#Votementjuseyow
"Kau gila? Memberiku tiga perusahaan sekaligus. Aku ini dokter Park Crazy Jimin!" protes Minjung. Tapi menurut wasiat Ayahnya -- wasiat? Bahkan ayahnya belum meninggal--, memang begitu lah pembagiannya. Hyeon tiga perusahaan dan Minjung tiga perusahaan.
Jimin tertawa melihat betapa syok kakak iparnya setelah Jimin menjelaskan kalau dirinya bertanggung jawab atas tiga perusahaan. "Hahaha, lalu bagaimana? Kita jual saja perusahaan perusahaan itu lalu dirikan rumah sakit yang banyak biar Noona bisa bekerja dimana saja Noona mau, begitu?"
"Tidak lucu Jim!" Seo Minjung pusing sendiri. Kalau saja semudah itu, pasti Minjung sudah mengiyakannya. Eh tidak, bagi Minjung rumah sakit dan apapun yang berurusan dengan kesehatan tidaklah tepat kalau untuk dijadikan ajang bisnis. Dia tidak jadi mengiyakan.
Minjung menatap tumpukan kertas di meja Jimin. Berkas berkas ini? Apa ini? Sungguh demi apapun Minjung lebih memilih menggantung stetoskop di lehernya, melihat luka segar yang menganga kemudian menjahitnya, melakukan intubasi, dan membaca tumpukan rekam kesehatan pasien pasiennya. Bukan proposal, bukan pula grafik indeks saham perusahaan.
"Aku ajari tenang saja." Kata Jimin lalu menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Berapa lama aku bisa mengatasi semua ini tanpa bantuanmu?" tanya Minjung.
"Mmm, tergantung keseriusan Noona saja sih. Noona kan dokter, jadi setidaknya aku tidak perlu mengkhawatirkan seberapa cerdasnya otak Noona."
Minjung mengangguk-angguk mengerti.
"Baiklah--" sahut Minjung.
"Oh iya Jimin, sebenarnya berapa usiamu?"
"Hmm?" Jimin mendongak.
"Aku lahir tahun 1986." Jawabnya.
"Wow bahkan aku lebih muda setahun darimu, kalau begitu stop memanggilku Noona. Panggil aku Minjung saja." Kata Minjung
"Tapi kau itu kakak iparku. Tidak sopan rasanya."
"Tidak papa, antara kita saja." Jawab Minjung. Jimin mengangguk menurut saja. "Jadi kapan kau akan mulai mengajariku?"
"Sekarang. Mulai sekarang Noona harus – ah maksudku kau harus selalu bekerja sama denganku. Kita bisa buat dua kantor disini. Meeting, bertemu klien, semuanya harus kita datangi bersama sampai kau bisa mengatasi semuanya sendiri."
Minjung melongo mendengar penjelasan Jimin. "Sebentar lagi aku pasti gila kan Park Jimin, --" Minjung melempar kepalanya ke sandaran sofa mengerjap ngerjapkan dua matanya.
"Yaa, kau pikir aku tidak? Bayangkan saat itu enam perusahaan ayah harus kutangani sendiri. Aku benar benar bersyukur kau cepat kembali." Nampak kelegaan di tiap kalimat Jimin.
" Tapi ku dengar departement store melonjak pesat setelah kepemimpinanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (Jimin Version)
FanfictionSatu malampun, Park Jimin tak bisa terlepas dari ruangan bermeja oval dengan deret kartu yang membawanya menjadi seorang raja judi. Mengubah hidupnya yang semula hangat, menjadi malam yang selalu dipenuhi limpahan dosa dari langit demi sang hawa yan...