[32] Pertarungan Sengit Dua Susu Kotak Rasa Coklat

1.4K 87 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Sisy berdecak tak percaya seraya menggeleng-gelengkan kepala. Cewek itu sudah puluhan kali melakukan hal yang sama. Via yang sebal akan tingkah Sisy juga sudah melayangkan berbagai pukulan ke tubuh cewek itu, namun percuma saja. Sisy akan berdecak dan menggeleng-gelengkan kepala tak habis pikir akan Nata yang malah mengangguk, membenarkan pertanyaan Via yang menanyakan tentang perasaannya bahwa ia benar-benar menyukai ke dua cowok itu.

Nata tak menggubris sama sekali dengan apa yang sedang dilakukan oleh ke dua temannya yang sekarang malah asik menjitak kepala satu sama lain. Tapi, ia sangat bersyukur sebab Sisy telah berhenti mendecak. Suara decakan cewek itu benar-benar mengganggu pikirannya. Sangat malah.

Ia menggunakan tangan kiri sebagai bantalan dagunya, lalu ia menyentuh bulir-bulir air dengan telunjuk yang menguapkan hawa dingin dari dua kotak susu coklat di atas mejanya. Susu coklat dingin di saat pikiran kalut seperti ini cukup membantu Nata untuk berpikir lebih jernih lagi. Tapi, ia hanya menyentuh bulir-bulir air tersebut dan tampak belum melakukan pergerakan untuk meminum salah satu dari ke dua susu kotak rasa coklat itu.

Tepat di saat Via dan Sisy menganga tak percaya akan anggukan Nata yang membenarkan pertanyaan Via tadi. Gery dan Fauzan datang bersamaan ke kelas Nata. Meletakkan masing-masing satu kotak susu coklat dingin dengan merek berbeda. Ke dua cowok itu tak mengeluarkan suara hanya memandang sengit satu sama lain lalu berlalu pergi dan meninggalkan Nata yang bingung harus meminum susu kotak yang mana terlebih dahulu.

Dari Fauzan dulu atau dari Gery dulu? Dia jadi bingung sendiri asik memandang ke dua susu kotak rasa coklat yang menggiurkan tersebut.

"Lo bisa minum dua-duanya langsung Nat." Tiba-tiba Willy yang baru masuk kelas dengan tas masih tersampir di punggung cowok itu mengeluarkan opininya. Pendapat yang sangat tepat dan Nata benar-benar bersyukur akan kedatangan Willy pagi ini.

Cowok itu berjalan mendekat lalu berhenti tepat di samping meja Nata. Meraih salah satu susu kotak dan menancapkan sedotan pada tempatnya lalu melakukan hal yang sama pada susu kotak yang satunya. Setelahnya ia menyodorkan ke dua susu kotak tersebut pada Nata, untuk segera Nata minum.

Nata tampak ragu. Haruskah ia minum langsung melalui dua sedotan dari dua susu kotak yang berbeda. "Udah minum aja Nat, lo gak mau kan liat mereka berdua nemplok di jendela kelas kita terus-terusan kan? Ngerusak pemandangan tau gak." Willy berujar sarkas seraya melirik ke arah jendela pojok kelas.

Nata bisa melihat Gery dan Fauzan berebut melihat Nata melalui kaca jendela pojok kelas itu. Benar kata Willy, mereka berdua merusak pemandangan. Oleh karenanya, Nata langsung menyesap ke dua susu kotak tersebut sekaligus melalui dua sedotan. Willy benar-benar mempunyai ide yang bagus dan patut diacungi jempol di saat Nata sedang tidak bisa menggunakan otaknya yang agak tersendat sebab memikirkan ke dua cowok itu terus-terusan.

Ia menepuk bahu Willy mengucapkan terimakasih. "Thanks banget Wil!" serunya riang seraya mengacungkan ibu jari tinggi-tinggi.

***

Pagi hari ini Gery lebih ceria dari biasanya, sepertinya efek dari hari kemarin ia dan Nata pergi kencan berdua. Membuat hatinya berkali-kali lipat merasa bahagia. Lengkung bibir selalu tersemat di wajahnya, enggan luntur walau sedetik pun.

Cowok itu tampak lahap memakan sarapan, lebih tepatnya terlihat terburu-buru. "Pelan-pelan makannya, Nak," tegur Bella seraya mengusap punggung Gery lembut.

Gery menyengir dan terkekeh kecil. "Gery pengen cepet-cepet ketemu Nata, Ma." Jawaban dari Gery sontak membuat Bella dan Hans tergelak lepas. Memang kisah cinta di masa muda membuat pengaruh besar bagi kehidupan anaknya. Kemarin saja Gery masih merengek-rengek supaya tidak perlu pergi sekolah tapi, sekarang cowok itu malah tergesa-gesa memakan sarapannya agar bisa cepat datang ke sekolah dan menemui pujaan hatinya.

Hans menepuk-nepuk bahu Gery ala lelaki. "Kamu kalau jalanin hubungan sama perempuan yang benar-benar kamu sayang harus serius. Liat nih Papa sama Mama kamu, bukti keseriusan itu." Ia berharap anaknya nanti tetap menetapkan hati pada satu gadis saja. Meskipun susah dikarenakan umur Gery yang masih sekitaran remaja labil yang sering plin-plan akan perasaan sendiri, tapi ia yakin Gery anaknya akan mampu menerjang segala hal yang berbau plin-plan nantinya.

Semangat Gery semakin membara, mengingat kembali nasihat Papanya tadi pagi. Dia janji tak akan plin-plan akan perasaannya. Tentu saja! Apakah ada cewek lain selain Nata yang ia sukai? Tidak, kan? Tentu tidak, hanya Nata satu-satunya.

Tungkai kaki Gery melangkah cepat menuju kantin ingin membeli sesuatu untuk Nata pagi ini, setelah ia melihat Nata lesu di kelas cewek itu yang tak ia ketahui sebabnya membuat ia segera melangkah cepat menuju kantin.

Setelah berpikir dan ingat kalau Nata menyukai susu coklat, ia bergegas menuju lemari pendingin minuman meraih susu kotak rasa coklat. Senyumnya mengembang, membayangkan pasti Nata akan menyukainya dan bisa di pastikan cewek itu akan semangat kembali.

Seperti adegan dalam drama Korea yang sering Mamanya tonton akhir-akhir ini, ada tangan seseorang yang juga meraih susu kotak rasa coklat yang sudah ada di genggamannya. Orang itu malah membentak. "Punya gue!"

Gery segera menoleh dan menahan emosinya untuk tidak melayangkan tendangan langsung ke pantat orang yang dengan seenaknya mengakui susu kotak rasa coklat yang sudah ada di genggamannya sebagai milik orang itu.

"Lo? Susu ini punya gue! Gue duluan yang ambil! Pilih noh yang lain!" Gery menarik kasar susu kotak itu dan menyembunyikan nya di balik punggung, takut kalau orang itu akan mengambil susu miliknya lagi.

"Najis banget gue ambil susu lo! Emang lo punya susu?" Oke. Balasan tersebut membuat beberapa murid yang sedang berada di kantin tertawa. Gery menggeram marah, lekas berjalan menuju Ibu kantin dan membayar susu kotak yang sudah ia beli kemudian bergegas secepatnya pergi meninggalkan kantin.

Dalam hati ia merutuk kesal. Moodnya jadi buruk gara-gara perseteruan kecil tadi. "Dasar! Tingkat kemuakan gue ke dia makin ningkat gara-gara dia mantannya Nata. Awas aja! Gue gak bakal lepasin Nata." Dumel Gery sambil melangkah menuju kelas Nata.

Tapi, tunggu! Fauzan juga membeli susu coklat, kan? Kalau begitu cowok itu pasti akan ke kelas Nata juga. Firasatnya ternyata benar, saat ia menoleh ke belakang dan mendapati Fauzan yang berjalan beberapa meter di belakangnya menuju satu tujuan yang sama dengannya, yaitu kelas Nata. "Anjir!" umpat Gery kesal.

Ia semakin mempercepat langkahnya saat sudah mencapai kelas Nata. Tanpa diduga-duga Fauzan juga masuk ke kelas Nata bersamaan dengannya. Gery benar-benar geram. Apa maksud cowok ini? Apa ia sudah tak mempunyai urat malu mendekati kembali mantan pacarnya? Kalau masih suka kenapa juga dulu mengakhiri hubungan? Dasar plin-plan! Ia akan ingat dengan betul kata-kata Papa nya tadi. Jangan pernah jadi orang plin-plan karna yang plin-plan bukan laki!

Perang dingin pun bermula saat Gery dan Fauzan sudah keluar dari kelas Nata, masih dengan bibir tertutup rapat dan pandangan mata tak kalah sengit. Mereka berdua berlari menuju jendela pojok kelas Nata. Berebut ingin melihat Nata dari sana, sebab dari spot itu mereka bisa melihat Nata dengan jelas, apakah cewek itu akan meminum susu kotak rasa coklat pemberian Gery atau Fauzan lebih dulu?

Di saat ke dua cowok itu asik berebut melihat Nata melalui jendela pojok kelas, Willy yang tampak asik memainkan game online digadgetnya sambil berjalan menuju kelas terhenti. Memasukkan benda pipih miliknya tersebut ke dalam saku celana. Lalu mengikuti arah pandang Gery dan Fauzan seraya menggeleng pelan. "Dasar bocah!" ujarnya.

Willy dengan santainya masuk kelas lalu menuju meja Nata. Gery bisa melihat Willy meraih kotak susu miliknya lalu menancapkan sedotan, dan cowok itu melakukan hal yang sama pada susu kotak milik Fauzan. Fauzan dan Gery menegang seketika. Saat ke duanya melihat dengan jelas bagaimana Willy menyodorkan dua susu kotak tersebut pada Nata.

Punya siapa yang lebih dulu akan Nata minum? Begitulah isi pikiran ke dua cowok itu. Dengan mulut menganga menatap Nata tak sabar di balik kaca jendela pojok kelas.

Namun, mereka tiba-tiba kehilangan tenaga. Entah apa yang dibicarakan Willy pada Nata, cewek itu malah menyesap langsung ke dua susu kotak rasa coklat dari dua sedotan sekaligus.

Kalau seperti ini, dari mana mereka bisa melihat susu kotak rasa coklat milik siapa yang lebih dulu di minum Nata. Hah, percuma.

***

Gee or Zee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang