9. Sin

203 23 2
                                    

(((((((Part Ini aku kunci, karena berisi konten dewasa. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas apa yang kalian putuskan yah... Part ini ku kasih nama Sin karena aku merasa berdosa setelah menistakan anak baik baik macem Jimin jadi berengsek kaya gini. Nggak tau juga dapet feelnya apa enggak deh soalnya ini tulisan tervulgar pertamaku sampe ah eh ah eh... geli juga pas ngetik tapi lucu juga sih sambil mikir "Emang gitu ya  rasanya?" :D  :D))))))



Seperti kemarin, Jimin sudah sampai di casino dan bertemu J-Hope sebentar. Lalu menemui Seulgi dan menghabiskan malam untuk yang kedua kali setelah mereka memutuskan untuk bersama. Dengan begitu Jimin memulai lagi kebiasaan lamanya. Bermain dari meja satu ke meja yang lain dan menghabiskan malam menggairahkan bersama Seulgi.

"Istrimu tidak akan mencari?"

"Aku tidak peduli." Jimin acuh.

"Kalau tidak peduli,  kenapa menikahinya?"

"Ceritanya panjang sayang."

"Sepanjang apapun aku akan mendengarkannya."

"Shireo, tidak penting membahasnya." kata Jimin lagi. "Aku hanya ingin membicarakan tentang kita." 

"Tentang kita?" Seulgi membulatkan matanya, penuh pertanyaan. 

Jimin mengangguk. "Bagaimana kita harus menghabiskan malam ini." Jimin menggigit bibir bawahnya. Tatapannya meliar sekaligus menggemaskan. Seulgi suka sisi ini. 

"Seperti maumu saja Jim." Seulgi balik menatap Jimin intens dengan tatapan liar yang sama. Jimin mendekat pada Seulgi. 

Cup...

"Begini?" Jimin mencium pipi kanan Seulgi. Seulgi menyunggingkan senyum menggodanya.  Tangan mereka saling mengapit dan menempel satu sama lain.

"Atau seperti ini?" Jimin mendorong Seulgi ke ranjang. 

"Mulai lagi..."Seulgi tertawa. Tak lama, Jimin sudah berada di atas Seulgi. Menumpu kedua tangannya di sisi sisi Seulgi sementara kakinya masih menapak pada lantai dingin di ruang biasanya. Sepasang mata gelap itu sukses membidik wajah Seulgi dengan tatapan lapar. Sementara wanita itu terengah engah mengatur nafasnya. Pemandangan yang menarik bagi Jimin. 

"Kau cantik seperti ini sayang." Ucap Jimin. "Apalagi jika ini dan ini..." Jimin menunjuk baju dan rok minim yang Seulgi kenakan "--- kulemparkan ke lantai." 

"Lakukan saja..." kata Seulgi. 

Tak menunggu waktu lama hingga Jimin menemukan wanitanya tanpa sehelai benangpun. Dia mengoyak baju seulgi yang mirip dalaman saja, karena lembaran kain itu tak cukup pantas disebut baju. Roknya juga dia lemparkan ke sembarang arah. 

"Benar kan, aku lebih suka yang seperti ini." mata Jimin menerobos setiap lekuk tubuh wanita itu. "Sangat cantik..." gumamnya.

"Oh ayolah Jim, jangan menatap terus. Lakukan sesuatu padaku." 

"Sesuatu seperti apa?" Jimin menggoda, pura pura saja dia tidak tahu maksud dari 'lakukan sesuatu padaku' versi Seulgi. 

Seulgi tak sabar, dia mendorong Jimin hingga ia jatuh tertidur di sampingnya. Ia mengambil komando sekarang. Melucuti pakaian Jimin cepat cepat. Sementara Jimin membiarkan tangan Seulgi bekerja keras untuk membuatnya telanjang.

"Sialan Park Jimin, kau benar benar mempermainkanku sekarang." Seulgi kesal karena sabuk celana Jimin sulit sekali dibuka. Jimin terkekeh, Lagi lagi dia menang atas Seulgi. 

All In (Jimin Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang