Prolog [REVISI]

13.4K 742 90
                                    


Budayakan vote sebelum membaca

*

Seorang gadis berlari terburu di lorong rumah sakit. Rambutnya yang berwarna coklat terang berterbangan menembus angin yang bertiup. Pemilik mata coklat itu membuka pintu sebuah ruangan dengan terburu-buru.

BRAKKK

Nafas gadis itu masih memburu. Ia memegangi ganggang pintunya dengan kuat. Seorang pria muda yang duduk di ruangan itu menatap tidak percaya pada gadis tersebut.

"Kau..." kaget pria  tersebut.

Gadis itu mengatur nafasnya perlahan.
"I'm Aurella. Whats happen to my sister?" tanya gadis yang bernama Aurella itu.

"Your sister?" ulang pria tersebut.

"Arnessa... is... my... twin," jawab Aurella. Pria itu kaget tapi ia berusaha setenang mungkin.

"That's right. You look my face? It's same," lanjut Aurella. Pria itu menatap Aurella.

"Gue tau lu ga boong. Wajah kalian sama. Tapi..." Pria itu menggantung kata-katanya.

"Kenapa lu baru muncul sekarang?" sambungnya.

Aurella tercekat. Ia menunduk. Airmatanya menetes begitu saja. Ia meruntuki dirinya sendiri. Setelah 19 tahun dia baru muncul.

"Where you go when she's sick? Where you go when she needs a friend? Where??" seru pria tersebut. Aurella tertunduk. Airmatanya mengalir deras.

"Now, You looks her! Dia sakit! Dia terluka! Kenapa lu baru datang sekarang dan mengklaim diri lu sendiri sebagai kembarannya?!" Amarah pria tersebut memuncak. Ntah apa yang membuatnya begitu marah melihat kehadiran Aurella disini.

"Sorry. I'm so sorry. Gue bakal ngelakuin apapun demi kesembuhan Arnessa." Aurella masih terisak.

"Get out!" usir pria tersebut dengan kasar. Aurella kaget. Ia memohon-mohon pada pria tersebut agar ia diizinkan menemani Arnessa.

"Arnessa ga butuh kembaran seperti lu. Dia udah cukup menderita. Kehadiran lu cuma bikin dia makin sakit," tutur pria tersebut.

*

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang