Jangan lupa vote dan komen ya😊
***
"Jadi lo sekelas sama pacar gue?" Gery bertanya antusias saat Willy kembali dengan dua kaleng soda, ia menerima salah satunya. Willy mengangguk menanggapi.
Malam ini Gery sengaja mengajak Willy ke arena balap dan menantang cowok itu untuk melawan Nota alias Nata. Sebenarnya Willy adalah salah satu teman dekat Gery, mereka kenal sejak SMP, cukup dekat sampai Willy harus pindah ke luar kota hingga Willy kembali dan mereka satu sekolah lagi, meskipun beda jurusan. Willy IPA dan Gery IPS.
"Lo beneran pacaran sama dia?" Gery mengangguk mantap sambil tersenyum. "Jadi, cewek yang lo ceritain ke gue itu Nata? Sebahagia itu lo pacaran sama dia, ya." Sekali lagi Gery mengangguk mantap, setelah ia meneguk setengah isi soda tersebut ia berujar. "Iya. Baru kali ini gue kenal cewek kayak dia. Dia itu... gimana ya ngejelasinnya ke lo." Willy bergidik geli melihat Gery bisa secheesy ini, jatuh cinta telah merubah Gery seratus delapan puluh derajat. Hebat sekali.
"Cari cewek sana lu, makanya jangan dingin jadi cowok. Sekali-kali senyum atau apa kek gitu." Willy hanya mengangguk malas sambil meneguk minuman kalengnya. Maunya sih iya, tapi Willy rasa sekarang belum saatnya.
"Woi bro!!" seru Raka, sang ketua dari arah belakang. Willy tersentak kaget sampai tersedak minumannya. Refleks Gery menepuk-nepuk kuat punggung Willy. Raka hanya tertawa geli tanpa ikut membantu menepuk-nepuk punggung Willy. "Ini temen lo Ger? Yang mau lawan Nota itu?" tanya Raka dan menunjuk dengan dagu cowok yang sedang batuk-batuk di sampingnya. Gery mengangguk mengiyakan.
"Nota udah dateng?" tanya Gery, Raka mengangguk sekali sebagai jawaban lalu berbalik kembali ke jalur start tepat di mana Nota sudah siap dengan motornya. "Gue kesana dulu, mau sapa lawan lo malam ini." Gery nyengir sambil mengedipkan mata ke arah Willy lalu segera berlari menjauh saat cowok itu hendak menendang bokongnya. Geli katanya.
"Halo pacar," sapa Gery lalu mengetuk dua kali puncak helm full face yang di kenakan Nota alias Nata. Nata membuka kaca helmnya sedikit, menatap malas Gery yang sedang cengengesan.
"Apa?" tanya Nata acuh. Gery masih saja mempertahankan cengirannya yang malah membuat Nata sebal. "Jangan jutek gitu dong sama pacar sendiri." Cowok itu tertawa puas telah berhasil menggoda Nata dan membuat rona merah di ke dua pipi cewek itu.
"Oh iya, lo udah tau siapa lawan lo sekarang?" Nata menggelengkan kepala menanggapi. "Mau siapa pun itu yang penting gue harus menang malem ini." Gery mangut-mangut saja. "Sekedar info, dia temen gue dan katanya mau balas dendam karna waktu itu gue kalah sama yang namanya Nota itu, siap-siap aja kalah malam ini, sayang." Nata hanya acuh tak menggubris apa kata Gery, toh kalau pun ia akan kalah malam ini, tidak masalah. Amplop coklatnya juga sudah terkumpul banyak.
***
Debu berterbangan bersamaan dengan kencangnya laju motor yang hampir sampai ke garis finish. Nata menoleh sebentar ke arah lawannya, yang ia ketahui adalah teman Gery. Rasa-rasanya ia mengenal jaket yang dikenakan orang itu, apa ia adalah salah satu orang yang Nata kenal? Di saat Nata mempercepat laju motornya si lawan juga, tapi di saat Nata sengaja memperlambat lajunya si lawan pun mengikutinya. Ia menggeram kesal. Agaknya si lawan kali ini hendak mempermainkannya.
"Mau lo apa sih?" tanya Nata dan sengaja memberhentikan motornya di tengah arena balap. Si lawan ikut berhenti, membuka helmnya dan membuat Nata gelagapan sendiri, karna lawannya kali ini adalah orang yang ia kenal. Willy Wijaya teman sekelasnya, si anak baru itu. Ternyata Willy ini temannya Gery, pantas saja waktu mereka membicarakan si anak baru, seakan Gery sangat mengenal Willy.
Cowok itu melangkah mendekat, dan berhenti tepat di depan motor Nata. "Kenalin gue Willy lawan lo malam ini." Ia mengulurkan tangannya hendak berjabat namun, tapi Nata hanya bisa diam mematung. Dalam benaknya, ia masih heran, bagaimana bisa Willy ini ternyata temannya Gery. Willy memiringkan kepalanya bingung, alisnya terangkat heran kenapa jabatan tangannya tak diterima. Lalu dengan rasa penasaran yang berlebihan ia mengamati dengan teliti lawannya ini.
"Sombong banget sih," gerutu Willy tak suka sambil bersedekap dada, matanya masih menatap lawannya lurus-lurus. "Kalau ini mau lo, oke. Gue bakal tetap berdiri di sini sampai lo mau jabat tangan sama gue." Tantang Willy kukuh. Nata hanya bisa menghela napas di dalam helmnya. Ia sejak tadi menggumamkan sumpah serapah untuk Willy yang memiliki ingin tahu berlebihan dan sangat keterlaluan menurutnya.
Untuk beberapa menit kemudian, mereka berdua masih saja diam dan tak ada satu pun yang ingin mengalah. Dengan sangat-sangat terpaksa, Nata membuka kaca helmnya seraya mengerucutkan bibir sebal. Agaknya dalam minggu ini ia sudah membuka identitasnya dua kali.
"Tuh kan! Bener dugaan gue." Willy berseru seolah tak percaya dengan hipotesanya yang ternyata akurat itu. "Gila, Gery ternyata kalah balapan sama cewek yang jadi pacar barunya dan ternyata itu elo." Nata mengernyit heran, sejak kapan ia jadi pacar Gery?
"Gue bukan pacarnya Gery, asal lo tau cowok dingin plus cuek di kelas," elak Nata tak terima.
"Lo salah mengambil kata, harusnya tuh belum jadi pacar." Willy melangkah maju semakin dekat. "Selera Gery dari dulu emang bukan main. Lo cantik juga ternyata. Oke, gue doain semoga lo bisa bikin Gery bahagia." Kemudian tanpa menunggu lontaran pertanyaan yang hendak Nata ajukan sebab kalimat Willy yang membingungkannya, cowok itu bergegas pergi dan melambai ke arah Nata.
"Sialan dia bener-bener nyolong finish gue malam ini." Nata menggerutu dan berusaha menyusul meskipun Willy lebih dulu sampai di garis finish. Nata hanya diam membisu seraya melirik Willy yang kini dielu-elukan teman-temannya sebab telah memenangkan balapan malam ini. Cowok itu tampak senang sekali dengan sengaja ia menatap ke arah Nata sembari tersenyum miring. Huh, sombong sekali!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gee or Zee [✔]
Fiksi Remaja[Cover by : @prlstuvwxyz] Awalnya Nata hanya ingin melupakan, pergi meninggalkan kisah lamanya dengan Fauzan. Berjalan ke depan meskipun harus berkali-kali gagal move on. Pertemuan tak terduga dengan Gery, perhatian yang diberikan cowok itu dan jug...