Berbagai acara dilalui dengan cepat. Sedari tadi, memang Farel yang paling sibuk. Toh, suruh siapa jadi Ketua OSIS. Refa sesekali memperhatikan Farel di sela kegiatan.
Memang aneh Refa, katanya sudah mau melupakan …. Tapi, sepertinya masih saja berharap. Biasa, perempuan.
Saat Refa asyik memandang Farel yang poninya basah karena keringat, ia tersentak kaget karena Farel menoleh ke belakang dan menatap bingung ke arah Refa.
Buru-buru Refa memalingkan pandangannya. Ketika Farel selesai dengan pekerjaannya, tiba-tiba ia berjalan menuju ke arah Refa. Refa salah tingkah.
Saat hampir dekat, Refa berpikir, “Gak salah kali, ya, aku sapa dia?”
“H–hai, R—” Belum sempat menyapa, rupanya Farel ada keperluan kepada Dea, anak OSIS lain di samping Refa.
Refa makin salah tingkah juga malu. Namun, ternyata Farel mendengar suara Refa.
“Hai, Ref, kenapa?” tanyanya dengan senyuman.
“What? Buat apa, Rel, senyuman itu?” gerutu Refa dalam hati.
“Eh, enggak …. Cuman mau nyapa aja.” Refa memaksakan senyumnya lalu melenggang pergi.
“Ref,” panggil Farel.
Langkah Refa terhenti. Namun, ia tak berani menoleh ke belakang.
“Kamu kebagian marah-marahin kelas 10 bareng aku, nanti malem,” ucapnya.
Refa mengangguk masih pada posisi tadi dan kembali melanjutkan perjalanan.
***
“Put, kamu nanti marah-marahin kelas 10 bareng siapa?” tanya Refa.
“Aku? Sama si Dani, ih … malesin!” rajuk Putri.
“Acieee …. Si Dani, kan, cinta pertama kamu, tuh,” ledek Refa.
“Ih, udah enggak. Ah, kamu mah gitu …. Hmm, kamu sendiri bareng siapa?” tanya Putri balik.
Refa diam sejenak.
“Sama siapa?” ualng Putri.
“Sama Farel.” Refa langsung menunduk.
“Hahaha …. Tuh, kamu sendiri sama cinta pertama kamu. Makanya, jangan ngeledek orang,” balas Putri pada Refa.
“Emangnya kamu orang?” Refa kembali meledek Putri.
“Bukan!” jawab Putri marah. Namun, Refa tertawa melihat itu.
Tiba-tiba datang Dani di antara mereka berdua.
“Hai, Putri Noong,” sapanya sekaligus meledek sambil tertawa.
“Hahaha …. Tuh, Put, dipanggil si sayang,” ledek Refa lagi.
Refa tertawa dan berjalan menuju Dani. “Godain dia aja, terus. Cuman, hati-hati … dia orangnya cepet marah. Tuh, liat … dia juga lagi marah sama aku,” hasut Refa di telinga Dani.
“Siap, Ref!” jawab Dani dengan muka jahilnya. Dani menyetujui hasutan Refa.
Refa melihat wajah Putri yang terlihat sangat malas dan melotot tajam padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farel dan Refa
RandomMerangkai mimpi dalam kehidupan memang sudah seharusnya kita lakukan. Walau dalam setiap langkah menggapai mimpi itu sendiri, tak selamanya berjalan sesuai keinginan. Banyak momen yang tak pernah kita bayangkan dan tak pernah kita sangka menghampiri...