Beating Heart [16]

184 6 0
                                    

Anita melihat pantulan dirinya di cermin, tubuhnya yang sudah terbalut seragam sekolahnya, rambut yang sudah dikuncir rapi, serta sepatu sekolah yang sudah menempel pada kakinya.

Ia siap berangkat sekolah.

Maka, diambilnya tas sekolah yang tidak terlalu berat itu. Kakinya melangkah menuruni tangga dengan cepat, ia melihat pergelangan kiri tangannya, matanya membulat sempurna.

"Lho?! Ini tadi gue mandi selama itu?"

Buru-buru, ia keluar rumah. Langkahnya terhenti, diam sebentar, kemudian melangkah lagi. Jantungnya berdetak lebih cepat, melihat lelaki dengan motornya terparkir persis di depan rumah Anita.

"Kok lama?"

"Kok lo di sini?!" sahut Anita heboh.

"Ngga boleh?"

"Kalo Vanessa liat gimana? Duh, gue lagi, Vin!"

"Ta, denger." Malvin terdiam sebentar, menatap Anita lekat. "Kalo Vanessa ngapa-ngapain lo, bilang gue, ya. Gue kenal Vanessa, dia gila."

Dengan cepat, Anita menoyor kepala Malvin. "Lo yang gila!"

"Duh," Malvin mengusap kepalanya. "Udah naik, telat ntar."

"Kalo lebih milih telat atau berurusan sama Vanessa, gue lebih milih telat. Jadi, dadah!"

"Eh, eh! Enak aja." Malvin turun dari motornya, menahan Anita yang hendak meninggalkan dirinya. "Gue udah rela-relain dateng pagi, nunggu lo dari tadi, sekarang ditinggal?"

"Ya, gue ngga minta."

"Kalo gitu gue yang minta," ia menarik tangan Anita pelan, mendekat ke arah motornya. "Buruan, ah."

"Malvin, tapi-"

"Anita, ayo." Malvin mendengus.

"Ih," Anita memutar bola matanya.

Malvin naik ke atas motor besarnya, diikuti Anita. "Udah?"

"Hmmm."

Dinyalakannya mesin motornya kemudian ia mengendarai motornya keluar kompleks perumahan Anita.

Sementara beberapa meter  di belakang mereka, sebuah mobil dan seorang perempuan cantik di dalamnya, sedang memperhatikan mereka dengan kedua tangan yang mencengkram erat kemudi mobil.

***

Motor Malvin memasuki sekolah saat bel akan berbunyi lima menit lagi. Malvin memarkir motornya, Anita menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu buru-buru turun dari motor Malvin.

"Et..ettt," Malvin melepas helmnya. "Mau ngapain? Buru-buru banget, bareng!"

"Kelas lo sama kelas gue aja beda dua lantai."

"Terus?"

"Ya jauh!" Balas Anita sewot.

"Gue anter dulu."

"Ngga usah, Vin. Gue ngga lupa di mana kelas gue." Anita berjalan cepat meninggalkan Malvin.

Malvin mendengus kemudian melangkah dengan santai menuju kelasnya. Tiba-tiba seorang perempuan menarik lengannya, ia menoleh mendapati Vanessa yang tersenyum padanya.

Ia pikir ini adalah kebetulan yang bagus.

"Van," Malvin memberhentikan langkahnya. "Jangan ganggu Anita."

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang