Perfect39

5.1K 355 17
                                    


"Han, gimana piyi han?"

"Alhamdulillah operasinya lancar kak."

"Alhamdulillah...!" Serentak mereka yang mendengar itu pun merasa lega dan mengucapkan syukur.

Peristiwa penembakan tadi siang menghasilkan korban, yaitu Prilly. Tidak ada yang menyangka dan tidak ada yang bisa mencegah karena kejadiannya begitu cepat. Penembakan itu terjadi setelah tante Ratna melayangkan tamparan untuk yang kedua kali pada Amara, dan pelaku pembakan sendiri tidak lain tidak bukan adalah pak Irgi, daddy nya Amara yang kala itu sangat marah melihat putri semata wayangnya tersakiti.

Sebenarnya sasaran pak Irgi adalah tante Ratna namun Prilly melihat lebih dulu, alhasil tanpa pikir panjang Prilly menghalangi tante Ratna dan otomatis Prilly lah yang tertembak. Beruntung saat itu polisi langsung datang dan menangkap pak Irgi beserta anak istrinya.

"Kak, ada yang mau aku bicarain." Ucap dokter Hana serius.

"Ada apa han?"

"Kita keruangan aku kak, gak enak diomongin disini."

"Yaudah. Li, kita tinggal dulu ya." Pamit oom Niccol yang dibalas anggukan oleh Ali. Setelah itu mereka pun berlalu meninggalkan Ali sendiri didepan ruang icu, tempat dimana di dalamnya ada Prilly, pasca melakukan operasi Prilly memang langsung dipindahkan ke icu.

"Li, Prilly gimana?" Setelah beberapa saat oom Niccol dan tante Lia pamit, tante Ratna yang duduk dikursi roda dengan didorong suaminya datang bertanya dengan nada khawatir. Jelas khawatir, seharusnya yang ada di dalam icu sana kan dirinya.

"Bunda, Bunda sendiri gimana? Udah baikan?" Bukannya menjawab Ali malah balik bertanya. Tante Ratna mengalami shok mendengar suara tembakan dan melihat darah yang begitu banyak keluar dari perut Prilly, alhasil tante Ratna tidak sadarkan diri. Dan sepertinya tante Ratna baru siuman langsung menghampiri Ali karena kekhawatiran luar biasa.

"Alhamdulillah bunda udah baikan. Keadaan Prilly gimana nak?" Balas tante Ratna kemudian bertanya lagi soal keadaan Prilly.

"Prilly di operasi bun, dan alhamdulillah operasinya lancar."

"Ya Allah, anak itu kenapa begitu baik sama bunda, padahal selama ini bunda selalu jahatin dia, harusnya bunda yang ada di dalam sana." Ucap tante Ratna penuh penyesalan. Tidak terasa air matanya mengalir tanpa dikomando.

"Udah ya bun, nggak ada yang perlu disesalin semuanya udah terjadi, sekarang yang terpenting kita berdo'a untuk kesembuhan Prilly."

"Yang Ali bilang itu benar bun, kita ambil hikmahnya aja dari semua kejadian yang menimpa keluarga kita." Sahut oom Kenan bijak.

Tante Ratna mengangguk patuh.

Sungguh sangat menyesal bila mengingat kelakuan Amara, kenapa ia bisa sebodoh itu dimanfaatkan oleh keluarga yang rupanya baik namun ternyata busuk. Pelajaran berharga untuk siapapun, ternyata yang terlihat baik itu belum tentu baik.

Sementara ditempat lain, oom Niccol bersama istrinya terlihat cemas menanti apa yang ingin dikatakan dokter Hana mengenai kondisi Prilly pasca menjalani operasi pengeluaran peluru, mereka begitu khawatir takut berpengaruh pada kesehatan putrinya. Mengingat belum lama ini Prilly juga mengalami penurunan kondisi yang luar biasa lemah.

"Kalian kok cemas banget keliatannya?" Tanya dokter Hana terkekeh kecil memecah suasana.

"Kamu ini han, apanya yang lucu coba sempat-sempatnya ketawa gitu?" Protes tante Lia dengan raut wajah cemasnya.

"Ma'af kak, lagian kalian ini kayak yang mau sidang aja tegang gitu."

"Gimana nggak tegang Hana, kamu ini kan mau bicarain kondisi putri semata wayang kami pasca operasi, ya jelas tegang toh." Oom Niccol menimpali. Dokter Hana hanya membalas dengan memandang mereka bergantian sembari tersenyum tipis.

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang