1%

17.9K 1.2K 88
                                    

Pagi pertama di musim semi yang cukup dingin. Angin sepoi masih bertiup lembut menerpa ranting kemudian bergesekkan pada tembok dan mengganggu pendengaran seorang namja muda yang baru saja mengarungi mimpi indahnya. Ia menatap lekat langit-langit kamarnya yang berdominan abu-abu tersebut, tangannya dengan lihai menggosok matanya yang mengerjap. Setelah ia membiasakan matanya dengan cahaya di sekitarnya, ia membangunkan tubuhnya dan bermaksud meraih sebuah kursi roda di dekatnya.

"Untuk apa aku memakainya, kakiku masih berfungsi dengan baik."gumamnya.

Setuju dengan apa yang ia pikirkan, ia mulai mencoba berjalan walaupun kadang terhuyung dan sesekali terjatuh. Ia terus berjalan pelan dengan tangannya merayap pada tembok berharap ia tidak tiba-tiba jatuh dan meluncur bebas di tangga.

"Kookie?"

Namja tersebut mendongak, menangkap netra yang serupa dengan miliknya sedang berjalan cepat ke arahnya.

"Kau bisa memanggilku jika butuh bantuan."kata yeoja berparas manis dan memiliki senyum khas namja di hadapannya.

"Aku tidak mau terus-terusan merepotkanmu, Noona."katanya yang masih mengeratkan tangannya yang kini beralih pada pegangan tangga.

"Kau tidak pernah merepotkanku,"balas yeoja tersebut. Ia mengambil tangan namja di dekatnya lalu membantunya berjalan,"Pelan-pelan."lanjutnya sambil menuntun tangan namja itu dengan hati-hati.

Namja itu mulai berjalan pelan menelusuri satu per satu anak tangga. Kakinya mencoba membiasakan dengan dinginnya lantai marmer rumah klasik-modern tersebut.

"Kau mau kemana?"tanyanya.

"Aku ingin menonton chalkzone di ruang tengah."jawab namja itu.

"Kau pasti bosan di kamar terus?"tanya yeoja itu lagi.

Namja yang tadi dipanggil Kookie mengangguk."Sesekali, aku ingin keluar. Aku rindu melihat orang-orang berlalu lalang disana. Aku ingin melihat bunga sakura di taman."katanya.

"..."

"Ini sudah musim semi kan?"tanyanya.

Yeoja itu mengangguk." Arrasseo, lain kali kita akan berjalan-jalan melihat sakura."katanya.

"Jiseo Noona berjanji?"tanya pemuda dengan wajah yang semakin bertambah pucat setiap harinya.

"Ya, aku berjanji padamu."kata yeoja yang disapa Jiseo tadi.

Senyum bahagia terlukis di wajah namja bernama lengkap Jeon Jungkook tersebut. Ia sangat merindukan suasana musim semi di luar sana. Sudah 4 tahun belakangan ini ia tidak meninggalkan kamarnya ataupun pergi keluar untuk sekedar bersenang-senang sebentar. Kehidupannya hanya berhenti di rumah ataupun di Rumah Sakit saja.

"Kookie, tunggu disini sebentar."kata Jiseo yang baru saja membantu Jungkook untuk duduk di sofa, sementara ia pergi mengambilkan remot televisi.

Jungkook mengangguk dan menuruti perintah yeoja yang tak lain adalah Noonanya itu. Ia duduk manis sembari menunggu Noonanya kembali dengan remot yang dibarikan padanya.

"Kau ingin makan apa?aku siapkan disini, ya?"tanya Jiseo.

Jungkook menggeleng, sebenarnya ia paling benci diperlakukan seperti ini.

"Kookie, kau harus meminum obatmu."kata Jiseo.

"Oat."jawab Jungkook singkat.

"Baiklah, akan ku siapkan."kata Jiseo.

Yeoja manis tersebut bergegas ke dapur lalu membuatkan apa yang dongsaengnya inginkan. Setelah semuanya siap, ia menarunya pada sebuah nampan dan tidak lupa pula dengan 3 butir kapsul pada sebuah piring kecil.

"Jangan dibuang lagi, arrasseo?"perintah Jiseo sambil meletakkan apa yang ia bawa diatas meja.

Jungkook mengangguk. Ia memakan oat hangat itu dengan sendok. Jiseo yang memperhatikan adiknya sedang makan rasanya ingin sekali menangis. sejak Jungkook divonis mengidap kanker otak stadium 4, ia sudah sama sekali tidak melihat bagaimana Jungkook tertawa. Ia hanya melihat adiknya menangis dan merengek kesakitan setiap saat.

"Jiseo Noona tidak kuliah?"tanya Jungkook yang membuyarkan lamunan Jiseo.

"Hari ini kau ada jadwal check up ke Rumah Sakit kan?"kata Jiseo.

Lagi-lagi Jungkook mengangguk. Ia lebih memilih diam dan tidak terlalu sering bicara jika tidak penting.

"Aku akan berangkat setelah yakin kau baik-baik saja, Kookie."kata Jiseo.

"Noona, bolehkah aku membeli buku baru nanti?"tanya Jungkook.

"Tentu saja, nanti kita mampir ke toko buku setelah kau selesai check up."

Jungkook menyadari kakaknya sedang menahan air mata yang akan turun jika ia tidak pintar mengendalikan perasaannya. Lekas ia meletakkan Oat di tangannya lalu mengulurkan tangannya.

"Noona, Kookie mau pelukan Noona."rengek Jungkook manja.

Jiseo mendekati adik manisnya kemudian menerima uluran tangan Jungkook lalu membawa masuk ke dalam pelukkannya. Jiseo tidak tahan ingin menangis, ia tidak tega melihat adiknya seperti ini. Sementara Jungkook masih bergelayut manja dan sesekali mengusakkan kepalanya di leher Jiseo. Jungkook yang berusia 16 tahun tersebut akan kehilangan keceriaannya, Jungkook si namja manis dengan gigi kelinci itu akan kehilangan senyumnya ketika ia menyerah dan tidak lagi memutuskan untuk melanjutkan hidupnya yang masih panjang.

Jeon Sibling
Jungkook Fanfiction

To Be Continued ...

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang