Keadaan kelas X MIA 3 kini tenang, karena Bu Derni tengah berdiri di depan kelas dengan satu buku di genggamannya. Perhatian kelas seluruhnya tertuju pada guru itu, sampai akhirnya suara ketukan pintu kelas beberapa kali membuat sebagian besar murid menoleh ke arah pintu.
Terlihat seorang laki-laki dan perempuan di depan pintu tersebut, mereka berdua masuk ke dalam kelas dan itu langsung menyedot perhatian dari murid-murid di kelas tersebut.
Malvin dan Anita, dua orang yang berhasil membuat isi kelas mengalihkan perhatian mereka semua.
Sementara Bu Derni menatap Malvin dengan tatapan datar, lalu beralih ke Anita yang sedang bersembunyi di balik punggung besar Malvin. "Ngapain kamu ke sini?"
Malvin tersenyum hingga semua giginya yang rapi terlihat, "mau ngembaliin murid Ibu, nih."
Bu Derni menurunkan kacamata yang dikenakannya, lalu menyipitkan kedua matanya, mencoba mengingat siapa perempuan yang kini berdiri beberapa langkah di depanya. "Kamu Anisa kan?"
"Anita, Bu," koreksi Anita.
"Iya, maksud saya itu," kini Bu Derni kembali melihat ke arah Malvin. "Kenapa dia bisa sama kamu?"
"Saya pinjem," jawab Malvin.
Anita melebarkan kedua matanya, menurutnya jawaban Malvin adalah jawaban yang terlalu santai, kini Anita melihat ekspresi Bu Derni, namun ia tidak melihat bahwa Bu Derni marah.
"Yaudah, sana balik ke kelas kamu."
"Makasih, Bu." Malvin memutar balikan tubuhnya, lalu menepuk pundak Anita pelan, sebelum meninggalkan kelasnya.
"Anisa, kamu duduk ke tempat kamu."
Anita mengendus pelan, kemudian duduk di tempatnya semula, dengan kondisi kursi sebelahnya kosong, tentu saja karena Fina belum kembali.
Beruntung Bu Derni tidak menanyakan kehadiran Fina, entah karena Bu Derni tidak meneliti semua muridnya, atau karena memang Bu Derni tidak tahu kalau Fina adalah murid di kelas ini.
Valdo memerhatikan Anita sejak masuk ke dalam kelas, yang sedari tadi ia pertanyakan, ke mana Fina?
Valdo berjalan dengan cepat menuju meja Anita yang tidak terlalu jauh dari mejanya, kemudian duduk di bangku yang seharusnya adalah tempat Fina.
Anita otomatis menoleh pada orang di sebelahnya, "eh, Valdo."
"Nit, kok lo bisa sama Malvin?"
Anita berpikir sebentar, kemudian menaikkan kedua bahunya, "lupa."
"Terus Fina ke mana?"
"Ada. Sama Gabriel, anak sepuluh dua."
"Gabriel? Ah, sial," gumam Vano pelan, namun tentu saja cukup kencang untuk didengar Anita yang berada tepat di sebelahnya.
"Kenapa Val?" tanya Anita memastikan, Anita yakin ia tidak salah dengar.
"Eh? Engga, Nit, gue balik ke meja gue, ya."
Anita hanya mengangguk, walaupun sebenarnya ia ingin jawaban lebih dari Valdo.
***
"Enak ye, makan-makan, hmm," ucap Anita ketika Fina sudah kembali ke kelasnya. Fina kembali saat jam pergantian pelajaran, sehingga tidak ada guru yang menyadari.
Fina menunjukkan cengirannya, "kalo gini terus setiap hari, sih, gue juga mau, asal sama Gabriel."
"Apa banget, deh," Anita memutar kedua matanya. "Untung Bu Derni ngga nyadar, selamet lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beating Heart
Teen FictionAnita mengagumi Malvin sejak pertama kali mereka bertemu, Malvin adalah lelaki yang beda umurnya hanya dua tahun darinya, yang juga merupakan kakak kelasnya. Sementara Malvin, menanggap pertemuan antara dirinya dan Anita bukan apa-apa. Namun yang t...