"Li!"
Ali menghentikan langkahnya yang sudah ingin menaiki anak tangga saat mendengar ada yang memanggilnya, Ali baru saja pulang dari sekolah. Pulangnya sih sejak tadi siang, hanya saja ia mampir dulu ke rumah Prilly seperti biasa.
"Iya yah?" Jawab Ali menghampiri ayahnya dengan melangkah gontai.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang?" Tanya ayahnya sakarstik
"Dari rumah Prilly yah."
"Rajin banget kamu dateng kerumah anak itu, sampai setiap hari."
Ali memutar bola matanya malas, ayahnya itu kalau ada dirumah pasti cari ribut.
"Apa masih ada yang mau ayah omongin? Kalau nggak ada aku mau mandi."
"Kamu ini, ayah jarang ada dirumah lho tapi kamu kayanya biasa aja. Nggak kangen sama ayah?" Ucap oom Kenan memandang putra semata wayangnya.
"Udahlah yah, aku gerah pengen mandi." Balas Ali berlalu meninggalkan oom Kenan dengan rasa sesak didadanya. Sebenarnya Ali tak ingin bersikap seperti itu pada ayahnya, tapi apalah daya rasa kecewanya begitu berat hingga mengalahkan rasa sayangnya.
***
"Hai guys, gue ada kabar bagus buat kalian!"
"Kabar apaan oy?" Tanya Prilly penasaran
"He'em kabar apaan sih? Paling juga nggak seheboh kabar Ali mau nikahin Prilly." Celetuk Sela salah satu anggota osis.
"Apaan deh sela." Sahut Prilly tersenyum
"Kan, kan... dia senyum. Li buruan deh halalin!" Balas Sela menggoda. Ali dan Prilly yang mendengar celetukan teman-teman anggota osisnya itu hanya tersenyum menanggapi.
"Eh udah udah, back to good news. Kalian nggak mau dengar berita baiknya apa?" Ucap oya heboh.
"Berita apa oya takoya koya sampe bikin lo heboh gini?" Ali angkat bicara yang sadari tadi hanya diam mendengarkan. Saat ini memang sedang ada rapat anggota osis senior, ya mengingat mereka sudah kelas tiga jadi otomatis jabatan mereka sudah digantikan dengan anggota osis yang baru. Rapat ini pun untuk membahas acara serah jabatan.
"Cieee Ali penasaran ya?" Balas oya sengaja menggoda Ali dengan menaik turunkan alis tipisnya.
"Aishh oya, ngomong aja lu. Kapan ngasih tau nya!" Kata Prilly gemas.
"Iya iya. Jadi gini berhubung acara serah jabatan akan segera kita laksanain, gimana kalau acaranya kita adain dipuncak aja." Usul oya serius.
"Oyaaaa!!" Oya menutup telinganya karena mendapat teriakan dari semua anggota osis.
"Dari tadi juga kita lagi bahas itu oyaaaa! Ish ini anak koslet emang." Balas Ken geram.
"Hehehe..." oya hanya balas nyengir dengan watadosnya.
***
"Piy kalau seandainya aku pergi jauh, apa yang akan kamu lakuin?"
"Marah. Aku pasti bakal marah besar sama kamu."
"Kenapa harus marah?"
"Iyalah. Artinya kamu ngingkarin janji kamu dulu,"
"Kamu masih ingat?"
"Selalu!"
"Tapi aku harus pergi piy." Ucapan Ali itu sontak membuat Prilly terbangun dari tiduran dipahanya. Iya, mereka sedang di danau selepas pulang sekolah tadi. Pulang sekolah pengennya sih langsung kerumah, tapi mengingat dirumah serasa tak berpenghuni rasanya enggan untuk pulang. begitulah kira-kira pemikiran mereka.
"Maksud kamu?" Tanya Prilly bingung. Ia merubah posisi duduknya hingga menghadap Ali, memandang sahabat kelakinya itu serius.
"Ak...aku"
"Aku?"
"Aku mau pergi, mau pergi pulang. Hahaha" jawab Ali. Ia bangkit lalu berlari sambil tertawa puas.
"Aaaa ayiiiii... nyebelin!"
Akhirnya mereka kejar-kejaran seperti anak kecil, tapi itulah kebahagiaan mereka. Bagi mereka bahagia itu sederhana, tak harus jalan-jalan keluar negeri, makan direstoran mewah, atau belanja di mall. Dengan hanya kejar-kejaran yang menurut orang lain seperti anak kecil, itu adalah kebahagiaan mereka sesungguhnya. Bisa tertawa lepas tanpa beban.***
"Assalmu'alaikum mam?" Ucap salam seseorang yang telah lama menghilang, menghilang tak pulang-pulang tepatnya.
"Wa'alaikum salam." Tante Lia menyambut kedatangan suaminya itu dengan mengecup punggung tangannya. Mereka berpelukan lama, sampai bi Sari saja terharu melihatnya. Kurang lengkap rasanya tanpa putri semata wayang mereka.
"Mama apa kabar?" Oom Niccol melepas pelukannya lalu bertanya.
"Alhamdulillah baik pap, papa sendiri?" Jawab tante Lia lalu bertanya balik.
"Alhamdullilah sehat, seperti yang mama liat." Balasnya tersenyum.
"Oh iya mam, piyi kita mana? Dia udah pulang sekolah kan?"
"Udah, tapi biasalah dia lagi sama ayi."
"Ayi sahabat kecilnya itu?"
"Iya. Piyi kan selalu sama dia, mama juga nggak akan percaya kalau perginya sama orang selain dia!"
"Papa senang piyi punya sahabat seperti Ali, sepertinya dia sangat menyayangi putri kita dan menjaga banget ya mam." Ucap oom Niccol sambil berjalan menuju kamarnya.
Sebenarnya panggilan piyi dan ayi itu merupakan panggilan mereka sewaktu kecil, soalnya kan kalau anak kecil ngomongnya masih cadel, eh malah keterusan sampe gede.
"Iya pap, mama juga ngerasain itu. Mama punya banyak harapan sama anak itu," kata tante liat menyahut.
"Semoga apa yang kita harapkan bisa terwujud!"
"Semoga!"
***
Haiiii balik again 😉
Jangan bosen, ikutin alurnya aja.
Vote and comment selalu! 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉