29. Just Kim Taehyung

250 29 3
                                    

Kim Taehyung. 

kim Taehyung laki laki aneh waktu itu. Yang sempat menolong Hyeon di casino, mengganggu gadis itu di bus dan di depan sekolahnya. Oh maksudnya bukan mengganggu yang seperti itu. Yaa hanya mengganggu yang seperti semalam.

Sungguh, seharusnya tidak ada kebetulan yang seperti ini. Sudah terlalu banyak kebetulan untuk hidup gadis itu.

"Aku benar benar terharu gadis cantik sepertimu mencariku sampai kemari." Taehyung mulai lagi. Mana ada Hyeon berada disini karena mencari Taehyung?

Mereka berakhir di minimarket bersama. Taehyung mengikutinya kembali turun. Mengoceh banyak hal tak penting dan yang paling sering ia bicarakan adalah "aku tak menyangka kau sampai jauh jauh mencariku sampai kemari." atau "kau benar benar kehilanganku ya?" dan "kau pasti mencari ku kan waktu itu. Maaf aku tidak bilang padamu kalau akan pergi sejauh ini."

"Hei Hyeon!" panggil Taehyung yang sudah duduk sambil meminum sekaleng cola di kursi depan minimarket.

"Apa?" Hyeon malas sekali. Dia pikir laki laki itu sudah pergi. Ternyata menunggunya berbelanja. "Kan sudah ku bilang kembali saja. Aku bisa pulang sendiri kok."

Tak peduli jawaban Hyeon, tangan Taehyung menepuk kursi di depannya. "Duduk dulu."

"Aku mau pulang, mau mandi dan tidur. Bye!" Hyeon langsung berjalan pergi dari minimarket. Ketika baru turun ke jalan. Sebuah sepeda motor melewatinya dengan cepat dan sebuah tangan besar menariknya ke tepi jalan.

"Aduh anak kecil! Kalau jalan itu hati hati." seru suara bariton tepat diatas kepalanya. Belanjaan Hyeon jatuh berantakan sementara kedua tangannya entah bagaimana sudah berada dalam posisi memegang erat lengan lelaki itu.

"Belanjaanmu jadi jatuh semua kan." sambungnya lagi sambil memungut satu persatu barang yang berserakan. Dari semua belanjaan Hyeon ada satu yang menarik perhatiannya.

"Kau beli pisau cukur? Untuk apa?"

Hyeon sudah merutuk lagi dalam hati. Berlama lama dengan laki laki ini benar benar bukan ide yang bagus.

"Bukan urusanmu Taehyung-ssi?"

"Kau tumbuh jenggot atau kumis atau semacamnya begitu?" tanya nya.

"Berikan padaku sini!"

"Oh atau untuk yang lain? Haha, oke oke lain kali jangan beli ini. Tidak terlalu bagus dan sering melukai kulit. Akan kutunjukkan yang bagus besok. Oke? Ayo kita pulang."

Lelaki itu menarik tangan Hyeon menggandengnya dengan dalih anak anak tidak boleh berkeliaran tanpa pengawasan.

Berkeliaran? Anak anak?

"Lepas! Aku bukan anak anak dan aku tidak berkeliaran. Aku manusia Taehyung!" Taehyung tak peduli tetap saja menarik tangannya sampai di depan apartemen.

"Ayo masuk!"

"Kenapa kau mau masuk? Sana kembali ke rumahmu!"

"Aku memang mau kembali ke tempat tinggalku. Tapi memastikan dulu kau kembali dengan selamat."

"Tidak perlu." cetus Hyeon.

Taehyung akhirnya mengangguk. "Ya sudah kalau begitu."  Taehyung malah berjalan mendekati lift. Begitu pula Hyeon yang berjalan perlahan mengekorinya menuju lift.

"Kau tinggal disini juga?" tanya Hyeon. Taehyung mengangguk.

"Jangan tanya di lantai mana. Aku tidak mau kau menguntitku." jawab Taehyung asal sambil tetap menatap dinding lift.

Hyeon mendecih. Sebal sekali rasanya mendengar seperti dirinya sedang mengikuti Taehyung kemari. Bertemu dengannya saja baru tiga puluh menit yang lalu.

All In (Jimin Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang