"Aaaa piyiiii...!! Akhirnya lo sadar juga." Pekik Oya saat memasuki ruang rawat Prilly dengan hebohnya.
"Oy jangan teriak-teriak, diusir satpam baru nyaho lu!" Ken menoyor kepala Oya memperingati.
"Tau nih, heboh amat si lu."
"Uhhh bukan Oya namanya kalau nggak heboh sel!" Nina menyahut.
Prilly yang melihat kehebohan sahabat-sahabatnya itu hanya mampu tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Mereka sama sekali tidak berubah, selalu rempong. Bahkan Ken yang notabennya satu-satunya lelaki diantara mereka ikutan rempong juga seperti perempuan, maklum efek sering bergaul dengan geng rempong.
"Gimana keadaan lo piy?" Tanya Ken berdiri disamping kanan brangkar Prilly.
"Alhamdulillah gue udah mendingan, makasih ya kalian udah sempat-sempatin buat jengukin gue." Balas Prilly pelan. Kondisinya memang masih lemah.
"Yaelah piy, kayak ama siapa aja pake makasih segala. Kita kan sahabat!" Sahut Sela tersenyum lembut.
"Iya nih si piyi, abis koma otaknya geser kali yak?" Celetuk Oya tertawa.
"Oya!" Nina menyikut lengan Oya mengingatkan. Sahabat gokilnya yang satu ini memang mulutnya suka asal ngejeplak. Kayak listrik.
"Eh gimana kuliah kalian?" Tanya Prilly memecah suasana.
"Lancar kok lancar, lo tuh cepat sembuh biar kita bisa ngampus bareng, nongkrong-nongkrong bareng lagi." Balas Nina.
"Kalian do'ain aja ya, semoga secepatnya gue keluar dari sini, gue juga udah bosen pengen ngampus lagi."
"Piy lo jangan nekad lagi ya, obatnya lo minum rutin, lo jangan sampe nyakitin diri lo sendiri kayak kemarin. Kita semua khawatir tau!" Ucap Ken penuh perhatian. Ken memang sudah menganggap Prilly seperti adik sendiri, maklum lah dia juga anak semata wayang. Prilly hanya membalas dengan menganggukkan kepalanya tersenyum.
Prilly merasa sangat berasalah tindakannya itu ternyata sudah membuat banyak orang khawatir dan sedih karenanya, ia pikir dengan berhenti meminum obat-obatan itu sakitnya akan segera berakhir dan menyelesaikan semua masalah hidupnya. Tapi ternyata tidak, justru tindakannya kemarin itu malah menyusahkan orang banyak dan membuat mereka sedih.
"Yaudah ah jangan sedih-sedih gini, mending sekarang kita merayakan kesembuhan piyi. Gimana?" Usul tante Lia yang sadari tadi hanya diam menyimak. Tante Lia tidak ingin melihat putrinya sedih mengingat kejadian itu lagi.
"Nah benar tuh apa kata tante, nih ya kita ada gosip baru di kampus..." Oya menyahut tidak nyambung.
"Wuuuu dasar dodoll...!!" Seru mereka bersamaan dengan melemparkan gumpalan tisu pada Oya. Akhirnya mereka semua larut dalam obrolan dan candaan yang mengundang tawa, tidak jarang Oya menyahuti tidak nyambung yang akhirnya mendapat bullyan dari sahabatnya yang lain. Tapi karena celetukan dan kelemotan Oya pula suasana jadi cair dan hangat.
***
"Heuhh!! Susah banget sih dapetin surat-surat itu."
"Ada apa sih sayang?"
"Aku kesel dad, harusnya sekarang kita udah megang surat itu! Tapi gara-gara dia semuanya gagal."
"Sabar sayang, kita harus bermain cantik. Jangan grasak grusuk, kamu tenang aja sebentar lagi kita pasti dapetin SEMUANYA." Sahut tante Desi yang sedang duduk membolak-balikan majalah fasion ditangannya.
"Tapi kapan mom, dad? Aku cape harus berpura-pura terus kayak gini, nggak tahan sama sikap juteknya Ali."
"Sabar dong! kalau kita mengingikan sesuatu itu harus ada pengorbanannya, nggak bisa langsung enak aja princess!" Ucap oom Irgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉