25

60.7K 2.3K 3
                                    

Rapat terakhir untuk finalisasi tender telah digelar sejak pagi. Sudah hampir tujuh jam berlangsung dan tetap membuahkan hasil yang sama. Kynnan yang sudah bosan dengan segala taktik Jonathan memilih untuk keluar dan menyetujui apapun keputusan akhir rapat nantinya.

Kynnan membuka pintu ruangan dan menutupnya dengan kasar. Dokumen yang selama ini digunakan untuk diskusi mengenai tender mulai ia bereskan. Begitulah Kynnan, ia akan membereskan semua barang miliknya tanpa dibantu orang lain—alasan sebenarnya adalah karena Kynnan tidak percaya sepenuhnya pada para karyawan. Ia masih takut ada orang yang bisa dengan mudah mencuri data perusahaan meski data tersebut tidak terlalu penting.

Matahari mulai turun dari singgasananya, menyisakan warna jingga dan kuning yang sangat indah. Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan suasana hati Kynnan saat ini; emosinya meninggi dan tidak ada keindahan yang terpancar dari dirinya. segera Kynnan mengambil kunci mobil yang tergeletak diatas meja dan meninggalkan ruang kerjanya.

"Jika rapat sudah selesai, tolong bilang dengan Papa kalau saya sedang ada urusan diluar." Kata Kynnan berpesan pada sekretarisnya.

"Baik, Pak."

Beberapa karyawan yang melihat Kynnan berjalan lebih cepat dari biasanya membuat mereka semua segera menyingkir membuka jalan untuknya. Seorang petugas keamanan dengan sigap membukakan pintuk untuk Kynnan sesaat setelah ia membuka kunci mobilnya.

"Bisakah kalian menyetir lebih cepat?!" Oceh Kynnan sembari terus membunyikan klakson mobilnya.

Suasana sore dijalanan San Diego memang selalu penuh dengan kendaraan, seluruh pengendara akan diuji tingkat kesabarannya. Tidak terkecuali Kynnan. Namun bukan Kynnan namanya jika tidak mudah tersulut emosinya hanya karena hal kecil.

Emosi Kynnan yang sore ini tepat berada dipuncak mampu mengubah tujuan semulanya menjadi menuju kantor Smith Corporation. Ia sudah muak dengan soal tender ini. Entah Smith Corporation memang sengaja mengulur waktu untuk mempermainkan perusahaan keluarga Kynnan atau karena mereka ingin menang telak seratus persen dari perusahaannya.

Sesampainya Kynnan di kantor Smith Corporation, ia memarkirkan mobilnya sembarang dan langsung masuk tanpa memperdulikan teguran petugas keamanan disana.

"Dimana Austin?" tanya Kynnan saat ia sampai dimeja depan Smith Corporation.

"Maaf, apakah Bapak sudah—"

"Saya butuh jawaban, bukan pertanyaan."

"B-baik. Mari ikuti saya," Aura Kynnan yang terasa sangat mengintimidasi membuat karyawan yang berjaga dimeja depan segera mengantarkan Kynnan kedepan ruang kerja—yang sepertinya—milik Austin. "Silakan."

Karyawan wanita itu segera pergi meninggalkan Kynnan sesaat setelah ia mengantarkannya. Kini Kynnan sendiri, berdiri didepan ruangan milik Austin. Tanpa mengetuk, ia masuk dan mendapati Austin yang sedang berdiri didepan etalase yang penuh dengan dokumen dengan sebuah laporan ditangannya.

"Kynnan, kau—"

"Maaf jika aku masuk tanpa seizinmu, Bapak Austin Sebastien." Sergah Kynnan memotong ucapan Austin.

"Tidak apa," kata Austin lalu menutup laporan yang sedang ia baca. "Silakan duduk, Kynnan."

Kynnan memilih untuk tetap berdiri diposisinya sembari kedua tangan berada pada saku celananya. "Sebenarnya apa rencanamu?"

Austin yang hendak duduk segera mengurungkan niatnya etelah mendengar pertanyaan Kynnan. "Apa maksudmu?"

"Sudahlah, jangan bersembunyi dibalik kepolosanmu lagi, Austin!"

Rasa lelah yang Kynnan rasakan ditambah lagi seluruh masalah yang semakin bertambah setiap hari membuatnya tidak bisa menahan emosinya lagi meskipun sebentar. Ia sudah maju beberapa langkah hingga posisinya kini sudah berhadapan dengan Austin. Wajah Kynnan yang menunjukkan kemarahan berbanding terbalik dengan raut wajah Austin yang sangat tenang saat menanggapinya.

KylenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang