Siang itu, cuaca cerah menyelimuti musim semi di kota Seoul. Semilir angin bertiup menggerakkan ranting pohon yang menggesek tembok hingga menimbulkan suara gemerisik yang begitu khas. Hangat, itulah yang mungkin dirasakan seluruh penduduk kota Seoul hari ini tak terkecuali 2 orang yang kini sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Terlihat anak kelinci sedang sibuk menonton Anime kesukaannya – Byōsoku 5 Senchimētoru — sembari memeluk mangkuk oatmeal yang sedang ia makan perlahan. Rambutnya yang sudah panjang nampak menutupi sebagian matanya, namun ia tidak peduli. Ia tidak meminta siapapun untuk memotongnya agar tidak menghalangi iris hitam kelam yang berbalut lensa kecoklatan tersebut. Anak itu lebih suka menyibakannya ke belakang atau sesekali ia iseng menjepitnya. Itu menjadikannya sesesok yang lucu yang terlihat begitu polos. Siapapun tidak akan tahan melihat dan pasti gemas untuk mencubit pipinya yang kini beranjak lebih tirus dari sebelumnya.
Sementara di sebelahnya, terlihat seorang gadis yang tidur meringkuk dengan bantal tinggi yang ia peluk. Earphone nampak bertengger manis di kedua telinganya. Hembusan nafas yang konsisten dan jangan lupakan dengkuran halus yang begitu terasa saat orang lain mendekatkan telinganya. Gadis dengan jeans pendek biru gelap dan kaos hitam itu nampak tidak ingin hari sabtunya di ganggu siapapun. Terlebih, kelinci nakal disampingnya juga tidak mau jika ada yang mengganggu 'miliknya' hari ini, termasuk —
"Yoboseyo," ujar sang anak kelici ketus.
"Jungkookie! neon noonaga eodi?" tanya si penelfon.
"Mollaseo!" jawabnya datar.
"Astaga, apa dia pergi dengan meninggalkan ponselnya?" tanyanya lagi.
"Aniyo!" kelinci itu nampak mengaduk-aduk oatmealnya gusar. Ia sangat ingin cepat menghabiskannya.
"Lantas?"
"Noona sedang tidur, hyung ... jangan mengganggunya!"
Sambungan telepon segera dimatikan sepihak oleh sang kelinci sebelum ia memasang kabel earphone kembali dan memilihkan musik yang cocok untuk pengantar tidur gadis yang tidak sadar bahwa kekasihnya di seberang sana sedang memijat pertemuan alisnya pusing karena sikap semena-mena si kelinci.
Ya, kelinci itu Jungkook, siapa lagi. Hanya anak itu yang berani dengan Seokjin, calon kakak iparnya. Kalau bukan, mungkin Seokjin sudah menganiayanya hingga sekarat atau bahkan mati kemudian membuatnya menjadi kelinci bakar yang ia sajikan di hotel sebagai hidangan utama.
Kini Jungkook telah selesai dengan oatmeal menyebalkan di mangkuknya. Ia meletakkan mangkuknya di meja dekat tempat tidur lalu kembali menonton. Selang nampak masih terlihat diantara hidung dan bibirnya yang sedikit terbuka kala memperhatikan sesuatu. Ah, Jungkook ... dia tidak akan pernah kehilangan kepolosannya dalam keadaan apapun. Hari ini ia pulang cepat karena sekolah sedang ada pekan seni yang diadakan setiap pertengahan musim semi. Daripada dia harus menonton hal yang tidak jelas, ia lebih suka menitipkan handicamnya pada Seunghan dan meminta tolong gadis itu merekamkan untuknya dengan alasan klasik.
Tidak masalah, Seunghan gadis yang baik. Ia tidak keberatan untuk membantu Jungkook. Alhasih, Jungkook memilih pulang ke rumah dan menghabiskan waktunya dengan kakaknya.
Jungkook bosan, film yang ia tonton telah selesai dengan ending yang mengejutkan. Ia beralih bermain rubik yang ia bawa dari kamarnya. Ya, kali ini ia sedang dikamar kakaknya yang berbanding terbalik dengan kamar miliknya. Nuansa peach blossom nampak kental di kamar dengan berbagai figura dan file yang tertata rapi diatas meja. Disudut sana, terlihat meja rias dengan berbagai macam barang khas perempuan. Jendela yang berada di sebelah kiri tempat tidur dengan tirai berwarna putih yang kini sedikit bergerak oleh angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]
Fiksi Penggemar[COMPLETE] [HARD SIBLING STORY] 20170812-20180601 Final Ending 20180617 - True Ending 190205 OPEN PO Fisik 10 September - 20 September 2020 "Aku hanya bisa membantumu mempertahankan hidupmu, bukan membuatmu tetap hidup"-Jeon Jiseo. "Noona, aku masih...