32%

2.9K 445 129
                                    

Jungkook berjalan dengan botol air mineral di tangannya. Sekali-kali, ia ingin makan di kantin seperti siswa yang lain. Ia sengaja meminta Jiseo untuk tidak membawakannya bekal hari ini.

Sesampainya di kantin, Jungkook membeli beberapa potong sandwich kemudian mencari bangku yang kosong untuk ia duduk.

"P-permisi,"

Segerombolan anak yang tengah duduk menoleh serentak ke arah Jungkook.

"Bo-bolehkah aku duduk disini?"tanya Jungkook malu-malu.

"Ah, kau-bukankah kau yang selalu memakai alat bantu untuk bernafas?"tanya salah seorang yang duduk disana.

Jungkook hanya diam, ia memang tidak akan menjawab pertanyaan yang tidak ia tanyakan.

"Jadi, mana alat itu?aku ingin mencobanya,"katanya.

"Jika kalian tidak memperbolehkannya, aku tidak masalah."

Jungkook lantas pergi begitu saja jika seseorang yang tadi ia hampiri tidak berteriak mengatainya.

"Hey kau anak kelas satu! apakah kau sedang sekarat?"

Terdengar gelak tawa setelah itu.

"Jika iya, sebaiknya kau dirumah saja! tidak perlu repot-repot pergi ke sekolah."

Jungkook menutup telinganya.

"Di alam sana, kau tidak akan mendapatkan ujian matematika!"

Jungkook geram, ia mengepalkan tangannya kemudian berbalik,

"Kau tidak tau apa-apa!"

Teriakan Jungkook pun mencuri semua perhatian orang yang berada di kantin.

"Kau pikir aku mau menderita seperti ini?!"

"Kau masih kelas satu, sudah berani dengan kami!"salah seorang dari mereka beranjak dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Jungkook.

"Memang kenapa jika aku masih kelas satu?!"

"Kau-"

"Bahkan hidupmu jauh lebih tidak berguna!"

"Jaga ucapanmu!"

"Aku?!kau saja tidak menjaga ucapanmu,"

Rasanya Jungkook ingin sekali memukul orang di hadapannya sekarang juga.

"Kau bahkan lebih menjijikkan daripada orang sekarat sekalipun!"

Brak!

Pemuda beralamamater sama dengan Jungkook tersebut baru saja mendorong tubuh ringkih Jungkook hingga anak itu terjatuh bahkan kepalanya sempat membentur kursi. Jungkook meringis kesakitan, ia terus memegang kepalanya yang perlahan mulai terasa pening dan sakit. Namun sifat Jungkook yang tidak mau kalah membuatnya mencoba berdiri. Walaupun kepalanya sangat sakit, tapi Jungkook harus tetap membalas perbuatan orang yang ia yakin adalah sunbaenya itu.

"Aku harap kau menarik kata-katamu, atau kau-"

"Atau apa?!"

"..."

"Kau pikir dengan memukulku seperti itu, aku akan takut denganmu?"remeh Jungkook.

"Kau-"

Sekali lagi, satu pukulan telak mendarat mulus pada wajah namja 17 tahun tersebut. Jungkook sendiri membalas pukulan itu, ia berusaha sekuat tenaga setidaknya membuat tanda memar di wajah pria di hadapannya.

"Kau tidak tau apa-apa soal kematian! kau bahkan tidak berhak berbicara seolah-olah kau baru dikembalikan dari kematian!"

Buakh!

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang