11. Afraid

307 35 0
                                    

Kemarin ibu Hyeon datang, dan sikap Jimin sedikit melunak. Hyeon tidak lagi mempermasalahkan kejadian di apartemen Jungkook siang itu. Meski bukan berarti dia melupakannya. Otak Hyeon masih cukup hebat untuk mengingat wanita dengan kemeja kebesaran milik Jimin setiap inchi wajahnya dan juga cara dia bicara dan bagaimana dia memungut baju bajunya di sofa. Perlu kau tahu, Itu pemandangan paling menyayat hati sepanjang hidupnya. 


 Dia memberi kesempatan kepada Jimin walaupun Jimin tidak pernah meminta untuk memberinya kesempatan. Hyeon hanya ingin Jimin menyadari  tentang statusnya sebagai suaminya. Bermain dengan wanita lain di luar bukanlah hal baik, apalagi dia seorang CEO yang pasti akan dicari tiap celah boroknya untuk dijatuhkan. 


Tok tok tok


Hyeon pagi ini bersikap tidak biasa, dia biasanya hanya akan menunggu Jimin turun baru mengajaknya sarapan, tapi kali ini Hyeon mengetuk pintu kamarnya.


  Jimin membuka pintu kamarnya, Dia baru saja selesai mandi, dan hanya memakai bathrobe serta handuk untuk menggosok rambutnya yang basah. Sexy sekali.. sialan. Hyeon menelan ludahnya sendiri sebelum lamunannya tentang pria dihadapannya buyar karena pertanyaan Jimin. 


"Kenapa?" tanya Jimin. 


"Huh? Oh, Kau akan sarapan bersamaku atau tidak? Jika tidak aku tidak akan memasak."


" Tidak biasanya bertanya padaku?"


"Kau sering mengabaikan makanan yang sudah  ku masak, mulai sekarang aku akan bertanya padamu dulu sebelum melakukan apapun."


"Sandwich saja, dengan telur setengah matang. Jangan tambahkan mayonaise atau mentimun." 



"Kau bilang itu sandwich? sepertinya lebih seperti roti tawar yang ditumpuk telur."


"Kau mau protes?"


"Tidak, akan kubuatkan. Bagaimana dengan kopi?" 


"Oke." jawab Jimin.


Akhir akhir ini Jimin berubah, sikapnya sedikit lebih hangat dan dia sudah bicara lebih banyak dengan Hyeon selain kata kata 'default' yang pernah disebutkan waktu itu. Hyeon juga tidak tahu pasti apa penyebabnya. Entah karena menyadari kesalahannya atau untuk menutupi rasa bersalahnya. Paling tidak, Jimin sudah menganggapnya ada dan pagi ini tidak disangka dia menyetujui sarapan bersama. 


"Satu langkah di depan." gumam Hyeon. Dia tersenyum sambil menyajikan sepiring sandwich dan secangkir kopi untuk Jimin. 


"Oppa, petugas keamanan baru saja kemari." 


"Lalu?" 


Mereka  mengatakan nanti akan ada perbaikan dan pemeliharaan jaringan listrik, jadi jam 9 malam semua listrik akan padam sementara. Kau bisa pulang lebih cepat dari itu kan? Aku benar benar tidak suka sendirian dalam gelap."

All In (Jimin Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang