Hyeon duduk di kursi ruang tengah sembari mengecek beberapa tugas yang diberikan oleh gurunya. Ini sudah jam 11 malam tetapi suaminya belum kembali juga.
Hyeon mengirimi pesan beberapa kali, dan tak ada balasan. Bahkan Jimin tidak membacanya.
"Apa sebegitu sibuknya sampai tidak membaca pesanku?" gumamnya.
Ia kemudian memencet mencet remote TV, berharap ada acara menarik yang bisa membuatnya terjaga paling tidak sampai Jimin pulang. Hyeon memilih drama tengah malam dan menontonnya dengan malas.
"Tidak menarik. Sudah terbaca apa yang akan terjadi pada si pengacara." kata Hyeon. Ia kemudian mengambil novel yang ia beli beberapa hari yang lalu bersama Jungkook di bazar sekolahnya. Membuka halaman dimana ada pembatas di sana. Hyeon mulai membaca, satu jam dua jam tiga jam.
Matanya perlahan memejam di sofa ruang tengah dengan novel tebal masih berada di tangannya.
Beep Beep.
Notifikasi pesan muncul di handphonenya. Getaran yang lebih dahsyat dari gempa bumi 8 skala richter. Hyeon terbangun, mengecek jam dinding dan handphone-nya.
Jam 2 Pagi.
"Sepertinya Jimin Opp...a.." kata Hyeon yang kemudian berubah kesal. "Sialan Jeon Jungkook!!!" Hyeon memekik karena Jungkook mengiriminya sebuah gambar gif hantu malam malam begini pada Hyeon.
Hyeon.JS :
Lihat saja Jeon Jungkook!
Lebih baik simpan kakimu di rumah besok atau
kubuat kau tidak bisa masuk timnas!"
J.Jungkook :
Ancamanmu lebih menyeramkan dari foto yang kukirim.
Hyeon.JS
Kau tau aku benci melihat hantu hantu itu.
J.Jungkook :
Kalau kau takut peluk saja Jimin Hyung.
Aku sedang berusaha mendekatkan kalian tau?
Ngomong ngomong kenapa kau belum tidur?
Astaga, kalian sedang membuat bayi?
Hyeon.JS :
Yaaa Jeon Jungkook!!! Sialaaan!
Membuat bayi apanya, Jimin saja belum kembali ke rumah sejak pagi tadi. Bahkan Hyeon tidak berani membayangkan bagaimana membuat bayi dengan Jimin. Pria itu masih terlalu sulit di gapai.
J.Jungkook
katakan pada Jimin Hyung jaangan membuatmu terlalu lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (Jimin Version)
FanfictionSatu malampun, Park Jimin tak bisa terlepas dari ruangan bermeja oval dengan deret kartu yang membawanya menjadi seorang raja judi. Mengubah hidupnya yang semula hangat, menjadi malam yang selalu dipenuhi limpahan dosa dari langit demi sang hawa yan...