Beating Heart [38]

136 8 0
                                    

"Udah dari tadi?"

Mendengar suara orang di sebelahnya, Anita mendongak, mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ditatapnya. Perempuan itu memasukkan benda persegi panjang tersebut ke dalam saku roknya, kemudian menggeleng singkat.

"Baru dua jam."

"Ngaco aja lo!" sergah Malvin, lalu tertawa ringan. "Udah nggak bete, ya?"

"Masih," jawab Anita. "Tapi mendingan."

"Nggak usah bete lama-lama," Malvin menyerahkan satu helmnya pada Anita. "Keder gue jadinya, tau nggak, sih lo?"

Anita menerima benda yang diserahkan oleh Malvin, kemudian memakai ke kepalanya. "Hm."

"Mulai lagi, deh." Malvin berdecak pelan, menarik motornya dari beberapa motor lain yang mengapit kendaraannya. Laki-laki itu duduk di atas sana, lalu berhenti di depan Anita. "Naik, Ta." 

Anita naik ke atas motor Malvin, kemudian duduk di belakangnya. Setelah di rasa cukup, Malvin mengendarai motornya ke luar sekolah menuju rumah Anita.

Perjalanan ke rumah Anita memakan waktu lima belas menit, sehingga kini keduanya sudah berada di depan rumah sang perempuan. Malvin mematikan mesin kendaraannya, kemudian Anita turun dari sana.

"Mau masuk dulu?"

"Boleh?"

"Gue nawarin bukannya berarti itu boleh?"

"Oh, iya." Malvin mangut-mangut kemudian memasukkan motor tersebut ke dalam rumah Anita. Laki-laki itu memarkirkan motornya di halaman rumah itu.

Keduanya masuk ke dalam sana, lalu duduk di ruang tamu. Anita pamit sebentar untuk mengganti seragamnya, sementara Malvin menunggu di sana.

Bi Eroh datang dengan senyum simpul, ia menunduk sopan pada Malvin. "Ehhh... Den Malvin, mau minum apa?"

"Eh, Bi," sapa Malvin balik, membalas senyuman Bi Eroh. "Air dingin aja, Bi. Makasih, ya."

"Oke, sebentar Den, saya ambilkan dulu, yaa."

Anita datang setelah Bi Eroh mengantarkan segelas air putih dingin lalu segelas jus mangga kesukaan Anita, perempuan itu mengenakan kaos oblong serta celana yang menutupi hingga bagian lututnya saja.

"Makasih, Bi," kata Malvin lagi.

"Eh, udah ada Bi Eroh," ujar Anita lalu duduk di sebelah Malvin. "Bibi tau aja, ih! Aku lagi mau jus."

"Ya, kan biasanya begitu, Non." Bi Eroh terkekeh singkat. "Saya mau lanjut beres-beres, ya, Non. Kalo ada apa-apa, panggil saya aja, ada di taman belakang."

"Siap!"

Bi Eroh berjalan menjauhi keduanya menuju ke dapur, mereka memerhatikan punggung Bi Eroh hingga hilang di telan tembok pembatas.

Anita melirik pada Malvin yang sedang meneguk minumannya, laki-laki itu nampak haus sekali, karena isi gelas yang digenggamnya tersisa seperempat bagian saja.

"Aus, ya lo?"

"Iya."

"Mau gue ambil lagi, nggak?"

"Hah? Nggak usah, ini belom abis."

Anita mengangguk paham, lalu menyalakan televisi di depannya. Menekan-nekan remote, berkali-kali mengganti channel yang ingin ditontonnya.

"Ta?"

"Hm?"

"Jadi pacar gue mau nggak?" tanya Malvin menatap Anita lekat-lekat.

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang