Jangan lupa vote dan komen ya😊
***
Sinar lurus matahari pagi masuk melewati celah-celah gorden jendela kamar Nata. Cewek itu masih meringkuk nyaman di balik selimut. Ia melenguh pelan saat ponsel di atas nakasnya bergetar sejak tadi.
Nata berusaha duduk dengan mata masih terpejam, meraba-raba nakas lalu meraih benda pipih itu. Kemudian menggeser asal tombol hijau lalu menempelkan di telinga. "Halo," sapanya serak.
"Pagi sayang, pasti baru bangun ya."
Nata menguap sekali, menggosok mata dengan punggung tangan. "Iya."
"Kamu kalau baru bangun gini jawabnya cuek banget."
"Hm." Nata menggeliat, meregangkan badannya. Dengan malas ia duduk di sisi tempat tidur.
"Sayang ayo bangun, udah pagi loh."
"Iya, iya." Nata mulai beranjak bangkit, berjalan menuju jendela dan membuka gorden. Membiarkan sinar matahari masuk sepenuhnya ke dalam kamar.
"Kamu cantik banget pagi-pagi gini. Halo sayang." Di bawah sana Gery melambai, cowok itu membuka pagar rumah Nata dan memposisikan diri di bawah jendela kamar Nata. Agar cewek itu mudah melihatnya nanti.
Nata sekali lagi menguap. Rasa kantuknya masih bergelayut. Ia tersenyum mendengar gombalan Gery pagi ini. Dasar laki-laki. "Aku emang cantik," balas Nata pongah lalu terkekeh kecil. Ia membuka pintu balkon dan membiarkan udara pagi menyentuhnya yang masih mengenakan piyama.
Gery melangkah mundur, kembali memposisikan dirinya di bawah balkon kira-kira Nata bisa melihatnya. Ia tersenyum melihat Nata di sana yang sama sekali tak menyadari kehadirannya. "Piyamanya lucu." Ucapnya lalu terkekeh sendiri.
"Piyama?" Nata seakan baru tersadar, ia melihat apa yang ia kenakan. Nata menepuk dahinya refleks, ia masih mengenakan piyama. "Jangan bilang kamu udah di rumah aku." Nata melongok ke bawah dan mendapati Gery di sana sedang melambai dan cengengesan. "Tuh kan!"
***
Prangg!
Trangg!
"Oh God!" Nata mengerang frustasi, dari kamarnya ia bisa mendengar suara ribut dari arah dapur. Ia menyesal telah membiarkan Gery mengambil alih dapur, katanya ingin membuat sarapan untuk Nata.
Traang!
"Astaga!" seru Nata sekali lagi. Ia bergegas turun setelah mandi yang terburu-buru dan memakai pakaian tergesa-gesa, rasanya menyebalkan. Cewek itu menggerutu sembari mengikat rambutnya, ia menuruni anak tangga.
Ia bergidik. Dapurnya benar-benar berantakan. Bekas irisan cabe bertebaran di lantai, juga bungkus sosis, sawi, kulit telur pun ada. Nata menggeleng tak percaya sambil melipat tangan di depan dada ia berujar. "Gee udah selesai?"
Gery menoleh, menampilkan wajah puas karna masakannya sudah selesai. Ia membawa dua piring nasi goreng yang masih panas ke atas meja makan, lalu kembali membawa dua gelas susu coklat hangat.
Nata masih berdiri di dapur. Menatap horor dapurnya yang benar-benar berantakan. Seakan mengerti Gery berujar. "Maaf Nat, nanti aku beresin deh. Sekarang kamu makan dulu, ya."
Cowok itu kembali ke ruang makan. Menggeser kursi ke belakang untuk Nata, lalu memperagakan gaya seperti pelayan restoran bintang lima mempersilahkan Nata duduk. "Selamat menikmati." Diselingi kedipan genit serta senyum manis darinya.
Nata mulai melihat seksama hidangan di hadapannya. Dari aromanya sudah harum, Nata mulai merasa semakin lapar. Ragu-ragu ia mencicipi. Satu sendok. Dua sendok. Aman, tak ada masalah. Untuk Gery si pemula di dapur Nata memberi 75 untuk masakan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gee or Zee [✔]
Ficțiune adolescenți[Cover by : @prlstuvwxyz] Awalnya Nata hanya ingin melupakan, pergi meninggalkan kisah lamanya dengan Fauzan. Berjalan ke depan meskipun harus berkali-kali gagal move on. Pertemuan tak terduga dengan Gery, perhatian yang diberikan cowok itu dan jug...