34.

253 23 5
                                    

Kalau kau jadi pacarku, ku jamin demamku akan turun

Kalimat itu menggema terus menerus di memori gadis yang sekarang sedang berada di dapur apartemen Taehyung. Membersihkan beberapa peralatan yang dipakainya memasak bubur untuk lelaki itu.

Sebelumnya, satu pukulan keras mendarat di kepala Taehyung. Hyeon mengomel mencak mencak ingin sekali menepuk bibir pria itu agar tak asal bicara. Laki laki itu hanya terkikik melihat Hyeon mengerucutkan bibir kesal padanya. 

"Sudah ku bilang minum obatnya, biar tidak asal bicara!" cetus Hyeon ketika itu. Pengakuan itu terlihat seperti main main di mata Hyeon begitu pula Taehyung yang membalasnya dengan tak kalah main main. Hanya tertawa sambil mengusak rambutnya lalu bangkit meraih sebutir pil anti-piretik berwarna putih berukuran kancing baju,  meminumnya sekali teguk lalu kembali berbaring. 

"Buburnya?" 

"Jadi pacarku dulu, nanti aku makan buburnya." tawar Taehyung lagi. Hyeon mencebik, mengambil buburnya kemudian membawanya ke dapur. "Kalau sudah menyebalkan berarti sudah sembuh. Aku pulang saja setelah ini."

Begitu lah Hyeon berakhir di dapur, sambil membereskan peralatan yang baru saja ia gunakan. Kemudian Taehyung bangkit. Duduk di kursi menghadap ke arah Hyeon yang sedang membereskan dapurnya. Mengambil bubur di mangkuk sebelumnya dan memakannya pelan pelan.  "Iya iya, ini ku makan." jawab Taehyung pasrah. 

"Kalau tidak mau jadi pacarku juga tidak apa apa." Lanjut Taehyung lalu mengambil satu suap ke arah mulutnya. Hyeon menghela nafas, menghentikan aktifitasnya kemudian menoleh ke arah Taehyung. 

"Bukan tidak mau Tae, tapi --" Hyeon menahan kalimatnya, dan kata 'aku punya suami' tentu tak pernah keluar dari mulutnya. 

"Bukan tidak mau? Jadi? Mau?" Taehyung meletakkan sendoknya ke meja. Terkekeh merasa umpannya berhasil menarik Hyeon agar ia mengucapkan kalimat itu.

Sial! Hyeon merutuk membodoh bodohi dirinya lagi. Merasa seperti keledai saja selalu bisa dipermainkan oleh Taehyung. Hyeon lalu bersiap, setelah mengelap tangannya dan meletakan panci ke tempat awalnya ia kemudian buru buru pergi dari sana. Tentu tak berhasil semudah itu, karena tangan lebar Taehyung berhasil menarik pergelangan Hyeon untuk tetap di tempatnya.  Taehyung menarik tubuh kecil itu hingga keduanya menepis jarak satu sama lain, dan tak melepasnya. Lelaki Kim itu memeluknya dengan erat. Nafas panas Taehyung yang menimpa kulitnya pertanda laki laki itu memang belum sepenuhnya sembuh. 

"Aku menyukaimu Hyeon, sungguh." Mata Hyeon bergerak tak beraturan, sedikit bingung dan berpikir bahwa ini salah. Dia masih memiliki suami, tapi tak bisa ia pungkiri, laki laki ini sekarang selalu menyita hati dan pikirannya. Di sisi lain, ia tidak tahu apakah Taehyung serius akan perasaannya atau hanya main main.

"Tidak lucu Tae -- " 

"Aku serius menyukaimu."  Mata Taehyung menatap Hyeon."Mungkin sejak kita bertemu di bus waktu itu?" ia memperkirakan kapan ia mulai menyukai Hyeon. 

"Tapi Taehyung." sela Hyeon

"Aku yakin kau juga menyukaiku." Pemuda Kim itu sangat percaya diri. Pandai mengguncang perasaan wanita. Apalagi gadis polos seperti Hyeon. Oh, itu bukan berarti Kim Taehyung hanya bermain main dengan Hyeon. Tak ada yang salah dengan perasaan Taehyung, dia memang seratus persen menyukai Hyeon bahkan sejak pertama kali mereka bertemu. Tapi apakah perasaan sukanya memiliki kemungkinan untuk lebih dari itu?

Hyeon tak bisa mengatakan apapun, karena itu benar telak. Hyeon memang menyukai Taehyung, berapa kalipun Hyeon mengelak dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa perasaannya salah. Itu tak mengubah kenyataan kalau Hyeon memang menyukai Taehyung. Buktinya, saat Taehyung tidak muncul satu bulan itu, segala isi otaknya hanya memikirkan berapa banyak kemungkinan Taehyung tidak akan kembali, menghilang seperti di Seoul waktu itu. Dia begitu merindukan laki laki ini, dan pagi tadi ketika dia muncul di depan pintu apartemennya, sungguh begitu melegakan bagi Hyeon. Meski gadis itu harus menutupinya dengan pura pura tidak peduli. 

All In (Jimin Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang