38%

2.7K 402 117
                                    

Jiseo memukul-mukul setir mobilnya, bisa-bisanya ia bertemu dengannya lagi. Seorang yang sudah Jiseo anggap mati dalam hidupnya, seseorang yang sudah membuat segalanya hampir hancur.

"Mengapa dia —"

Wanita muda itu menggigit kuku jarinya. Jiseo terbiasa melakukan itu jika sedang panik sampai klakson mobil dibelakangnya dibunyikan karena ia belum beranjak setelah lampu berubah menjadi hijau.

Jiseo melajukan mobilnya cukup kencang sampai di sebuah kedai kopi cepat saji tak jauh dari kampusnya. Ia berjanji bertemu Sena disini. Setelah memesan americano kesukaannya, pikirannya kembali melayang pada kejadian 5 tahun yang lalu.

"Kookie, semoga kau ingat apa yang sudah dia perbuat padamu," ujar Jiseo sambil mengusap air mukanya.

Sementara di sekolah, Jungkook duduk tenang di kursinya dengan buku pelajaran yang sudah ia siapkan. Sesekali ia mengusap matanya halus karena belum terbiasa dengan lensa yang kini melekat di matanya. Tak lama kemudian, seongsaengnim telah masuk. Namun, itu bukan seongsaengnim yang biasanya, melainkan —

"Selamat pagi, maaf aku sedikit terlambat,"

Jungkook menatap seongsaengnim barunya dengan sedikit menyipitkan matanya. Ia ingat, orang itu yang bertemu dan mengenalnya saat ia akan melihat pertandingan futsal beberapa hari yang lalu.

"Aku disini menggantikan Hong seongsaengnim mengajar pelajaran seni," ujarnya.

Ia nampak mengambil spidol di atas meja dan menuliskan namanya di papan tulis.

"Jung —"

Jungkook memperhatikan dengan seksama apa yang dituliskan seongsaengnim barunya.

"Ho —"

"Namaku, Jung Hoseok …" ujar pria itu setelah menuliskan namanya dengan lengkap.

"Ah! apakah anda dancer underground terkenal itu? dancer J-hope?" tanya seorang murid yang sepertinya mengenal seongsaengnim baru bernama Jung Hoseok.

"Wah! kau sepertinya sangat mengenalku," ia tersenyum.

"Ya! aku sangat mengagumimu!" jawab murid itu lagi.

Yang lain pun sangat antusias dengan kedatangan Hoseok sebagai tenaga pengajar di sekolah mereka.

"Pasti sangat menyenangkan jika saemnya seperti dirimu yang mengerti apa itu seni." ujar murid lain.

"Kau terlalu memujiku," Hoseok terlihat malu.

"Tidak, saem ... kami sangat senang kau menggantikan Hong seongsaengnim." timpal yang lain.

"Kalau begitu, mohon bantuannya," Hoseok membungkuk sedikit diikuti oleh murid-murid yang lain.

Jungkook masih terpaku bingung, ia bahkan tidak mengerti siapa itu Hoseok atau bahkan J-Hope. Padahal semua teman sekelasnya mengenal orang itu, tapi Jungkook — ia sungguh merasa bodoh.

Pelajaran dimulai seperti biasa, Jungkook mencatat apa yang dicatat di papan tulis, mendengarkan bagaimana Hoseok menerangkan apa itu seni tari tradisional. Ia juga menjelaskan beberapa sejarah adanya tari daerah. Sampai pada akhirnya, ia berjalan berkeliling sambil membawa buku putih di tangannya.

"Kau mengerti?" tanya Hoseok pada Jungkook yang terlihat terus mencatat.

"Hmm … aku mengerti, saem," jawab Jungkook.

"Kau bisa menanyakan banyak hal jika kau ingin tau banyak, Jungkook-ah," kata Hoseok.

Jungkook hanya mengangguk, sebenarnya anak pendiam ini sangat familiar dengan Hoseok namun ia tidak ingat apapun tentangnya. Alhasil Jungkook hanya menggidikkan bahunya tidak peduli. Mungkin pria bermarga Jung ini pernah menjadi tetangganya atau semacamnya.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang