Beating Heart [12]

273 14 0
                                    

Laki-laki itu membasuh wajahnya dengan air berkali-kali, ia menatap dirinya di pantulan cermin. Rambut yang tidak tertata rapi, kini pun jadi lepek karena basah, seragamnya kotor dan nampak berantakan, ujung bibirnya membiru, akibat adu-tojos yang terjadi sebelum ia melangkahkan kakinya kemari.

"Lo oke?" beberapa langkah di belakangnya, temannya melipat kedua tangannya di depan dada, sambil bersandar pada tembok kamar mandi yang ditutupi oleh keramik.

"Bangsat," ujar laki-laki yang masih berdiri di depan cermin.

"Kalem, Vin."

"Ngga bisa, Poy." Malvin memutar balikkan tubuhnya, kini ia menghadap Apoy.

"Kalo terus bales-balesan, kapan selesainya?" Apoy berjalan mendekat ke arah Malvin.

Ceklek

Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat keduanya menoleh secara bersamaan, dilihatnya Gabriel tengah berdiri di ambang pintu. Gabriel berjalan mendekat ke arah Malvin dan Apoy. "Lo berantem, Vin?" tanya Gabriel langsung, tanpa basa-basi.

"Bacot, Gab."

"Dih, orang nanya," Gabriel memutar kedua matanya. "Coba gue tadi di situ, gue abisin, Poy, Vin."

"Idih," ujar Malvin dan Apoy bersamaan, sewot. "Tengil lo," sambung Malvin.

"Anak kelas berape?" tanya Gabriel.

"Sebelas."

"Kok bisa, sih?" kata Gabriel lagi.

"Banyak nanya lo, kayak Pak RT."

Gabriel dan Malvin menatap Apoy aneh, "diem deh, Poy. Ngga lucu, bego." Malvin mendengus.

"Berjuang-berjuang, biar lucu."

"Apaan, sih, Gab," Malvin meninju Gabriel pelan. "Cabut, deh lo, sono. Masih jam pelajaran juga."

"Ngga ada gurunye," Gabriel menaikkan kedua bahunya. "Nih, dari pada lo berdua di sini, mending ikut gue."

"Ngapain?"

"Kelasnya Fina lagi olahraga," Gabriel menaik-turunkan alisnya. "Ya, lo tau, lah."

"Goblok," Apoy menjitak Gabriel, keras.

"Sakit, anjing." Gabriel mengusap kepalanya. "Ayo, Vin, ada Anita juga."

"Urusannya sama gue, apa?"

"Wuits," Gabriel menggelengkan kepalanya berulang kali. "Parah, sih. Dalem!"

"Ngga jelas," Malvin menaikkan satu alisnya. "Omen mane? Biasanye berduaan."

"Di kelas, lagi godain Nina biar bisa ngga bayar uang kas."

Malvin dan Apoy tertawa.

"Samperin aje, biar ngga kebiasaan."

***

Keadaan X IIS II-- kelas Gabriel, kini sangat berisik. Bangku dan meja sudah tidak tertata rapi, beberapa perempuan membuat gerombolan untuk menggosip tentang apapun yang terjadi di sekolah ini, ada juga yang asik dengan dunianya sendiri, seperti membaca novel, mendengarkan lagu, bermain ponsel, bahkan tidur. Di pojok belakang kelas, para lelaki sedang bergerombol dan menonton bersama, sementara di baris kedua dari depan, ada Nina dan Omen yang kini tengah asik mengobrol.

Saat Malvin, Apoy, dan Gabriel masuk, kelas yang tadinya berisik sedikit lebih tenang, para perempuan berhenti menggosip, menyadari orang yang sedang mereka bicarakan kini ada di hadapan mereka, sementara yang lain melanjutkan aktivitas mereka.

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang