Perfect40

5.4K 306 16
                                    

    Prilly Niccollette
    Will you marry me? 💙

Sebuah tulisan tergantung indah tepat dikaca jendela ruang dimana Prilly sedang belajar dikampusnya dengan balon pada sisi kiri dan kanannya. Shok? Tentu saja. Malu? Bukan lagi. Rasanya Prilly ingin menghilang saat itu juga melihat tatapan dan teriakan serta siul-siul dari teman-teman sekelasnya. Ali, Prilly yakin semua itu adalah perbuatan sahabat hidupnya yang super annoying itu.

"Prilly, kamu bisa jelaskan?" Dosen yang tadinya sedang fokus menulis sesuatu pada papan tulis akhirnya berbalik karena mendengar keributan dari mahasiswanya kini menatap Prilly meminta penjelasan.

"A...anu pak, itu... saya juga nggak tau pak." Jawab Prilly gugup sekaligus menahan malu. Bagaimana tidak? Kini semua mata tertuju padanya. Seperti ditelanjangi. Merasa terpojokkan!

"Tapi itu tulisan disana ada nama kamu!"

"Iya pak, tapi saya juga nggak tau siapa yang ngelakuin i..."

Tok. Tok. Tok

"Permisi pak, ma'af minta waktunya sebentar boleh?" Saat Prilly ingin melanjutkan ucapannya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu lalu dibuka dengan menampilkan seseorang yang Prilly yakin dalang dibalik semua kejadian ini. Prilly pun langsung menatap tajam orang tersebut dari tempat duduknya.

"Silahkan masuk," balas pak Boni mempersilahkan.

"Saya Ali pak, tulisan itu hasil karya saya, eummm... maksudnya tulisan itu saya yang bikin eh, aduhh... gimana ya jelasinnya? Pokoknya adanya tulisan itu dapat saya pak, sengaja buat ngelamar sahabat hidup saya Prilly Niccollette." Dengan tenang dan sedikit agak annoying tanpa ada rasa malu atau ketakutan sedikitpun Ali menjelaskan pada pak Boni yang kini sedang menatapnya garang. Pak Boni memang cukup terkenal kiler dikampus Prilly. Sontak saja Prilly yang melihat aksi dari sahabat ter-annoyingnya itu menutup wajah menggunakan buku tulisnya. Helm mana helm? Malu!

"Kenapa dikampus? Memangnya tidak ada tempat lain? Anak jaman sekarang tidak tahu malu!" Tanya pak Boni dengan suara kerasnya menggelegar hingga membuat seisi ruangan bergidik ngeri.

"Saya tau pak, perbuatan saya ini memang kurang sopan karena telah mengganggu aktivitas belajar mahasiswa bapak, tapi saya punya alasan."

"Apa alasannya?"

"Karena waktu saya tidak banyak pak, satu jam lagi saya harus terbang meninggalkan Indonesia untuk waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu, sebelum pergi saya mau melamar Prilly supaya tidak menyesal untuk yang kedua kalinya."

"Ck. Yasudahlah, kamu selesaikan lamaranmu sekarang juga, saya kasih waktu 10 menit dari sekarang!" Akhirnya  pak Boni mengizinkan Ali meski terdengar suara decakan tak suka.

"Terimakasih pak."

"Hemmm...!" Hanya deheman pelan balasan pak Boni. Setelah mendapat izin, Ali pun segera menghampiri Prilly yang sedang menutup wajahnya menahan malu.

"Piy gimana? Kamu mau kan nikah sama aku?" Tanya Ali berlutut menghadap Prilly.

"Aku..."

"Aku?"

"Ma'af yi, aku nggak bisa."

"Yaaahhh... ditolak?" Desah seisi ruangan yang menyimak mereka kecewa.

"Pril, masa cowok seganteng itu lo tolak sih."

"Tau nih si Prilly padahal cowoknya romantis gitu,"

"Iya. Padahal dia udah bela-belain banget ya,"

"Piy, lo serius nolak Ali?"  Bisik Oya menyikut lengan Prilly pelan.

"Iya serius," balas Prilly.

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang