Suara bel berbunyi menandakan semua murid untuk segera memasuki kelas.
SMP merupakan kehidupan remaja pertama yang resmi dimulai. Sebagian murid kelas 7 memasuki kelas dengan wajah gelisah karena takut tak memiliki teman.
Seorang siswi bernama Refa duduk di bangku paling belakang. Ia memilih posisi itu karena memang tak ada lagi bangku yang kosong.
Tak lama kemudian, seorang siswi berbicara meminta untuk memperbolehkannya duduk dengan raut wajah songong. Dengan kepolosannya, Refa mengangguk saja.
Refa tak mempermasalahkan perihal teman sebangkunya. Ia malah beralih menatap teman sebelah kanannya. Ada seorang siswa tampan di sana.
Refa membaca namanya.
FAREL D.
Refa melihat cara dia berbicara melalui bibirnya.
“Lucu, imut …” gumam Refa dalam hati sembari menatapnya secara saksama.
Merasa diperhatikan, Farel balik menatap bingung ke arah Refa. Mereka larut dalam tatapan
Sedikit canggung, Refa mengalihkannya ke perkenalan.“Hmm, kenalan, yuk!” ajak Refa menghilangkan kegugupan.
“Oh, boleh,” balas Farel.
“Aku Refa, kamu Farel …. Iya, kan?” ujar Refa sambil tersenyum.
Farel melirik nametag-nya. Lalu, ia membalas senyuman Refa. "Iya."
Mereka pun berjabatan tangan.
Farel adalah teman laki-laki pertama bagi Refa dan Refa adalah teman perempuan pertama bagi Farel.
Hari ini adalah hari pertama sekolah bagi seluruh siswa-siswi SMP 1, khususnya kelas 7. Di mana hari tidak ada pelajaran, bebas.
Saat bel istirahat berbunyi, tak sedikit murid yang berhamburan keluar kelas, entah itu untuk mengisi perut yang kosong, atau hanya sekadar menikmati suasana sekaligus mencari angin segar.
Refa yang malas keluar, memilih untuk diam sejenak di dalam kelas. Ia lalu bersandar ke meja sembari menatap ke arah kanan.
Saat itu pula, Refa teringat Farel. Ia tak menemukan sosok teman barunya itu.
“Ke mana Farel, ya?” gumamnya dalam diam.
Beberapa detik kemudian, Refa beralih untuk melirik ke sebelah kiri. Alangkah terkejutnya Refa, wajah Farel sudah di depan matanya. Farel tersenyum jahil.
“Hai,” sapa Farel.
“Eh, Rel …. Bikin kaget aja!” ungkap Refa sembari membetulkan posisi duduknya.
Farel yang melihat Refa malah tertawa geli. “Istirahat bareng, yuk!” ajaknya sambil menarik tangan Refa.
Tanpa berpikir panjang lagi, Refa menyahut, “Ayo!”
Setelah membuat kesepakatan, mereka langsung menuju penjual es krim di kantin yang lumayan mengantre.
“Mang, es krim cokelat!” ujar mereka berdua di waktu yang bersamaan.
Menyadari ujaran mereka terlontar bersamaan dengan kalimat yang sama pula, mereka saling menatap.
“Wah, ternyata selera kita sama, ya!” ungkap Farel.
“Iya, haha …” tukas Refa sembari tersenyum.
Sekian menit berlalu, rupanya Farel yang lebih dulu mendapatkan es krim daripada Refa. Ia membayarnya dengan cepat. Dalam kesempatan itu, Farel memanfaatkan idenya yang tiba-tiba muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farel dan Refa
RandomMerangkai mimpi dalam kehidupan memang sudah seharusnya kita lakukan. Walau dalam setiap langkah menggapai mimpi itu sendiri, tak selamanya berjalan sesuai keinginan. Banyak momen yang tak pernah kita bayangkan dan tak pernah kita sangka menghampiri...