37

70K 2.8K 32
                                    

Sidang pertama perceraian Kynnan dan Elena akan digelar hari ini setelah dua minggu yang lalu Elena menaruh berkas perceraiannya. Elena terus mengusap lembut perutnya. Bayi dalam kandungannya seakan tahu kedua orangtuanya akan berpisah hari ini.

Dengan mengenakan kemeja putih dan rok biru gelap selutut, Elena memasuki ruang sidang dengan tenang. Kynnan yang sudah lebih dulu sampai memberikan senyum khasnya untuk Elena, dan Elena juga membalasnya dengan senyum.

Beberapa saat kemudian persidangan dimulai. Sekitar duapuluh menit sidang berjalan alot karena Elena yang menginginkan perceraian namun tidak dengan Kynnan. Elena tidak menuntut apapun dari Kynnan, namun Kynnan bersedia memberikan semua yang ia miliki untuk Elena agar mereka tidak bercerai. Sampai akhirnya hakim telah memiliki keputusan untuk mereka berdua.

"Mengingat Nyonya Elena saat ini sedang mengandung, maka saya putuskan untuk menunda persidangan sampai Nyonya Elena melahirkan dan telah siap kembali hadir dipersidangan." kata hakim yang memimpin persidangan.

Kynnan menghembuskan napas lega, namun Elena hanya bisa tersenyum pahit. Setelah seluruh peserta sidang mengucapkan terimakasih, hakim pun meninggalkan ruangan.

"Elena, maafkan aku telah mengulur—" Kynnan menghentikan ucapannya saat ia melihat wajah Elena sedikit pucat dan seperti menahan sakit. Kynnan segera bangkit dan menghampiri Elena. "Ada apa?"

"Sepertinya aku mulai kontraksi." Jawab Elena pelan sembari terus mengelus perutnya.

"Kau akan melahirkan, Elena!" Kynnan mulai panik. "K-kita pergi ke dokter keluargaku sekarang!"

"Tidak, Kynnan." Kata Elena. "Lebih baik ke dokter kandunganku saja. Dia yang sudah mengerti tentang keadaanku."

"Baiklah. Kau masih bisa berjalan? Perlu aku gendong?"

Elena menggeleng sebagai jawabannya. Perlahan Kynnan membantu Elena berdiri dan mendampinginya berjalan menuju mobil. Setelah Kynnan memastikan Elena sudah duduk dengan nyaman dan sabuk pengaman telah terpasang dengan sempurna, ia segera menutup pintu dan berlari menuju kursi kemudi dan mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit bersalin.

"Sabar, Elena. Sebentar lagi kita akan sampai." Kata Kynnan sembari terus menatap jalanan dan tangan kirinya mengelus puncak kepala Elena.

"Ini mulai terasa sakit." Kata Elena sembari mengatur napasnya.

Kynnan memindahkan tangannya dari puncak kepala ke perut Elena, namun Elena menarik tangan Kynnan dan mengembalikannya keatas stir mobil. "Aku baik-baik saja, Kynnan. Kau fokus menyetir saja."

"Kau memang wanita hebat, Elena." Kata Kynnan seraya tersenyum. Kynnan tahu Elena menyukai senyumannya.

Rintihan kecil yang keluar dari mulut Elena membuat Kynnan ingin menekan klakson dengan kencang dan menabrak seluruh mobil didepannya. Keadaan jalanan yang macet sangat menguji kesabaran Kynnan. Ingin sekali ia mengamuk seperti biasa, namun kali ini ada seorang wanita disebelahnya yang sedang menahan sakit. Ketenangan dirasa lebih penting sekarang dibanding dengan ledakan emosinya.

Saat mereka sampai di rumah sakit bersalin, Kynnan segera mengambil sebuah kursi roda untuk Elena. Ia tidak ingin Elena makin merasa sakit karena jarak dari tempat parkir ke ruang persalinan cukup jauh. Seorang suster yang melihat kepanikan Kynnan segera membantunya untuk segera membantu Elena untuk memeriksa kandungannya terlebih dahulu di IGD.

"Suster, tapi Elena sudah akan melahirkan!" oceh Kynnan sepanjang perjalanan menuju ruang pemeriksaan.

"Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa keadaan ibu dan janin, tidak bisa langsung dibawa keruang bersalin," jelas suster itu. "Bisa saja ini hanya kontraksi sesaat, Bapak."

KylenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang