[PROLOG]

8.7K 369 64
                                    

Happy Reading😊

***

Dear Nata,

Maaf gue harus pergi. Gue gak ada maksud bikin lo sakit hati Nat. Jujur, gue gak tau kalau kita sama-sama suka cowok yang sama. Sorry. Jaga diri lo baik-baik ya. Jaga kesehatan, jangan lupa makan inget lo punya magh. Gue do'ain lo bahagia sama dia. Jaga dia baik-baik ya Nat.

Gue harus ikut bokap nyokap pindah ke luar kota. Gue pamit, ya. Maaf gue gak bisa pamit langsung sama lo. Gue udah coba ngomong tapi lo ngehindar terus. So, lewat surat ini gue pamit dan sekali lagi maaf untuk segala nya.

Sayang Nata Gielz. Love you so much my best. See you.

Tania Feranda

Nata memasukkan kembali kertas surat tersebut ke dalam amplop biru setelah melipatnya rapi, lalu menyimpannya ke dalam laci nakas sebelah tempat tidurnya. Ia mendesah pelan kemudian bergumam. "Nia, maaf do'a lo gak terkabul. Dia lebih milih bahagia sama yang lain, gak sama gue lagi."

Ia menengadah menatap langit yang sudah membiru menggantikan sinar kuning mentari yang terbit di cakrawala. Ke dua sikunya menopang badan di pembatas balkon, menikmati setiap hembusan angin yang membelai lembut wajahnya, membiarkan angin memainkan surainya. Kembali mengenang kenangan yang telah lalu bersama si pengirim surat. Tania Feranda. Sohibnya yang memiliki kesukaan yang sama dengannya. Sama-sama suka coklat, makanan pedas, junk food, warna biru dan yang lainnya, bahkan sampai selera mereka akan cowok pun sama.

Nata tahu betul resiko menyukai satu cowok yang sama dengan Tania, masalah waktu pasti hubungan mereka akan merenggang. Dulu setelah Nata tahu kalau Tania juga menyukai Fauzan, ia dan Fauzan saat itu sudah memasuki tahap saling chat. Dan ia sampai harus mensilentkan ponselnya agar Tania tidak tahu notifikasi chat yang masuk ke ponsel Nata setiap menitnya saat mereka sedang bersama. Yah itu semua sudah berlalu, lagipula Tania juga sudah tidak di sini, dan hubungannya dengan Fauzan pun sudah tak sama lagi.

"Nata! Ayok berangkat!"

Nata melangkah terburu-buru menuruni anak tangga, memakai helm yang disodorkan Genta –Abangnya- dan segera menaiki jok penumpang, jalanan tampak ramai seperti biasa, karna pagi ini jam berangkat sekolah dan berangkat kerja yang menjadi rutinitas setiap hari. Tak butuh waktu lama karna gerbang sekolah sudah tampak di depan mata. Nata menyodorkan helm kembali pada Genta dan berujar. "Aku duluan ya, Bang." Yang ditanggapi anggukan oleh Genta. Setelahnya ia kemudian menuju kelasnya seraya mewanti-wanti hadirnya Fauzan yang akhir-akhir ini sering muncul tiba-tiba tiap Nata berada di areal parkir.

Drrt drrt

"Siapa sih," gerutunya kesal sebab terganggu karna ia sedang fokus meneliti sekelilingnya mana tahu ada sosok Fauzan yang tiba-tiba saja bisa muncul di hadapannya. Setelah dirasa aman, ia merogoh saku mengambil benda pipih tersebut. Kemudian membuka kunci ponselnya dan mendapati sebuah chat dari seseorang yang sedang ia jauhi sekarang.

"An-" Ia langsung menutup mulutnya sebelum kata-kata itu meluncur keluar. "Huft masih pagi gak boleh nambah dosa karna mengumpat." Ia menganggukkan kepala sendiri mengiakan apa yang ia ucap tadi, lalu kembali berjalan menuju kelasnya, percuma saja ia tadi memutar-mutar kepala dan bersikap waspada meneliti sekitar toh, yang lagi ia hindari juga sedang menunggu balasan dari chatnya sekarang.

"Ngapain coba nih orang chat gue. Gak tau apa kalo gue udah 50% move on dari dia," sungutnya pelan. Nata kembali mengunci ponselnya tapi sedetik kemudian ia buka kembali begitu seterusnya sampai ia sudah duduk manis di kelasnya. "Tapi gue penasaran sama isi chatnya dia. Persetanlah mau gagal move on atau enggak!"

Zee : Pagi ta:)

"Kampret!" Akhirnya kata-kata yang tertahan itu meluncur keluar dari mulutnya, Nata sendiri lupa untuk menahannya karna terlalu terkejut dan diliputi rasa senang yang membuatnya lupa keadaan sekitar.

***

Jangan lupa vote dan komen ya
I hope you enjoy^^

Gee or Zee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang