[15] Tak Ingin Kehilangan Lagi

1.8K 139 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Elma menatap sendu Gery di hadapannya. Sesekali isakan pilu terdengar, membuat sapu tangannnya basah. "Maaf Tante, kalau Gery ngungkit hal ini lagi," cetus Gery merasa tak enak hati ia hanya bisa menunduk dan jelas sekali merasa sangat bersalah. Hari ini ia bertekad ingin tahu tentang awal mula hilangnya gadis yang selalu membayangi isi kepala Gery belakangan ini. Dulu, ia tidak sempat tahu dan segan bertanya karna duka yang menyelimuti. Namun, untuk sekarang ia tak bisa diam saja. Nata harus dilindungi, ia tak mau kehilangan lagi.

Sekali lagi Elma mengusap sudut matanya sebelum berujar lirih. "Gak papa Tante ngerti. Kamu harus lindungin pacar kamu itu baik-baik ya, jangan sampai kejadian ini ke ulang lagi." Gery hanya mengangguk pelan kemudian keheningan terjadi didominasi dengan isakan pilu wanita di depannya ini.

"Tante tau setelah pesan itu masuk seminggu kemudian. Awalnya Tante pikir cuma iseng. Tapi, malamnya Dina gak pernah pulang sampai sekarang." Isakan itu semakin sering terdengar, bahkan sudah terbentuk sungai kecil di wajah Elma.

Kenangan bersama Dina dua tahun lalu masih melekat kuat di benaknya. Masa-masa indah saat mereka bersama. Apalagi tentang Dina yang tiba-tiba hilang setelah seminggu menerima pesan dari nomor yang sama, mengirim semacam peringatan. Sama seperti yang di terima Nata kemarin. Semenjak Dina menghilang, bayangan yang menghantui setiap kali Gery terlelap maupun terjaga benar-benar menyiksanya. Gadis di tengah jembatan dengan tangan dan kaki yang terantai sempurna itu adalah Dina.

Dina Anjani. Kekasih sekaligus teman masa kecil Gery. Dia hilang seperti ditelan bumi setelah seminggu berturut-turut menerima pesan berisi peringatan dari nomor yang sama. Sebulan setelah kehilangan Dina, orang tua cewek itu menerima surat kaleng. Ya. Surat yang dimasukkan ke dalam kaleng, lalu dilempar oleh orang yang tak dikenal ke halaman rumah orang tua Dina.

Saat itu Elma -ibu Dina- sedang memberi makan ikan hias di kolam kecil samping rumah mereka. Tiba-tiba deru motor dengan kenalpot super bising datang, tak lama salah satu pengendara melempar kaleng tepat di depan halaman rumahnya.

Elma segera bersembunyi di balik batang pohon samping kolam ikan tersebut. Pengendara motor itu terdiri atas dua orang, mereka memakai jaket kulit hitam dengan helm yang sama hitamnya. Tampak mereka menengok ke kanan dan ke kiri seperti meneliti keadaan rumahnya. Membuat Elma gemetar ketakutan.

Setelah kepergian pengendara tersebut, terburu-buru Elma mendekati kaleng dan membolak-balikkan kaleng itu. Ada ujung kertas menyembul dari tutup kaleng yang terbuka, langsung saja ia menarik kertas dari dalam kaleng lalu membacanya.

To : Mama

Dina baik-baik aja. Dina sayang mama, jangan pernah cari Dina.

Your Love
Dina Anjani.

Seketika itu juga langit runtuh di hadapan Elma. Sampai sekarang pun gadis itu tak pernah pulang ke rumah, meskipun sering kali mengirimi surat tanda kalau ia baik-baik saja.

***

Gery menyesap rokoknya lalu mengembuskan asapnya keluar dari mulut dan juga ke dua lubang hidungnya. Pandangannya menerawang. Kembali ke kediaman Dina Anjani. Suara isakan pilu menjadi musik pengantar kepulangan Gery dari rumah bertingkat dua yang teduh itu. Ia menunduk sesaat sebelum menatap nanar kaca lantai dua tepat di mana kamar Dina berada. Sebelum ia berlalu pergi dengan rasa rindu yang tiba-tiba menerjangnya.

Kehilangan membuatnya benar-benar berubah. Lama sekali sampai Gery bisa kembali seperti sekarang. Bandel, badung, blangsak, suka trek-trekan ini lah itu lah. Pokoknya hal-hal yang dianggap orang-orang jelek sudah pernah ia lakukan untuk mengalihkan rasa sedihnya kehilangan Dina sampai sekarang, barangkali. Ia tidak menampik kalau ia merasa rindu pada gadis itu.

Kehilangan juga mengajarkannya arti tanggung jawab. Arti menjaga orang yang paling berarti dalam hidupnya. Ia benar-benar takut merasakan kehilangan untuk ke dua kalinya. Apalagi ini Nata. Nata Gielz yang merubah kelabu menjadi warna-warni indah di hatinya. Yang merubah sedih di hatinya menjadi debaran hangat dan ia merasa seperti hidup lagi. Sampai kapanpun Gery tak akan membiarkan Nata pergi dari hidupnya.

"Mas ini siomaynya," sahut Bang Manju penjual siomay langganannya. Gery langsung menyodorkan selembar uang warna biru pada Bang Manju lantas segera naik ke atas jok motornya. "Bang, kembaliannya ambil aja!" serunya setelah menarik kuat tali gas dan meninggalkan seruan terimakasih Bang Manju di belakang.

Sepuluh menit yang lalu saat Gery masih terpaku menatap kediaman Dina Anjani ia tersentak kaget ketika ponsel di sakunya bergetar.

Nata
Gery, mau siomay!^,^

Sudut bibirnya terangkat. Ia tersenyum lebar, selebar mungkin. Saking senangnya cepat-cepat ia memasukkan ponsel ke saku dan segera melaju ke tempat Bang Manju pedangang siomay keliling langganannya.

Ia sudah seperti pacar yang siaga menuruti apa pun yang Nata pinta. Berhubung gadis itu sedang dalam masa pms dan Gery tak ingin membuat gadisnya marah, ia dengan senang hati menuruti apa saja keinginan Nata selama masa pms itu berlangsung.

Sesampainya di rumah Nata ia segera melangkah masuk setelah memakirkan motor di halaman rumah.

Ceklek!

Dengan cepat pintu rumah Nata terbuka, menampakkan Nata yang terburu-buru meraih kantung berisi siomay dari genggaman Gery. Gadis itu tersenyum senang setelah melihat isi kantung. Lantas memamerkan giginya. "Makasih Gery!!"

Gery terkekeh sebentar seraya mengusap puncak kepala Nata. "Kok keringetan? Kamu abis ngapain?" Sembari diusapnya bulir keringat di kening Nata.

"Abis lari dari kamar ke sini pas denger bunyi motor kamu, hehe," jawabnya dengan kekehan kecil. Membuat Gery benar-benar ingin membawa gadis itu pulang dan memberitahu ke dua orang tuanya untuk menikahkannya dengan Nata sekarang juga. Loh kok?

"Ngegemesin banget sih," ujarnya seraya mengusap rambut Nata lembut. Nata hanya tersenyum manis dan tiba-tiba mengecup cepat pipi Gery lalu berlari masuk ke dalam rumah sambil tertawa geli setelah melihat muka cengo Gery karna ulahnya.

"Nata," geram Gery gemas memegang pipi kanannya yang dikecup Nata tadi lantas ikut masuk mengejar cewek itu. Ini yang Gery suka, kadang Nata bertingkah diluar dugaan seperti tadi, ia kan jadi ketagihan ingin diciumi lagi.

***

Gee or Zee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang