27%

3.2K 440 120
                                    

Jiseo duduk di balkon rumahnya dengan laptop yang menyala diatas meja. Ia telah diperbolehkan pulang setelah 12 hari berada di rumah sakit. Pagi ini, Jungkook meminta Seokjin untuk mengantarnya karena Jiseo belum boleh terlalu banyak bergerak karena luka di perutnya masih belum sembuh. Alhasil, ia harus berdiam diri di rumah sambil mengerjakan hal-hal yang ringan saja.

"Ah-aku usahakan minggu ini akan menyelesaikannya, professor,"kata Jiseo. Ia sedang berbicara dengan Dosennya lewat sambungan telepon.

"Aku harap kau mengumpulkan laporan itu secepatnya, Nona Jeon."

"Iya,"

"Baiklah, kalau sudah selesai kau segera kumpulkan di mejaku."

"Baiklah, terima kasih."

Sambungan telepon mereka tutup. Jiseo meletakkan ponselnya diatas meja. Ia kembali berkutat dengan laptop dan ensiklopedia yang ia pinjam dari perpustakaan. Saat ia akan membuka folder tugasnya, ia melirik folder yang ada disebelahnya.

"Ini apa?"tanya Jiseo. Ia bahkan tidak ingat folder apa yang ia beri nama 'memori' tersebut.

Jiseo mengarahkan kursor mouse nya pada folder tersebut. Senyumnya pun mengembang saat melihat deretan foto kenangan ketika mereka masih kecil dulu bersama dengan orang tua mereka. Jiseo tertawa kecil ketika melihat sebuah foto dengan Jungkook yang menangis, ia ingat bahwa saat itu adiknya terjatuh dari ayunan karena ulahnya. Semakin lama ia mengamati foto tersebut, kenangan Jiseo melayang 17 tahun yang lalu.

Flashback!

Busan, 17 years ago

Terdengar suara langkah berlari saat Jiseo memasuki rumahnya. Gadis kecil berusia 6 tahun itu baru saja pulang dari sekolah ketika ibunya terlihat tergesa-gesa pergi ke kamar mandi.

"Eomma?"

Jiseo melongok heran sambil melepas sepatunya kemudian meletakkannya di rak sepatu.

"Aku pulang, Eomma!"teriak Jiseo pelan sambil melangkahkan kakinya ke lantai kayu rumah sederhana di pinggiran kota Busan.

"Huweekk!!"

Jiseo menggenggam erat ransel warna merahnya, melongok kesana kemari mencari ibunya.

"Aish, jinjja!!"

Suara itu datang dari arah kamar mandi dekat dapur. Kakinya ia arahkan kesana dan mendapati ibunya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat.

"Eomma?"

Jiseo menatap ibunya polos. Ia belum mengerti bahwa ibunya sedang tidak sehat sekarang.

"Ah-kau sudah pulang, sayang?"

"Em!"

Jiseo mengangguk sambil terus menatap ibunya tidak mengerti. Gadis kecil bermata bulat dengan pipinya yang gemuk tersebut seolah ingin bertanya namun ibunya terburu-buru berlari ke kamar mandi.

"Gwenchana?"tanya Jiseo sesaat setelah Ibunya kembali keluar.

"Iya, sayang-mungkin Eomma hanya lelah."jawab ibunya.

Tanpa pikir panjang, Jiseo menarik kursi yang lebih tinggi darinya lalu mengarahkan pada ibunya untuk duduk disana.

"Eomma harus istirahat."ucapnya.

Jiseo beranjak ke lemari pendingin setelah memanjat menaiki kursi untuk mengambilkan gelas. Ia mengambil botol air mineral kemudian menuangkannya ke dalam gelas setelah itu ia berikan pada ibunya.

"Minumlah, Eomma."pinta Jiseo sambil menyodorkan air minum tersebut.

"Terima kasih."

Dengan cepat, ibunya meminum air yang Jiseo berikan kemudian meletakkan gelasnya diatas meja. Tangan kecil Jiseo pun lantas memijat pelan lengan ibunya.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang