Sebuah mobil keluaran Jerman seri Gran Turismo Luxury berwarna hitam tepat berada di depan pintu rumah Jimin dan Hyeon Jung. Seorang pria paruh baya duduk di kursi kemudi. Sudah sekitar dua bulan ia menjadi sopir pribadi Park Jimin, membawanya ke kantor ataupun untuk pertemuan pertemuan penting perusahaan.
Ia tak membukakan pintu untuk majikannya, itu permintaan Jimin sejak awal. Ia tidak suka diperlakukan begitu, merepotkan. Katanya.
Kali ini Jimin sudah duduk di kursi belakang mobil. bersiap untuk menemui kliennya. "Aku akan menemui Klien jam tujuh pagi..." katanya. Hyeon tahu, itu hanya akal akalan Jimin agar dia segera pergi dari rumah.
Setelah mobilnya melaju meninggalkan Hyeon Jung di halaman rumah. Handphone-nya berdering, dari sekretarisnya.
"Yaa, sekretaris Yoon" Sapa Jimin pada seseorang yang meneleponnya pagi ini.
"..........................."
"Oh begitu, sepertinya bisa. Baiklah, atur ulang saja pertemuannya."
"......................"
Tlut...
Sambungan teleponnya terputus. Jimin tak bohong soal bertemu klien karena hari ini memang ia harus bertemu kliennya. Kobohongannya hanya pada waktu pertemuan, bukan jam tujuh, melainkan pukul 10.00 nanti. Tapi secara sepihak kliennya menunda pertemuannya menjadi nanti malam. Jimin tidak menolak, toh dia juga ingin pulang terlambat agar tidak lama lama bersama dengan Hyeon Jung di rumah.
Atas perintah Jimin, supirnya membawa Jimin ke apartemen lamanya yang sekarang hanya dihuni Jungkook.
"Hyung... kau datang? Pagi sekali?" tanya Jungkook melihat kakaknya sudah masuk ke apartemennya.
" Aku berencana bertemu Klien jam 10 tapi mereka menunda jadi nanti malam. Jadi kusempatkan kemari."
"Jam 10 dan kau sudah berangkat pagi begini? Memangnya meetingmu di luar kota?"
"Jangan banyak bertanya.." Jimin duduk di sofa, menyalakan TV dan mengganti ganti channel.
"Kau sudah sarapan Hyung?" Jimin hanya menggeleng.
"Mau ku buatkan juga?" tanya Jungkook. Jimin mengiyakan.
"Sebenarnya aku lapar sekali pagi ini." Terang Jimin.
Jungkook heran, sepagi ini apa Hyeon belum bangun dan membiarkan kakaknya pergi tanpa sarapan.
"Hyeon tidak memasak?" Tanya Jungkook dan Jimin tidak menjawab. Hanya senyum simpul di wajahnya yang menjadi jawaban Jimin atas pertanyaan Jungkook.
"Jangan katakan dia belum bangun?"Jungkook menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (Jimin Version)
FanfictionSatu malampun, Park Jimin tak bisa terlepas dari ruangan bermeja oval dengan deret kartu yang membawanya menjadi seorang raja judi. Mengubah hidupnya yang semula hangat, menjadi malam yang selalu dipenuhi limpahan dosa dari langit demi sang hawa yan...