15%

3.7K 534 97
                                    

Semenjak operasi 2 hari yang lalu, Jungkook belum membuka matanya. Ia seperti terbuai dengan tidur panjangnya. Jiseo yang senantiasa menjaga Jungkook pun merasa sedikit khawatir, biasanya sehabis operasi Jungkook terbangun sehari setelahnya.

Dokter Bae memang mengatakan bahwa Jungkook telah mencapai batas kemampuannya menahan cairan yang bersarang di otaknya hingga ada pembuluh yang hampir pecah di otaknya. Namun untungnya itu semua tidak terjadi karena Jungkook mendapat penanganan dengan cepat.

"Jungkook belum sadar?"lirih Seokjin yang baru saja datang tanpa Jiseo tau.

"Iya."

Seokjin meletakkan bucket bunga lili putih diatas meja. Ia menarik kursi lain lalu duduk di sebelah Jiseo.

"Mengapa aku begitu bodoh."Jiseo meneteskan air matanya.

"Jiseo-ya, jangan berkata seperti itu."Seokjin menarik pundak Jiseo kemudian memeluknya.

"Jika saja, Taehyung-ah tidak datang ... aku-"

"Sshhh ... Jungkook pasti sembuh, percayalah."lirih Seokjin.

"Pasien kanker otak hanya berkemungkinan 20% untuk sembuh, itu yang dikatakan Dokter Bae padaku."kata Jiseo.

"Hey! kau tidak percaya Jungkook, huh?"tanya Seokjin.

"Aku-"

"Kau tidak percaya jika Jungkook bisa melewati ini semua?"

"..."

"Lihatlah, berapa banyak operasi yang dia terima, berapa banyak obat yang telah masuk ke dalam tubuhnya dan berapa kali ia melewati masa sulitnya?kau pikir itu bisa dilewati orang yang hanya berkemungkinan sembuh 20%?!"omel Seokjin.

"Seokjin-ah?"

"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, kau sudah berusaha semampumu."Seokjin memeluk Jiseo lebih erat.

Tangis Jiseo pecah saat di pelukan Seokjin. Ia bahkan meraung dan merapalkan nama Jungkook berkali-kali. Disitulah Seokjin merasa miris dengan kekasihnya, jika Jungkook tidak sembuh apa yang akan terjadi dengan Jiseo, Seokjin sendiri tidak dapat membayangkannya.

"Sshh ... jangan menangis, Jungkook akan marah jika mengetahuinya."lirih Seokjin. Tangannya mengelus sayang punggung Jiseo.

"..."

"Sudah-"

Jiseo melepaskan pelukan Seokjin, ia menatap kekasihnya dengan mata yang masih sembab dan berair. Seokjin tersenyum, ia mencium mata Jiseo seolah tidak ingin air mata itu sampai jatuh melewati pipi peach yang Seokjin sukai.

"Terima kasih!"Jiseo menunduk.

"Sshh ... untuk apa?"Seokjin meraih pipi itu dengan lembut lalu menegakkannya. Memaksa Jiseo untuk terus menatap iris jernih miliknya.

"Segalanya, terima kasih untuk semua yang kau berikan untukku."isak Jiseo.

"Aku menyayangimu, aku akan melakukan apapun untukmu asalkan kau tidak menangis seperti ini."kata Seokjin.

"Seokjin-ah jika kau bo-"

"Sshhh ... jangan pernah berkata seperti itu."

Seokjin nampak merogoh pocket jas biru keabuan miliknya.

"Sebenarnya, aku sudah ingin memberikan ini padamu dari dulu."

Ia menunjukkan kotak berwarna putih yang membuat Jiseo terkejut.

"Ini?apa?"tanya Jiseo.

Seokjin tersenyum tipis, ia membuka kotak tersebut yang ternyata didalamnya adalah sebuah cincin putih dengan berlian kecil cantik di tengahnya.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang