Kim Taehyung melangkah cepat keluar dari apartemen. Sebelum Hyeon datang mengunjunginya seperti pagi pagi biasa. Laki laki itu berusaha keras menolak bertemu dengan alasan dia sibuk, Ada pekerjaan atau tugas yang tiba tiba. Sudah lima hari alasan itu berhasil membuat Hyeon tak bisa menemuinya.
"Taehyung, Sudah pulang?" Seru Hyeon ketika lelaki itu baru saja kembali dari pekerjaannya. Gadis itu menyiapkan makan malam. Tersaji cukup lengkap di meja makan apartemen Taehyung. Taehyung tak terkejut karena ia sudah melihat alas kaki Hyeon ada di rak sepatu seperti biasa. Taehyung sadar penuh ia tak mungkin bisa menghindar selamanya.
"Aku memasak untuk kita."
Taehyung mengangguk memberikan pelukan sekenanya. "Lain kali tidak perlu repot repot begini, ok?"
"Tidak repot kok. Aku suka menyiapkan ini. Aku juga senang menunggumu kembali dari pekerjaanmu." Senyum Hyeon mengembang. Sangat cantik, jadi mengingatkannya pada Minjung. Ah sial memang. Bayangan Minjung muncul lagi diantara wajah gadis itu. Taehyung membuang muka. "Aku ganti baju dulu."
Perasaannya bercampur. Berkali kali ingin ia tegaskan kalau perkataan Yoongi waktu itu tidak benar, bahwa Hyeon bukanlah pengganti atau bayang bayang Minjung baginya. Bahwa gadis itu memiliki tempat tersendiri dimana ia akan mengisinya dengan cinta. Bahwa tak peduli gadis itu adalah adik mantan kekasihnya, ia sungguh akan menyukainya Dan semakin menyukainya. Pikirannya kacau tak berkesudahan, bahkan timnya meminta ia kembali dari misi daripada mengacaukan pengintaiannya. Begitulah bagaimana Taehyung akhirnya pulang malam ini.
"Cepat sekali? Tidak mandi dulu?" Tanya Hyeon begitu Taehyung kembali dengan kaos putih plain dan celana pendek santai.
"Nanti saja." Jawab Taehyung lalu duduk bersama di meja makan. Menyantap hidangan dalam diam sambil menyingkirkan beberapa kacang polong ke tepian piring. Melihat itu, Hyeon tak tahan ingin bertanya.
"Tidak suka kacang polong?" Taehyung menggeleng. "Benci sekali." Jawabnya.
"Mirip seperti kakak" Hyeon tersenyum. Jadi teringat kakaknya yang memiliki kesamaan seperti itu. Ia jadi rindu. Mendengar omelannya atau sekedar cerita bersama.
"Kau punya kakak?" Tanya Taehyung. Matanya tak berhenti menatap Hyeon membutuhkan jawaban.
"Iya."
"Kau tak pernah menceritakannya?" Tanya Taehyung.
"Yaa, hanya belum. Aku akan menceritakannya tentu. Bukan hal yang harus dipermasalahkan, bukan?"
Taehyung menghela nafas, tentu saja itu sangat bermasalah untuknya, tapi bahkan Kim Taehyung Tak tahu harus bagaimana mengatakannya.
Taehyung kemudian mengangguk lalu melanjutkan aktifitasnya di meja makan. Sepanjang makan malam mereka, hanya terdengar sendok dan piring yang beradu. Membuat suasananya menjadi canggung karena Taehyung berubah menjadi lebih pendiam.
"Kau sakit?" Tanya Hyeon lagi. "Kau jadi pendiam aku khawatir." Hyeon mudah membaca situasi. Dia pun sadar ada hal yang tidak ia beres pada Taehyung.
"Aku baik baik saja." Singkatnya, Hyeon pun mencoba percaya.
"Kulkas kita kosong, bisa kita berbelanja setelah ini? Aku juga butuh beberapa barang untuk ku pakai besok." Tanya Hyeon.
"Tidak bisa besok?" Tawar Taehyung.
"Aku harus memberi perlengkapan untuk besok pagi jadi harus malam ini."
"Aku lelah Hyeon. Kau bisa pergi sendiri kan? Ohiya, jangan hiraukan isi kulkasku. Kau bisa pergi untuk membeli punyamu saja." Jawab Taehyung tegasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (Jimin Version)
FanfictionSatu malampun, Park Jimin tak bisa terlepas dari ruangan bermeja oval dengan deret kartu yang membawanya menjadi seorang raja judi. Mengubah hidupnya yang semula hangat, menjadi malam yang selalu dipenuhi limpahan dosa dari langit demi sang hawa yan...