[28] Setengah Hari Bersama Gery

1.6K 94 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

"Kita dimana?" tanya Nata setelah menjejakkan kaki turun dari mobil Gery. Cewek itu nampak takjub dan bersemangat sekali, setelah mendapati arena taman bermain di hadapannya dan segera menarik lengan Gery memasuki arena taman bermain itu.

Nata memutar kepalanya, menatap ke kanan dan ke kiri dengan antusias. Melihat-lihat orang di sekelilingnya yang tampak berpasangan baik berdua, bertiga atau sekelompok besar keluarga, dan teman-teman, beramai-ramai mereka memasuki gerbang arena taman bermain.

Sepulang sekolah Nata dan Gery memutuskan pergi untuk menghabiskan waktu berdua. Dan memilih arena taman bermain sebagai tujuan pertama. Nata beralasan pada Genta menemani Via di rumah cewek itu sebab ke dua orang tuanya sedang keluar kota. Memang benar ke dua orang tua Via keluar kota namun, cewek itu tidak meminta Nata untuk menemaninya, ini hanya sebagai alasan supaya Nata bisa pergi. Kalau Nata bicara jujur pada Genta bisa dipastikan cewek itu tak akan boleh pergi. Oleh karenanya, ia terpaksa berbohong. Dan berjanji dalam hati tidak akan membohongi Genta lagi saat mendapati ekspresi Genta yang percaya pada kebohongan yang ia buat tadi. Ingin rasanya Nata merendam kepala ke dalam bak mandi telah berbohong pada Genta.

Setelah membuat kesepakatan bersama di lapangan basket tadi pagi, Gery bersikeras ingin meminta ijin langsung pada Genta namun, Nata menolaknya karena itu sama saja membatalkan rencana yang telah mereka buat. Itu sebabnya setelah bel pulang berbunyi Nata bergegas dengan tangan menyeret Via menuju kelas Genta untuk meminta izin.

Aroma manis menguar membuat hidung Nata gatal. Mereka sekarang sedang berjalan di antara tenda-tenda makanan yang menjual berbagai makanan manis, seperti lolipop, harum manis bahkan popcorn manis pun ada. Nata asik melihat-lihat, ternyata banyak juga yang membeli popcorn manis di arena taman bermain siang ini. Kalau ia, akan memilih es krim atau es campur lebih enak dan membuat badan lebih segar daripada makanan manis seperti itu, hanya akan membuat gigi sakit saja.

"Kamu mau?" tanya Gery menunjuk dengan dagu ke arah tenda yang menjual popcorn manis tadi. Cowok itu pikir Nata melihatnya karna cewek itu ingin, ternyata tidak setelah mendapati gelengan kepala dari Nata. "Gak, aku mau es krim aja tapi nanti. Sekarang kita main dulu!" seru cewek itu senang dan kembali menarik tangan Gery yang di genggamnya erat, memimpin perjalanan lebih dulu.

"Roller Coaster gimana?"

"Hysteria?"

"Atau kora-kora?"

"Tapi kayaknya tornado seru deh." Nata mengerjapkan kelopak matanya dua kali dengan ekspresi antusias melihat tornado sedang menjungkirbalikkan orang-orang yang duduk di tempatnya.

"Oke, let's go!" tukas Gery cepat lantas berjalan lebih dulu membeli tiket. Nata cukup bersyukur karna Gery tidak pernah mengeluh dan menolak permintaannya untuk mencoba semua permainan ekstrim di sini. Cowok itu benar-benar bisa di andalkan.

Ia memasukkan tangan ke dalam saku hoodie milik Gery yang ia kenakan. Tentu saja mereka tidak memakai seragam sekolah pergi ke sana, untungnya Gery memilik beberapa kaus serta hoodie yang tersimpan di jok belakang mobil cowok itu dan pilihan Nata jatuh pada hoodie biru gelap over size milik Gery untuk ia kenakan. Praktis karna hoodie itu menutup sampai lututnya, efek tubuh mungil yang membuat Gery gemas ingin menggigitnya saat itu juga.

Sedangkan Gery mengenakan kemaja putih dalaman kemeja seragam sekolahnya lalu menarik keluar kemeja kotak-kotak hitam merah dari balik laci dashboard mobil dan mengenakannya dengan jeans pendek.

"Aku gak papa kok dijungkir balik sama tornado, diajak nanjak tinggi-tinggi terus diturunin pake kecepatan penuh sama roller coaster aku kuat, terus diayun-ayun sama kora-kora aku malah seneng, disuruh begitu lagi buat dua putaran aku sanggup asal itu sama kamu," ucap Gery agak dilebih-lebih kan setelah duduk di depan Nata dan meletakkan nampan hitam penuh berisi makanan yang ia dan Nata pesan di sebuah restoran cepat saji masih di dalam area taman bermain.

Nata tergelak, meraih minuman es susu coklat yang dipesannya lalu meneguknya sebentar. "Kalau kita main itu lagi, kapan nontonnya dong?" tanya Nata seraya mengerlingkan mata pada Gery dan mengedip genit.

"Iya ya," sahut Gery seolah baru ingat masih ada tujuan berikutnya. Cowok itu mengangguk pelan dan mulai mengunyah burger di hadapannya.

Disela-sela khidmat makan siang mereka berdua, sosok tak asing tampak memasuki restoran cepat saji yang sedang mereka kunjungi. Tampak acuh memainkan ponsel dengan tungkai tetap melangkah menuju kasir untuk memesan. Nata perlu mencubit punggung tangannya dua kali dan berharap kalau ia salah lihat namun penglihatannya masih bagus, lalu beralih pada Gery dan mencubit lengan cowok itu pelan. "Kenapa?" tanya Gery bingung dengan kening berkerut.

Nata menyuruh Gery mengikuti arah pandangnya. Satu alis cowok itu naik namun tetap menurut, lalu memerhatikan sekelilingya dan menemukan presensi Raka dengan Bella yang baru memasuki restoran yang sama dengannya, tampak Bella sedang mencari-cari meja yang kosong lantas segera duduk setelah menemukannya dengan jarak tiga meja dari meja mereka.

Bella, kekasih Raka yang sempat bertemu Gery beberapa kali di arena balap tentu saja ia mengenalnya, untuk itu dengan sigap Gery menutup wajahnya dengan kemeja yang ia kenakan.

Nata tidak tahu cewek itu siapa, yang ia tahu hanya Raka sang ketua dalam hal trek-trekan yang tentu saja sahabat karib Genta, abangnya sendiri. Kalau Raka sempat melihat mereka, pasti cowok itu akan mengadukannya pada Genta. Nata panik seketika, cewek itu segera mengemasi barang-barangnya dan tak lupa kentang goreng, burger bahkan susu coklat yang di pesannya sudah berpindah ke dalam pelukan cewek itu. Gery pun melakukan hal yang sama. Segera berjalan lebih dulu menuntun Nata ke pintu samping dan memasuki ke mobil secepat yang mereka bisa.

"Selamat." Nata menghela napas dan mengusap dada setelah duduk nyaman di jok mobil dan kembali menyantap makan siangnya. Gery pun melakukan hal yang sama, tapi cowok itu diselingi melirik Nata yang tampak asik menyantap burger di genggamannya. "Kayaknya burger kamu enak deh," ucap Gery melirik penuh minat pada burger yang sudah habis setengah di genggaman Nata. Cowok itu membuka mulutnya minta disuapi.

"Sama aja deh perasaan," gumam Nata pelan tapi tetap menyodorkan burger miliknya ke mulut Gery dan dengan senang hati cowok itu memakannya. Saking senangnya cowok itu, sampai sudut-sudut bibirnya belepotan saos. Nata berdecak lalu mencari tisu di dalam tasnya dan membersihkan bekas saos di sudut bibir Gery.

Acara mengunyah Gery terhenti dan dengan paksa menelan burger yang belum terkunyah sempurna. Ia bahkan menahan napasnya saat Nata sibuk membersihkan ke dua sudut bibirnya. Cowok itu tidak bisa berpikir jernih sebab jarak yang sangat dekat, dan mata cowok itu terfokus pada satu titik yaitu bagian dari wajah Nata yang berwarna pink alami dan tampak penuh itu.

Secara refleks tangan Gery menyentuh tengkuk leher Nata dan mendekatkan wajahnya pada cewek itu dengan mata masih terfokus pada bagian berwarna pink tersebut. Dan akhirnya, cup!

***

Gee or Zee [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang