Beating Heart [11]

290 15 0
                                    

"Gue pulang, ya," kata Anita tiba-tiba, sehingga membuat mereka semua menoleh.

Eki melihat jam dinding yang ada di rumah Fina, jam masih menunjukkan pukul lima sore dan Anita sudah ingin pulang. "Cepet bener, Nit."

"Udah sore," Anita berdiri dari tempat duduknya. "Pulang, ya, semua."

"Eh, ntar," cegah Malvin. "Lo naik apa?"

Anita mengangkat kedua bahunya, "ojek, kali."

"Sama gue aja," tawar Malvin.

Membuat semuanya menatap Malvin dengan tatapan meledek. "Cihuy!" kata Gabriel.

"Berisik lo."

"Sama gue aja, Nit,"  Eki menaik-turunkan alisnya, menatap Malvin dengan tatapan tersendiri.

Malvin mendengus, "dih, enak aje, lo."

Anita menatap Eki dan Malvin secara bergantian, "gue sendiri aja."

Malvin bangkit dari sofa yang didudukinya, kemudian menarik pelan tangan Anita, ia tetap kekeuh ingin mengantarkan Anita pulang.

"Modus aje lo, jelek!"

"Wey, gue yang anter Anita pulang. Tai juga lo, Vin!"

"Hati-hati, Nit!"

Itulah teriakan yang terdengar saat Malvin menarik Anita, ia pergi ke halaman rumah Fina, terlihat motornya terparkir di depan sana.

Malvin menyalakan mesin motornya, menunggu Anita menaikki motornya. "Naik, Ta."

Anita terdiam mendengar Malvin menyebut namanya dengan sebutan yang sama seperti Gabriel. Ini juga pertama kalinya Malvin menyebut namanya.

"Ta?"

"Eh, iya." Anita menaikki motor Malvin, dengan tangannya yang memegang pundak Malvin.

Setelah dirasa Anita sudah berada di posisi nyamannya, Malvin tancap gas, kecepatannya terbilang cukup pelan.

"Lo udah lama temenan sama Fina, ya?" tanya Malvin, sekedar basa-basi, agar suasana tidak hening.

Anita terdiam, tidak menjawab ucapan Malvin.

"Ta?" panggil Malvin sekali lagi.

Malvin mengarahkan kaca spionnya ke arah Anita, terlihat Anita sedang melamun, Malvin mengangkat ujung bibirnya ke atas, lalu menyetir motornya ugal-ugalan secara tiba-tiba, Anita yang kaget secara spontan langsung melingkarkan kedua lengannya hingga menyatu di depan perut Malvin.

Malvin kembali memperlambat laju motornya, Anita yang tersadar buru-buru melepaskan kedua tangannya yang memeluk Malvin secara tidak sengaja. "So-sori."

"Yang lama juga ngga papa." Malvin tertawa. "Lo udah lama temenan sama Fina?" tanya Malvin, mengulang pertanyaan yang sama.

"Dari awal masuk kelas delapan, itu juga gue kenal dia karena sekelas," jelas Anita.

Dari situ, mereka mulai mengobrol panjang lebar. Anita memajukkan posisi duduknya, hingga tubuhnya hampir mengenai punggung Malvin, supaya dapat mengobrol dengan suara yang lebih jelas.

Matahari mulai menyembunyikan dirinya, langit kini berwarna jingga ke-unguan, keadaan jalanan terbilang cukup padat, bahkan terjadi macet di beberapa tempat, sehingga membuat waktu Malvin dan Anita di atas motor yang dikendarai oleh Malvin menjadi lebih lama.

"Vin, awas!" Anita sedikit berteriak.

Melihat beberapa motor yang secara ugal-ugalan berkendara dari arah berlawanan, Malvin segera membelokkan motornya dengan tajam, menghindari terjadinya tabrakan atau semacamnya.

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang