Budayakan vote, read, comment buat author yang lagi galau nggk jelas ini.
Semua yang terjadi pada Hyeon danJimin serba kebetulan, lihat saja soal Hyeon dan Jungkook yang bolos sekolah karena PR matematika dan pulang ke apartemen. Dia bertemu Jimin dan Seulgi di sana. Lalu soal pembicaraan telepon Jimin di rooftop dengan Seulgi yang kebetulan juga di dengar oleh gadis itu. Kebetulan yang lain adalah ketika Hyeon harus kerja kelompok di sebuah cafe. Oh yang benar saja, bagaimana bisa mereka mengerjakan tugas sekolah di cafe itu, tapi tak disangka, Hyeon malah bertemu Seulgi yang kemudian mengantarkannya ke sebuah gedung enam lantai, menemukan suaminya sedang duduk di meja poker bersama seorang gadis yang sedari tadi diikutinya. Hal terakhir yang menjadi kebetulan sore ini adalah mereka kembali dipertemukan secara tidak sengaja, Ya Hyeon, Jimin dan Seulgi.
Cafe Jungkook sedang tak begitu ramai, hanya sekitar empat atau lima meja yang terisi. Jungkook sedang sibuk mengelap kaca etalase yang sesungguhnya masih sangat mengkilap. Akal akalan saja, karena matanya melekat menatap dua orang yang sedang membicarakan hal yang lebih serius melebihi nota kesepahaman antar dua negara. Yah, kalau sepaham mungkin akan berjalan lancar, tapi kalau tidak? Mungkin akan ada perang dunia yang kesekian. Maka dari itu Jungkook sudah memasang baik baik kedua matanya untuk memperhatikan mereka.
Seulgi bangkit, membuat Jungkook terhenyak. Tak butuh waktu lama untuk memahami Seulgi menjadi pemenang dalam pembicaraan itu, dan Hyeon. Dia sukses tertekan. Terlihat jelas dari wajahnya.
Tepat ketika Seulgi hendak keluar dari cafe, sosok yang menjadi sumber keresahan dua wanita yang baru saja beradu itu muncul. Kebetulan yang kesekian kalinya.
Pun Hyeon yang lagi lagi terkejut melihat kedatangan Jimin. Mengira dia kesana karena Seulgi memberitahunya soal pertemuan mereka, bahwa Hyeon ratusan kali yakin kalau Jimin akan membela wanita itu lagi dan mengabaikan Hyeon seperti yang terjadi sebelumnya.
Hyeon bahkan sudah menyiapkan hatinya jika memang itu yang terjadi.
"Gi-ya? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Membeli kopi dan ---" Seulgi menoleh ke arah meja Hyeon. "--bertemu istrimu."
Jimin menegang, melihat Hyeon menatapnya putus asa dan juga Seulgi yang tersenyum penuh kemenangan di hadapannya.
"Kalau berubah pikiran segera datang ke casino"
"Aku tidak akan berubah pikiran." jawab Jimin.
"Jangan terlalu angkuh. Kita lihat saja siapa yang bertahan dengan keputusan itu Jim. Apalagi setelah apa yang ku bicarakan dengan -- istrimu." Ucap Seulgi kemudian menggeser tubuh Jimin untuk meminta jalan keluar.
Jimin sontak lamban mencerna kalimat kalimat itu. Ia lalu menatap dua iris yang menatapnya putus asa. Tapi dia harus tahu apa yang Seulgi bicarakan pada Hyeon.
1 - 2 -3
Hitung Hyeon dalam hati. Dia akan melupakan pembicaraannya dengan Seulgi jika Jimin tetap di tempatnya sekarang dan menghampiri dirinya kemudian. Tapi jika Jimin pergi menghampiri Seulgi, dia mungkin akan mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
Meninggalkan Jimin.
"Sial!" Jimin berpaling dan mengejar Seulgi.
Tangan Hyeon jatuh bebas dari meja. Baru satu menit berlalu, tapi Jimin sudah menjawabnya tanpa ragu. Mengejar Seulgi dan meninggalkan Hyeon di sana. Bahunya bergetar. Rasanyaseperti tenggelam di kedalaman air, atau seperti dijejali ratusan karang didada, sesak naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (Jimin Version)
Fiksi PenggemarSatu malampun, Park Jimin tak bisa terlepas dari ruangan bermeja oval dengan deret kartu yang membawanya menjadi seorang raja judi. Mengubah hidupnya yang semula hangat, menjadi malam yang selalu dipenuhi limpahan dosa dari langit demi sang hawa yan...