Samuel Di Mana?

934 85 64
                                    

Refa mengetuk pintu kelas, hari ini ia kesiangan. Kepucatan jelas terpampang di wajahnya.

Assalamualaikum.” Refa memasuki kelas yang sudah ramai.

Waalaikumsalam.” jawab semuanya.

Refa mencium tangan Bu Fifi, guru Bahasa Indonesia.

“Maaf, Bu, saya terlambat,” ujar Refa.

Bu Fifi langsung ngegas, “Bisa-bisanya kamu terlambat! Kamu gak lihat sekarang jam berapa?! Kamu ketinggalan satu jam pelajaran!”

Bu Fifi marah-marah, sedangkan Refa hanya bisa menundukkan kepalanya.

Si Vanya yang sering telat juga, gak sampai gini dimarahinnya!kesal Refa di dalam hatinya.

“Malah nunduk! Kenapa telat?” Nada suara Bu Fifi sedikit menurun.

“Ma–maaf, Bu. Tadi kakak saya gak bisa antar, jadi saya naik angkot … dan tadi di jalannya macet, Bu,” terang Refa sejujur-jujurnya.

“Halah … alasan, kamu!”

“Bener, Bu.” Jari Refa membentuk angka dua.

Bu Fifi menghela napasnya berat. “Ya udah, cepat duduk.”

“Makasih, Bu,” lirih Refa.

Semua pandangan mengarah ke arah Refa yang berjalan menuju bangkunya. Setelah sampai, Refa menyadari kalau Samuel tak ada di sana.

“Samuel mana?” tanya Refa kepada Putri saat ia menyimpan tasnya.

“Belum dateng, dia,” jawab Putri.

Loh, dia ke mana, ya? Padahal, kan, sekarang aku mau minta maaf …” gumam Refa.

“Ayo, anak-anak …. Kita lanjutkan pelajaran hari ini.”

***

Sampai akhirnya tiba waktu pulang, ternyata Samuel benar-benar tidak bersekolah.

“Apa aku ke rumahnya aja, ya?” Refa mengangguk-anggukkan kepalanya menyetujui ide dari dirinya sendiri.

Refa akhirnya bergegas menuju rumah Samuel. Namun, Farel memanggilnya, “Refa!”

Refa menoleh. “Eh, Farel … kenapa?”

“Aku mau cerita.” Ia menunjukkan ekspresi sedih.

“Kenapa, Rel?”

“Aku putus sama Astri.”

Refa melongo. “Hah?!”

“Iya, Ref … makanya aku mau cerita.”

Refa bingung apa harus ikut sedih atau justru senang. Namun, hatinya tak bisa berbohong. Ia senang karena Farel sudah tidak ada hubungan lagi dengan Astri.

“Refa, kok malah senyam-senyum, sih?” ucap Farel melambaikan tangannya.

“Eh? Yang sabar, ya, Rel,” tukas Refa kemudian.

“Iya …. Eh, sekarang kamu mau ke mana?”

“Ke rumah Samuel.”

Farel dan RefaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang