Beating Heart [23]

149 8 0
                                    

"Kok bisa kayak gini, sih?"

"Bisa, lah." Malvin memerhatikan Gabriel dari atas hingga bawah. Lalu pandangannya beralih pada jam dinding yang berada di ruangannya. "Lo seharusnya nggak di sini, Gab."

"Jadi lo nggak suka gue di sini, Vin?" ujar Gabriel sewot.

"Bukan gitu," Malvin mengubah posisinya menjadi duduk. "Masih pagi, bukan sekolah lo."

"Kan ajaran lo, Vin." Gabriel nyengir. "Nah! Justru karena masih pagi makanya bisa kabur, coba siang? Ya, susah."

"Terserah, lo, deh."

"Kok lo nggak ngabarin gue, sih?"

"Ini gue udah ngabarin lo," sahut Malvin. "Yang lain juga baru tau kemarin."

"Seharusnya, kan, lo ngabarin gue duluan, Vin." Gabriel melempar tasnya asal ke lantai. "Jadi gue ke sini duluan."

"Kerjaan banget, sih, Gab. Lo yang nggak ribet dibikin ribet."

Gabriel menarik kursinya, kemudian duduk di pinggir ranjang Malvin. "Gue, kan, khawatir, Vin."

Malvin mendengus geli, kemudian menjitak kepala Gabriel cukup kencang. "Apaan, sih, anjing!"

"Gue serius, tolol amat." Gabriel memutar kedua matanya.

"Iye-iye!" Malvin menyibakkan selimutnya. "Terus sekarang mau ngapain lo di sini? Bingung sendiri, kan?"

"Ah, kalo lo sehat, udah gue ajak berantem sekarang lo, Vin."

"Tuwir lo!"

Gabriel tertawa renyah. "Gimana ceritanya emang? Kok bisa bonyok gini?"

"Ya, gitu."

"Oh," Gabriel mangut-mangut paham. "Sekarang gue ngerti banget, Vin, sama kejadiannya."

"Apaan, sih!" Malvin memasang wajah datarnya, menyembunyikkan senyumnya. "Belom juga cerita."

"Kan, tadi gue tanya, lo nggak jelas, brengsek."

"Mereka ada lima orang, dikata Samson kali gue bisa ngelawan orang segitu banyak." Malvin mengambil gelas di atas nakasnya yang berisi air mineral, lalu meneguknya sedikit. "Mereka sok jagoan mentang-mentang rame."

"Lo kali yang sok jagoan."

"Ini lo nggak percaya omongan gue?"

"Iye! Percaya, dah." Gabriel menatap Malvin jahil. "Ngambekan amat."

"Nah, yaudah. Mereka duluan nyari masalah, sok ngusir-ngusir orang."

"Kalem, Vin." Sahut Gabriel. "Bantai balik."

"Gaya lo!" Malvin terkekeh kecil. "Udeh, ah, gue mau istirahat. Balik sana lo."

"Ini lo ngusir gue?"

"Mikir coba," Malvin kembali mengubah posisinya menjadi tiduran, ia menarik selimut hingga menutupi dadanya. Setelah itu, ia menutup mata tanpa menghiraukan lagi keberadaan Gabriel.

"Si anjing," gumam Gabriel, memilih duduk di sofa dekat ranjang Malvin. Kakinya diangkat, kepalanya di sandarkan pada ujung sofa, melakukan hal yang sama seperti Malvin-- kembali tidur.

***

Gabriel: Kemaren nanyain Malvin, kan?

Gabriel: Malvin dirawat.

Gabriel: Kalau mau jenguk, biar gue shareloc.

Anita menatap tiga pesan yang masuk beberapa menit lalu ke ponselnya. Refleks menutup tangannya setelah ia membaca pesan dari Gabriel. Fina melirik teman sebangkunya, kemudian menyerngit heran. "Kenapa, Nit?"

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang