13

89.3K 3.2K 12
                                    

Kynnan masih terjaga meski malam sudah hampir berakhir. Elena yang berada disebelahnya masih memejamkan mata dengan senyum yang terukir diwajahnya, membuat Kynna ikut tersenyum melihatnya. Entah apa yang sedang berada didalam mimpi Elena hingga ia tersenyum seperti itu.

Perlahan Kynnan membuka selimutnya dan pergi dari tempat tidur. Sengaja Kynnan tidak emnghidupkan lampu apartemen meski ia sekarang sedang duduk disofa ruang tamu. Ia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, dan memejamkan matanya. Ia benar-benar ingin membuat Elena bahagia, namun Kynnan merasa tidak pernah membahagiakannya.

"Kynnan,"

Suara Elena sontak membuat Kynnan membuka mata dan memandangnya.

"E," kata Kynnan seraya bangkit menghampiri Elena. "Kenapa kau bangun?"

"Harusnya aku yang bertanya padamu," kata Elena. "Apa kau bermimpi buruk lagi?"

"Tidak, aku hanya ingin minum."

"Jangan berbohong, Kynnan. Kalau kau ingin minum, kenapa malah duduk disini?" tanya Elena. "Aku tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu saat ini."

Kynnan tersenyum. "Lebih baik sekarang kau kembali tidur. Besok kau harus ikut aku ke kantor, aku ingin semua karyawan tau siapa istriku. Setelahnya, kita bisa pergi ke Balboa Park seperti yang direncanakan."

Kynnan memeluk Elena singkat lalu mendorong pelan tubuh Elena sampai masuk kedalam kamar. Elena menarik selimut sampai hampir menutupi seluruh badannya, sedangkan Kynnan masih duduk di sofa sembari memandangi langit malam San Diego. Kynnan masih belum bisa menceritakan keresahannya pada Elena, meskipun sebenarnya ia ingin.

***

Elena benar-benar penasaran dengan apa yang sebenarnya mengganggu pikiran Kynnan. Bahkan malam tadi Kynnan tidak tidur dan memilih untuk duduk disofa ruang tamu. Apa ini alasannya mengapa ia selalu melarang setiap orang masuk kekamarnya? Apa ini juga alasannya mengapa Elena tidak bisa berada dikamar yang sama selama di Jakarta meski status mereka telah menikah?

Perjanjian itu bisa menjadi alasan kuat mengapa mereka berdua tetap tidur di kamar terpisah meski sudah menikah. Tapi apa orangtuanya tidak tahu kalau Kynnan selalu seperti ini? seperti tidak ada usaha sama sekali untuk membuat Kynnan kembali tidur tenang setiap malamnya.

"Kau sudah siap, gorgeous?" tanya Kynnan sembari memakai jasnya.

Elena mengambil tas dari atas tempat tidur lalu memakainya. "Sudah."

"Ayo."

Kynnan dan Elena turun ke lantai dasar dan mendapati Taylor sudah berdiri disisi mobil yang sudah terparkir didepan lobby apartemen. Mereka berdua duduk di kursi penumpang bagian belakang siap untuk pergi.

Tigapuluh menit kemudian mereka tiba di kantor. Para petugas keamanan sudah siap berdiri didepan lobby untuk menyambut kedatangan Kynnan. Setelah pintu mobil tertutup, Kynnan segera merangkul pinggang Elena erat, seakan ingin memberitahukan kepada dunia bahwa ia adalah istrinya.

Seluruh karyawan yang ada dikantor ini adalah orang Indonesia. Itu bisa terlihat dari wajah dan warna kulit khas Indonesia.

"Semua yang bekerja disini adalah orang Indonesia. Aku tidak ingin ada orang asing yang bekerja diperusahaanku." Kata Kynnan pelan seakan bisa membaca pikiran Elena.

"Pilihan yang baik." Kata Elena.

Ruangan Kynnan berada tepat di sudut kanan lantai dasar. Ruangan yang tidak terlalu besar ini tidak jauh berbeda seperti ruang kerja lainnya. Hanya beberapa tanaman hias yang tumbuh segar yang membuat ruangan ini lebih indah. Ruang kerja Kynnan bersebelahan dengan ruang rapat yang dibatasi oleh sebuah pintu. Suara beberapa orang yang ada di ruang rapat membuat Kynnan terganggu mengingat tidak ada jadwal rapat pagi ini. Elena yang juga penasaran mengikuti Kynnan yang berjalan menuju ruang rapat.

KylenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang