[8] Willy Berubah

2.1K 150 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Sorak sorai yang mengrumuni Willy, membuat Gery tertahan untuk menanyai Nata sebab dari kekalahan cewek itu kali ini. Tidak biasanya Nata kalah, sejak pertama kali Gery kenal Nata dulu sebagai Nota. Cewek itu tak terkalahkan tentunya. "Sorry bro, gue menang dan ngalahin cewek lo," bisik Willy yang sukses membuat Gery terkejut. Setelah kepergian Nata, Genta berjalan mendekat ke arah Willy dengan wajah penuh pertanyaan.

"Selamat ya," ujar Genta sekedar basa-basi seraya menyalami Willy ala anak laki. Ia agak mendekatkan tubuhnya lalu berbisik di telinga Willy. "Kalau sampai ada apa-apa sama Adek gue, siap-siap aja lo!" Lalu menepuk kuat dua kali pundak Willy. Segera berbalik menjauh sambil menatap tajam Willy.

Willy agak ngeri mendengar kalimat akhir dari Genta. Ia langsung tau kalau Nata adalah Adiknya. "Dia bilang apa bro?" tanya Gery penasaran. Willy hanya menggeleng sebagai jawaban.

Gery berdecak malas mendapati respon singkat dari Willy. Lalu kembali duduk di atas jok motornya seraya melihat-lihat keberadaan Nata. Ia langsung merogoh sakunya saat tak mendapati keberadaan Nata di arena balap.

📞Halo pacar

***

Nata masih diam menatap langit-langit kamarnya. Belum beranjak sesenti pun, sampai benda pipih bergetar di sakunya. Dengan malas ia merogoh saku tanpa melihat siapa yang menelpon, langsung menggeser tombol hijau dan menempelkan di telinga.

📞Halo pacar

Ia berdecak malas saat tahu siapa yang sedang menelponnya.

📞Apa?

📞Singkat padat dan jelas. Mencerminkan pacar yang baik

📞Receh!

Terdengar kekehan di ujung sana.

📞Ketus banget sih, gara-gara gak dapet amplop coklat ya?

Nata menghembuskan napas jengah.

📞Gue ngantuk mo tidur.

Dengan gemas Nata menggeser tombol merah lalu mengaktifkan mode silent menarik selimutnya dan pergi ke alam mimpi.

Gery tersenyum simpul sambil menatap layar poselnya. "Cantik-cantik ketus." Willy yang duduk tak jauh dari Gery dapat melihat mimik wajah cowok itu yang bahagia setelah berbicara lewat telepon. Dan ia langsung tau kalau yang di telpon Gery barusan adalah Nata.

Seketika ia ingat saat Nata tiba-tiba berhenti, membiarkannya menang malam ini. Dan juga ketika cewek itu membuka helmnya dan membenarkan rambut yang agak berantakan, detik itu juga hatinya berdesir.

Ia menundukkan kepala, merutuki jantungnya yang berdebar karna mengingat hal itu. Apa-apaan ini, ia tidak boleh seperti ini! Nata itu punya Gery, temannya. Mungkin ini efek karna sudah lama ia tidak memperhatikan cewek disekitarnya karna sifat cuek yang ia miliki. Lalu ia menengadah melihat Gery yang masih tersenyum sambil menatap layar ponsel dan terpercik rasa bersalah di matanya.

***

Pagi ini Nata telah di todong sodoran tangan dari sohibnya, meminta jawaban pr Fisika.

"Pantes pagi," sindir Nata sambil menatap jengah Via yang nyengir lebar sambil menerima buku pr Fisikanya. Dengan semangat yang menggebu cewek itu menyalin jawaban ke buku pr miliknya.

Sisy datang dengan ngos-ngosan. Ia langsung duduk di kursinya sehingga membuat meja Nata bergoyang. via yang sedang menulis malah jadi mencoret tulisannya sendiri. Sontak Via menggebrak kencang meja dengan tampang garang.

"WOI GUE LAGI BIKIN PR!!"

Sisy menatap ngeri Via yang sudah kesetanan. Lalu meminta maaf segera. "Maaf Vi maaf." Via tak mengubrisnya kembali sibuk menyalin tapi tetap ngomel-ngomel karna bukunya tercoret sebab goyangan di meja tadi. Dan Sisy kembali meminta maaf. Nata hanya terkekeh geli sambil geleng-geleng kepala.

"Lo kenapa? Abis dikejar guguk sampe segitunya?" tanya Nata setelah Via sudah agak tenang. Wajah ngeri Sisy langsung berubah antusias. Mulai bercerita dengan semangat menggebu-gebu.

"Oh iya. Tadi gue liat Willy bareng Gery di parkiran. Terus, gue liat Willy nebar senyum gitu. Beda banget sama pertama kali dia ke sini. Duh aura gantengnya nambah." Sisy mengacungkan dua jempolnya mungkin kalau bisa ia akan membuka sepatunya dan mengacungkan dua jempol lagi. Kening Nata berkerut. Masa iya? Pikirnya.

"Beneran? Lo gak ngibul?" sahut Via yang sudah selesai menyalin pr Nata. Ia sedang mengurut jarinya yang hampir keriting karna mengebut menyalin pr Fisika. Untung saja penyelesaiannya pendek. Tidak seperti Matematika soalnya hanya satu baris penyelesaiannya bisa sampai sepuluh baris apalagi ada yang sampai satu halaman buku.

Dengan semangat Sisy menggeleng. "Enggak!! Nah tuh dia dateng!" seru Sisy hampir memekik menunjuk Willy yang baru masuk kelas bersama Gery. Willy tersenyum ramah. Bahkan, ia sempat meminta maaf pada Tere karna membentak cewek itu di saat hari pertamanya masuk. Benar-benar hal yang ganjil. Selama seminggu Willy menjadi anak baru, baru kali ini ia tersenyum pada semua orang. Murid perempuan di kelasnya dengan sengaja memotret kejadian langka itu.

Willy berjalan ke tempat duduknya dan tersenyum saat beberapa murid perempuan menyapanya. Gery seperti biasa langsung mendekati Nata. Ia menarik kursi kosong lalu duduk di samping Nata.

"Pagi pacar."

Nata masih menatap Willy bingung. Bagaimana bisa cowok itu berubah secepat ini? Bahkan ia tak sadar saat Gery sedang memainkan ujung rambutnya. "Sayang aku di kacangin nih," rengek Gery yang sedang menopang dagu sambil menusuk-nusuk pipi Nata.

"Gery! Apaan sih!" gertaknya sebal karna acaranya memandang Willy terganggu. "Pacar kamu itu aku bukan dia, liatnya kesini dong." Gery menangkupkan ke dua pipi Nata lalu mengarahkan ke hadapannya ia melirik sebal Willy yang sekarang asik mengobrol dengan setengah populasi siswi di kelas.

"Ck apaan sih!" Nata berdecak malas sambil menepis tangan Gery. Gery mengerucutkan bibirnya sebal. Tapi tetap bersikap manis pada Nata dengan mengacak-acak poni cewek itu. Seketika itu juga Nata mematung.

"Jantung gue," gumamnya pelan sembari meraba dada kirinya.

***

Gee or Zee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang