Pagi itu, Jungkook tengah bersiap berangkat sekolah. Ia memasukkan buku-bukunya ke dalam ransel sembari duduk diatas kursi. Setelah selesai, ia pun bergegas memakai almamaternya kemudian berdiri di depan kaca, membenarkan letak dasi hitamnya lalu menyisir rambut lembutnya.
Namun, belum sempat rambut itu rapi, Jungkook telah berhenti menyisir. Ia menyentuh gerigi sisir hitam tersebut dan-
Rambutnya rontok jauh lebih banyak!
Jungkook takut, ini memang efek chemotherapy tapi-
Anak itu lantas membuang sisirnya ke lantai lalu pergi setelah mengambil ransel juga kotak obatnya di meja.
"Kookie, sara-"
Belum selesai Jiseo bicara, Jungkook sudah berjalan keluar rumah. Gadis itu mengernyitkan dahinya, ia meletakkan mangkuk sup diatas meja kemudian menyusul Jungkook yang sedang memakai sepatu di depan rumah.
"Hey! ada apa?"
Jungkook hanya menoleh sejenak sembari menatap mata kakaknya yang khawatir. Hanya sebentar dan ia mengikat tali sepatunya kembali.
"Tidak ada."jawab Jungkook.
"Kookie, kalau tidak apa-apa kenapa kau mengacuhkan sarapanmu?"tanya Jiseo.
Jungkook hanya diam, ia terus mengikat tali sepatunya dengan tergesa-gesa tanpa menoleh sedikitpun pada Jiseo.
"Kau bahkan tidak menyisir rambutmu,"
Tangan Jiseo yang tadinya ingin merapikan rambut Jungkook dengan jarinya tiba-tiba dihentikan oleh sang pemilik rambut.
"Kookie,"
"Noona, apakah aku bisa sembuh?"tanya Jungkook.
"Mengapa kau bertanya seperti itu?kau pasti sembuh ..."jawab Jiseo.
"Apakah rambutku akan terus rontok dan tidak tumbuh kembali?"tanya Jungkook lagi.
Sekarang Jiseo tau, apa penyebab Jungkook tiba-tiba diam dan terlihat sedih seperti itu.
"Itu hanya sementara, rambutmu akan tumbuh lagi seperti semula."bujuk Jiseo.
"Tapi, chemotherapy sebelumnya tidak seperti ini,"protes Jungkook.
"Kookie,"
"Noona, aku takut ..."
Jungkook tiba-tiba terisak, ia bahkan mengusap kasar matanya.
"Hey hey! Sshhh ..."
Jiseo memeluk Jungkook kemudian, ia mengelus pelan kepala Jungkook dan benar saja rambutnya telah rontok lebih banyak dari sebelumnya.
"Noona, aku takut-"gumamnya.
"Tenanglah, kau akan baik-baik saja."lirih Jiseo.
Jungkook terus menangis dan mengusap kasar wajahnya.
"Kookie, jika suatu hari kau tidak memiliki rambut lagi-"
"..."
"Aku berjanji akan memangkas habis rambutku,"
"Aniyo, Noona-"
"Kau tidak akan merasakan semuanya sendiri, ingatlah ... kau masih memiliki aku, hmm ..."bujuk Jiseo.
Jiseo mengulurkan jari kelingkingnya pada Jungkook.
"Ayo, lakukan pinky promise,"ajak Jiseo.
"Noona?"
"Kookie, aku benci menunggu-"paksa Jiseo.
Akhirnya, Jungkook mengulurkan jari kelingkingnya pada Jiseo. Mereka berdua akhirnya saling menautkan jari tanda melakukan sebuah janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]
Fanfic[COMPLETE] [HARD SIBLING STORY] 20170812-20180601 Final Ending 20180617 - True Ending 190205 OPEN PO Fisik 10 September - 20 September 2020 "Aku hanya bisa membantumu mempertahankan hidupmu, bukan membuatmu tetap hidup"-Jeon Jiseo. "Noona, aku masih...