5

110K 4.5K 15
                                    

Matahari pagi menyeruak masuk diantara sela gorden yang menutupi jendela kamar memaksa Elena untuk membuka matanya. Perlahan Elena bangun dari tidurnya dan duduk sembari bersandar pada tumpukan bantal dibelakangnya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, menandakan hari ini Elena bisa merasakan nikmatnya tidur dengan waktu yang cukup.

Elena segera mandi dan bersiap untuk menjalani harinya. Sebuah kaus berwarna merah muda dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam menjadi pilihan pakaiannya hari ini. Baru saja Elena membuka pintu kamarnya saat melihat Bibi sedang mengganti bunga yang telah layu didalam vas dengan bunga Lily segar berwarna putih.

"Selamat pagi, Nona." Sapa Bibi dengan senyuman diwajahnya.

"Selamat pagi," jawab Elena.

"Sarapan untukmu sudah saya siapkan di ruang makan, Nona. Tuan Kynnan berpesan kalau saya harus menemani Nona untuk berkeliling dirumah ini."

"Dimana Kynnan?"

"Tuan Kynnan sudah berangkat jam enam pagi tadi, Nona."

"Pagi sekali," Elena memperhatikan sebentar sekeliling rumah ini. "Bibi, apa kau sudah makan? Mau makan denganku?"

"Saya bisa makan nanti setelah pekerjaanku selesai."

"Apa Kynnan yang menyuruhmu seperti itu?"

Bibi menggeleng. "Saya melakukannya karena kemauanku sendiri, Nona. Saya hanya ingin bekerja semaksimal mungkin untuk Tuan Kynnan karena ia sudah membantu saya dimasa-masa sulitku dulu."

"Namun sekarang Kynnan tidak ada di rumah. Kau bisa makan denganku sebelum melanjutkan pekerjaanmu," kata Elena.

"Tidak, Nona. Terimakasih. Sebaiknya kau sarapan sekarang."

Elena menghela napas. "Baiklah. Aku akan berkeliling rumah ini sendiri nanti."

Elena pergi ke ruang makan dan mengambil sepotong roti tawar dan mengoleskannya dengan selai cokelat. Segelas jus jeruk menjadi teman roti tawarnya pagi ini. Sembari menikmati rotinya, Elena sadar bahwa sedari kemarin ia sendirian, tidak ada lagi yang akan merepotkannya. Sekarang ia hanya akan menjadi ratu dirumah Kynnan; tidak melakukan apapun selain bersantai dan melakukan hal menyenangkan lainnya. Ia tidak boleh membantu Bibi meski hanya memasak makanan atau menyapu ruangan. Namun Elena menyadari kalau semua itu bukan kebiasaannya.

Elena menyelesaikan sarapannya dengan cepat agar ia bisa lebih cepat pula berkeliling rumah barunya. Segelas jus jeruk masih berada ditangannya saat ia mulai mengelilingi rumah. Mulai dari rumah bagian depan, ia mengelilingi bagian luar rumah. Elena baru menyadari kalau Kynnan memiliki pekarangan luas yang mengelilingi rumahnya. Warna rumput dan berbagai tanaman lain yang berwarna hijau sangat kontras dengan cat rumah yang berwarna putih bersih, membangkitkan rasa nyaman dan sejuk bagi siapapun yang berada disini.

Pintu besar dihadapannya sekarang merupakan pintu utama dari rumah ini, harum bunga akan menyambut semua orang yang masuk kedalamnya. Interior sederhana menghiasi ruang tamu; sofa dan meja yang berada ditengah ruangan, lampu kristal yang menggantung indah tepat diatasnya, beberapa meja lampu yang diatasnya terdapat vas yang berisi bunga segar, dan beberapa lukisan yang menggantung didinding ruang tamu. Lantai marmer yang digunakan juga membuat suhu ruangan tetap sejuk meski matahari sedang bersinar terang diluar.

Elena jalan menuju lorong panjang tempat kamarnya berada. Disana terdapat tiga pintu; dua disebelah kanan dan satu disebelah kiri. Pintu disebelah kamar Elena adalah kamar Bibi. Elena meyakini kalau pintu disebelah kiri lorong ini merupakan kamar Kynnan, karena terlihat secara kasat mata ukurannya adalah dua kali ruangan kamar Elena. Ia tidak ingin mengira-ngira terlalu lama, Elena memilih untuk kembali melanjutkan kelilingnya.

KylenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang