Sebelum baca, coba deh pencet vote dulu. Nggak susah kok. ehehehe abis baca baru komen, atau baca sekaligus komen juga asik.
"Kau tidak pulang nak?" tanya ibu gadis itu yang sedang membaca salah satu buku yang dia bawa dari rumah dua hari yang lalu. Ini akan jadi malam ketiganya di rumah sakit.
Matahari hampir terbenam sementara gadis baru saja kembali dari sekolah. "Aku masih ingin bersama ayah." kata gadis itu tanpa melihat ke arah ibunya.
"Ibu curiga, kau sedang bertengkar dengan Jimin, benar kan?" Hyeon terkesiap ketika ibunya bisa menebak dengan sangat tepat apa yang sedang terjadi dengan rumah tangganya.
"Tidak bu, aku hanya rindu pada ayah. Lagipula ibu kan sudah terlalu lama di sini jadi ku pikir ibu bisa istirahat di rumah sehari atau dua hari dan aku akan menjaga ayah." kata Hyeon
"Mana bisa ibu meninggalkan ayah, ibu harus selalu bersama ayah, begitupun ayah juga ingin selalu bersama ibu." kata Ibunya yang membuat Hyeon begitu tersentuh.
Sejak dulu ayah dan ibunya memang begitu, mereka terlihat saling membutuhkan satu sama lain, mencintai satu sama lain, bahkan tidak pernah mau berjauhan satu sama lain. Hal terbaik dari didikan mereka adalah mereka selalu menunjukkan cinta mereka pada anak anaknya. Mereka juga tidak pernah mengekang anaknya harus menjadi apa yang mereka inginkan. Itulah kenapa Min Jung, kakaknya, diperbolehkan menjadi dokter dan melanglang buana ke pelosok mana saja yang dia inginkan. Begitu pula Hyeon yang tidak pernah dipaksa harus melakukan ini dan itu, seperti orang tua lain yang bisa membuat anak menjadi tertekan.
Satu satunya permintaan mereka yang sangat membuat Hyeon sedikit tertekan adalah pernikahan. Itu saja setelah tahu ayahnya sakit dan benar benar kondisi yang mendesak. Jadi Hyeon tidak bisa menolaknya.
Harapan Hyeon tentang hidup berkeluarga sangat indah, seperti yang orang tuanya perlihatkan padanya. Mereka berdua saling mencintai satu sama lain, dan kadang membuat anak anaknya iri ketika satu sama lain lebih memperhatikan pasangannya daripada anaknya. Meski mereka tak bermaksud begitu. Bahkan kata selingkuh mungkin tidak pernah ada di kamus ayah. Itu lah mengapa dia bersedia menikah di usianya yang begitu muda. Apalagi dia menikahi pria yang ia cintai. Membayangkan pernikahan yang harmonis seperti milik keluarganya.
Tapi, Hyeon tak menyangka harapannya tentang pernikahan bersama Jimin ternyata tak seindah yang dia bayangkan. Awalnya, bagi Hyeon. Memiliki Park Jimin saja sudah cukup, dia akan mencintainya tanpa syarat seperti dulu dan Jimin juga akan mencintainya dengan mudah jika ia memperlakukan Jimin dengan baik. Tapi nyatanya kehidupan pernikahan tidak semudah itu. Hyeon semakin serakah dan berharap Jimin juga mencintainya. Melakukan banyak hal bersama seperti ibu dan ayahnya lakukan bersama. Apa keserakahannya salah?
Tidak, tentu saja tidak.
Sayangnya, membuat Jimin mencintainya ternyata sangat sulit, terkadang malah melemahkan batinnya, terluka dan sakit.
"Aku akan disini sampai besok bu, jadi jangan usir anakmu ini pulang ya? Besok Jimin oppa juga akan menjemputku." kata Hyeon masih sembari membaca buku pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (Jimin Version)
Hayran KurguSatu malampun, Park Jimin tak bisa terlepas dari ruangan bermeja oval dengan deret kartu yang membawanya menjadi seorang raja judi. Mengubah hidupnya yang semula hangat, menjadi malam yang selalu dipenuhi limpahan dosa dari langit demi sang hawa yan...