42%: Please, Still Alive!

3K 401 246
                                    

Jiseo bernafas lega saat Dokter Bae keluar dan mengabarkan bahwa Jungkook baik-baik saja. Anak itu hanya kelelahan dan seharusnya butuh istirahat. Tapi, keadaan Taehyung berbanding terbalik dengan Jungkook. Pemuda tampan itu bahkan sampai sekarang harus mendapatkan penanganan serius. Perawat terpaksa menggunting hoodie juga kaos yang ia pakai untuk memasang beberapa alat medis di tubuhnya. Jieun yang baru saja datang langsung duduk terjatuh dilantai mengetahui apa yang terjadi pada adiknya.

"Seharusnya kau tidak mengajaknya bertemu, Jiseo-ssi!!" raung Jieun sambil menangis.

"Jwosong—"

"Kau pikir permintaan maafmu bisa membuat keadaan Taehyung normal kembali, huh?!" Jieun terlihat sangat marah.

Jiseo diam, ia sadar bahwa ini salahnya. Yang hanya ia bisa lakukan hanya membungkuk dan meminta maaf berkali-kali.

"Kau bisa bayangkan bukan jika ini terjadi pada adikmu!!"

Kalimat terakhir itu Jieun ucapkan sebelum masuk ruang emergency meninggalkan Jiseo yang masih terpaku. Ia tau dan mengerti bahkan ia pernah ada di posisi Jieun ketika Jungkook mengalami koma beberapa tahun yang lalu. Sakit, hanya itu yang dirasakan oleh gadis dengan surai hitam malam sebahu. Mulutnya bahkan tidak sanggup mengucap kalimat apapun hanya nampak bulir bening berselancar turun dari mata hitam kelamnya. Tubuhnya yang masih bergetar membuat Seokjin khawatir, ia menuntun Jiseo untuk duduk tapi wanita yang dicintainya itu menolak.

"Aku harus menemui Jungkook, dia pasti membutuhkanku," ujar Jiseo. Ia melepaskan tangan Seokjin dari pundaknya sebelum masuk ke dalam ruangan emergency.

Kakinya melangkah terhuyung sembari menghapus air matanya, ia tidak ingin Jungkook melihat ini. Namun saat melewati tempat dimana Taehyung terbaring dengan Dokter yang masih mencoba mengembalikan detak jantungnya, Jiseo berhenti. Ia melirik sedikit karena takut apa yang ada di pikirannya menjadi kenyataan. Jiseo tidak sanggup, air matanya mengalir dengan begitu derasnya apalagi saat melihat Jieun yang ditahan oleh seorang perawat agar tidak menghambat Dokter melakukan tindakan pada Taehyung. Ia melanjutkan langkahnya pelan, tangannya sangat dingin bahkan bergetar. Ia menemui Jungkook dengan penampilan yang tidak adiknya sukai sama sekali.

"Noona?"

"K-kau baik-baik saja?" tanya Jiseo.

Anak kelinci itu diam, ia tidak menjawab apa yang kakaknya tanyakan malah langsung mengambil tangan kakaknya. Dingin, takut, bahkan ia bisa merasakan bahwa Jiseo benar-benar tidak baik sekarang. Jungkook sadar, kakaknya tidak menangis untuknya melainkan untuk orang lain.

"Noona, aku akan membantumu," ujar Jungkook.

Jiseo menggigit kuku jarinya.

"Dengan jantungku, dia akan tetap hidup dan kau tidak perlu memikirkannya lagi," katanya.

Jiseo melepas tautan tangan Jungkook. Gadis itu lebih terlihat seperti depresi dibandingkan ketakutan. Ditambah kalimat yang terlontar dari mulut adik kecilnya baru saja.

"Aku tidak akan menyalahkanmu," kata Jungkook.

Jiseo menggeleng, ia tidak mau kehilangan Jungkook sama sekali.

"Kau sudah berjanji untuk terus hidup, Kookie ..." lirih Jiseo.

"Noona,"

"Apapun—apapun yang terjadi aku tidak akan pernah membiarkanmu melakukan itu!" nada bicara Jiseo sedikit meninggi.

Jungkook seperti anak bodoh yang tidak bisa melakukan apa-apa sekarang. Ia bangun dari tidurnya lalu menarik tubuh kakaknya kemudian memeluknya kencang.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang