nada lebih tegas.
"Iya gue minum! Kenapa sih lo ngeribetin gue mulu?" Balas Prilly kesal. Lalu mengeluarkan obat dari dalam tasnya, kemudian meminumnya dan itu membuat Juna menyunggingkan senyum tipisnya. Tidak sia-sia bersikap sedikit keras pada gadis itu karena pada akhirnya ia menuruti.
Setelah melihat Prilly selesai meminum obatnya, Juna pun tersenyum puas dal hati kemudian berlalu meninggalkan kantin.
"Lo sama dia ada hubungan apa pril?" Tanya Ken yang sadari tadi hanya diam memperhatikan.
"Nggak ada," balas Prilly sekenanya.
"Nggak ada kok dia bisa tau banget jadwal lo minum obat?"
"Mana gue tau, mungkin dia pengagum rahasia gue." Balas prilly asal.
"Pengagum rahasia? Ahahaha" Ken tertawa terbahak.
"Yaudah sih biarin aja, siapa tau ka Juna itu suka sama Prilly makanya dia perhatian gitu." Sahut Nina
"Iya, lagian kalaupun ka Juna suka juga gak ada masalah, Prilly jomblo, ka Juna... eh ka Juna jomblo gak sih?" Tanya Oya pada Sela.
"Meneketehe...!" Balas Sela dan Nina kompak. Oya pun mengerucutkan bibinya kesal.
"Udah ah gak usah bahas cowok ngeselin itu. Merusak suasana aja." Ucap Prilly kemudian melahap baksonya yang sadari tadi dianggurin. Kasian bakso!
***
Jangan lupa kasih vote and comment nya yaaa 😉😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉