Membaik

767 78 138
                                    

~Talk talk cham maldeuri mana
What what heossoriman neureo~

Speaker ponsel Refa yang menggemakan lagu ‘District 9’ milik Stray Kids, menyadarkannya dari alam mimpi.

“Aaa … masih ngantuk,” gerutu Refa.

Refa berusaha mematikan alarm dengan mata yang setengah terbuka.

“Ih, gak mati-mati!” Refa menekan-nekan layar ponselnya.

Terpaksa, Refa berusaha mengubah posisinya menjadi duduk. Sehingga, ia dapat melihat dengan jelas layar ponselnya.

Rupanya, layar ponsel Refa tidak menunjukkan alarm, melainkan panggilan masuk.

“Hah? Farel telepon? Mau apa lagi, dia?”

Refa menyimpan ponsel di sampingnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan kesadaran sepenuhnya.

Refa melirik jam dinding. Pukul 6 lebih 15 menit.

“Ha?! Aaa … aku telat!”

Refa langsung bangkit dan berlari mengambil handuk dan bergegas mandi.

25 menit kemudian.

“Ma, Pa, Kak Reza … Refa berangkat dulu.”

Hening.

“Mama … Papa … Kak Reza?”bRefa mencari kedua orang tua dan kakaknya.

Hening.

Kemudian, terdengar suara langkah kaki seseorang. Refa baru sadar kalau orang tuanya sedang pergi ke rumah saudaranya dan Reza kuliah pagi, pasti kakaknya sudah berangkat sedari tadi.

Refa yang menyadari itu, langsung bergegas keluar rumah, tanpa bicara lagi.

Tap tap tap.

Suara langkah kaki semakin terdengar jelas di telinga Refa, menghentikan langkah Refa menuju pintu keluar.

Refa menengok ke belakang, tidak ada siapa-siapa.

Ih, kok serem, sih? Udah, ah, makin telat nantinya!” gumam Refa.

Seseorang menepuk bahu Refa. “Cari siapa, Dek?”

“Haaa …! Ampun, ampun! Jangan ambil nyawa saya. Ampun, ampun …!” Refa menutup matanya ketakutan.

“Heh! Ini kakak, kamu kenapa?”

Refa membuka matanya, lalu berbalik, dan melihat sosok kakaknya. Refa memegang bahu Reza, lalu menggoyang-goyangkannya, kemudian, menepuk pipinya.

“Ini beneran Kakak?”

“Ih, kenapa sih, Dek? Sadar!”

“Nama Kakak siapa?” ujar Refa.

“Kenapa, sih, Dek? Nama kakak, Reza Malik. Kenapa?”

Refa menarik napasnya lega. “Oh, bener …. Untung …! Eh, bukannya Kakak kuliah?” Refa memundurkan langkahnya untuk berjaga-jaga.

“Gak jadi, dosennya ada urusan. Kamu gak berangkat? Udah jam 6.45, nih. Ayo, kakak anterin,” ajak Reza.

What?! Ayo, Kak, cepetan kalo gitu …! Ayo, Kak!” Refa kembali panik.

“Ya, udah, ayo!” balas Reza.

Mereka keluar rumah dan menaiki motor Reza. Motornya melaju sangat kencang di aspal jalan.

Farel dan RefaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang